22. Akhir dari Pertualangan

54 6 0
                                    

Ditengah keheningan malam, ke-tujuh tokoh utama cerita ini berkumpul membentuk lingkaran di dalam hutan yang tak jauh dari lokasi mereka.
Chenle terlihat masih mengantuk dan menggosok keras matanya.

"Sst," Haechan memulai percakapan. Ia memandang teman-teman dengan mata bulatnya, "Hya Chenle ah, kau serius mau jadi raja?"

Chenle yang mendengar namanya menjadi bahan pembicaraan menatap Haechan yang berdiri di seberangnya. "Hmm?"

"Hya, yang benar saja! Kita harus 'kembali'!" Desah Haechan yang takut suaranya terdengar keras.

Jaemin terlihat menghela nafas. "Ah iya...aku lupa kita bukan dari dunia ini.."

"Benar, semua terasa seperti nyata," Sahut Jeno yang hampir lupa bahwa ia hanya merupakan seseorang yang memerankan suatu tokoh.

"Kalau kita kembali..." Renjun ikut bersuara. "Kita harus ke ruang latihan lagi, latihan dance lagi, rekaman, ke studio musik..."

"Hya-hya, kenapa kau jadi mengeluhkan hal itu?" Senggol Mark pada Renjun di sampingnya. "Bukankah menjadi Idol sudah menjadi impianmu dari dulu?"

Renjun mengangguk, perkataan Mark ada benarnya. Perasaan senang menjadi ninja yang dipercaya suatu khalayak besar telah membuatnya berada di atas awan.

"Hyung, kau harus bilang pada nuna-mu," saran Jisung.

Chenle mengeryitkan dahinya. "Mulai dari mana? Apa dia akan percaya kalau kita bukan dari 'dunia' mereka?"

KRSSSKKK..

Renjun mendengar suara berisik di balik semak-semak. Ia menempelkan jari telunjuknya pada mulutnya agar teman-temannya tidak melanjutkan pembicaraan.

"Siapa itu!" Seru Renjun.

Tak disangka Lin-lin pun muncul dari balik semak-semak. "Oops," Ia berdiri sempurna dan sedikit melontarkan senyuman. "Anda memang ninja yang hebat," pujinya.

"Nuna?" Chenle melihat Lin-lin berjalan mendekat. "Se...sejak kapan?"

"Kalian sedang apa?" Tanya Lin-lin penasaran. "Jauh sekali kalau berbicara," ucapnya sambil menatap sekeliling hutan yang gelap gulita.

"Pangeran Chenle ingin bicara sesuatu," kata Haechan.

"Hyuung.." Chenle menggeleng pelan kepalanya.

"Hmm? Apa itu?"

"Mmm...nuna... emm.. itu.."

Lin-lin masih terdiam. Dia tidak mendesak adiknya untuk segera berbicara.
"Chenle tidak mau menjadi raja katanya," celetuk Jaemin diakhiri dengan senyuman jahilnya.

"Hyung!" Seru Chenle menginjak keras kaki Jaemin.

"Aw!!"

"Hyuung..." Jisung yang juga berdiri di samping Jaemin memukul paha Jaemin. "Ini sedang serius,"

"Tu..tuan Putri?" Mark sedari tadi mengamati ekspresi Lin-lin, mendengar ucapan Jaemin, Lin-lin terlihat terdiam dan menghela nafas serta memaksakan senyumnya.

"Kau...akan pergi?" Tebak Lin-lin menatap adiknya.

"Omo. Tuan Putri tahu?" Sela Jaemin kaget.

Lin-lin akhirnya tertawa melihat tingkah laku Jaemin. "Oh ayolah, aku pernah bersama kalian dalam waktu yang cukup lama," ucapnya bagai mengingatkan bahwa Lin-lin pernah menjadi sosok gadis kecil yang selalu mengikuti kemana mereka berada. "Yah..aku tidak tahu pasti, tapi sepertinya kalian seorang petualang. Apa aku benar?"

"Ya. Bisa dibilang begitu," Angguk Jeno yang berdiri di sebelah Mark. Seluruh temannya pun mengangguk mengiyakan jawaban Jeno. "sebenarnya kami..."

Mark menghentikan Jeno yang masih ingin berbicara, Mark memegang tangan Jeno agar ia diam. "Kalau dijelaskan, akan semakin rumit," bisik Mark pelan kepada Jeno.

[END] The Story Untold: READY OR NOT [NCT DREAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang