Setelah acara selesai, semua peserta saling berpamitan untuk pulang ke daerah masing-masing. Banyak diantara mereka yang akhirnya berkenalan dan saling bertukar barang kenangan. Samuel yang takut diincar oleh gadis-gadis seperti saat di penginapan pun berniat pulang secara diam-diam. Repot ya jadi orang gantenf, hihi.
Dipakainya lagi tudung dan pakaian sederhana untuk menyamarkan penampilan. Ia juga memutuskan untuk mengudara di tempat yang sepi nan jauh dari keramaian.
(Tunggu dulu, bukankah Chriso Macairi akan terlihat mencolok? Tentu tidak karena Sam punya mantra untuk menyimpan tombak pusaka itu dalam dimensi sihirnya).
Tapi baru saja membuka sayap, ada seseorang yang memanggilnya..
"Hey Sam.."
"?!?!" suara yang tidak asing.
Erie, yang akhirnya memanggil Sam dengan nama, bukan lagi dengan julukan. Gak pakai Yang mulia sih, tapi malah bagus begitu, pikirnya.
"Benar 'kan, aku selalu mengenali sayap itu.. sayap akrobatik dengan noda lurus bekas latihan metode Wingspan.."
Sam tidak menjawab sepatah kata pun. Antara Ia bingung kenapa Erie tiba-tiba memanggil namanya dan.. noda lurus bekas latihan?? Maksudnya?? Sam ingin mengecek sendiri punggung sayapnya tapi jelas saja ia tidak bisa.
"Ehm.. kau sudah mau pulang ke Kteno Diasti ya.." agak canggung, Erie menggaruk kepalanya.
"Eh.. yaa.. tentu saja.. mau kemana lagi?" jawab Samuel datar. Ia penasaran kenapa Erie yang sebelumnya kasar dan membencinya kini menjadi sangat ramah.
"Begini.. aku.. aku mau minta maaf karena sudah membencimu tanpa alasan.. aku bahkan sempat menyakitimu dengan julukan yang jelas kau tak suka.. selama ini kukira kau seperti seorang 'bangsawan' pada umumnya. Besar kepala, tak mau repot, atau suka mengintimidasi orang lain. Ternyata aku salah.. kau juga memiliki tekad dan keinginanmu sendiri.."
Aku gak salah dengar nih?
".. kalau boleh aku bercerita, beberapa kerabatku ada yang menjabat sebagai petinggi Asteria. Entah kau mengenal mereka atau tidak.. tapi dikala momen kami berkumpul bersama, omongan mereka terkadang pedas dan merendahkan kami yang dari sisi keluarga lain. Padahal 'kan kita sama-sama terlahir dari sayap-sayap Yang mulia Nelchael..
Tapi kau berbeda..
.. Kau dengan berani datang kemari sendirian, bergabung dengan puluhan peserta lain, bahkan memilih untuk tidur di kamar dengan pelayanan biasa selama di penginapan.. aku benar-benar minta maaf.. ya, aku salah menilaimu.. kau seorang Celestial yang kuat dan tangguh karena belajar dan berlatih.. sama seperti kami semua.." Erie yang tubuhnya lebih tinggi dari Sam menunduk agar bisa menatap wajah adik kelasnya.
Meski tidak segera membalas, dari kata-katanya Sam bisa merasakan bahwa permintaan maaf Erie tulus. Ia hanya melangkah mendekati kakak kelasnya itu. Erie mengira Sam akan meluapkan emosi yang Ia tahan selama ini.. seperti dulu saat akhirnya sebuah pukulan melayang dari kepalan tangannya. Erie yang bersiap dengan ledakan emosi itu lalu menutup kedua matanya. Namun...
"Ini.. terimalah.. ini debu angkasa yang aku dapatkan saat ujian mendaki langit tadi.." Sam mengambil tangan kanan Erie menyerahkan sebongkah kerikil, debu angkasa yang sebelumnya terapung-apung di lapisan tanpa gravitasi yang terhubung dengan ruang semesta.
".. suatu hari nanti, begitu kau terbang menggapai angkasa luar sepertiku tadi, ambillah debu angkasamu sendiri.. dan kembalikan ini padaku.." sambungnya. Erie menerima kerikil itu, kerikil yang Sam berikan sebagai pertanda bahwa mereka bukanlah musuh.
"meski sempat tersinggung, tapi sejak awal aku tak pernah benar-benar membencimu.. aku sudah terbiasa mendapat pujian berlebihan atau prasangka yang bahkan lebih buruk, jadi tidak apa.. terima kasih sudah menjadi salah seorang yang menghargaiku.. kau juga seorang Celestial yang tak kalah hebat dari peserta-peserta lain.." kata-kata Sam diakhiri dengan senyuman manisnya.
Erie yang tersentuh oleh jawaban itu pun memeluknya. Merasa lega karena tak ada lagi beban di hati. Kini perasaan damai telah mengisi keduanya.
Sore itu, Sam lebih memilih untuk terbang sendiri dibandingkan ikut kereta kencana kerajaan bersama kedua orang tuanya. Ia sangat menikmati pemandangan luasnya Asteria serta langit selatan yang menghampar ketika kedua sayapnya terbentang dan meluncur bersama angin.
Beberapa Pegasus terbang melintas di dekatnya. Dengan senang hati ia ikut terbang ditengah kuda-kuda suci itu, melayang di udara dengan sejuknya angin yang berhembus melalui tiap bulu sayap mereka. Momen penuh ketenangan itulah yang membuat sang putra mahkota Asteria merasa hidup dan dicintai oleh angin.
Negeri tempat klannya terlahir, negeri dimana rakyatnya melangsungkan kehidupan, negeri yang mana saat ini ialah pemimpinnya. Tak peduli bila harus kehabisan Magia dan pulang dengan luka di sekujur badan. Samuel akan mempertaruhkan segenap kekuatannya demi melindungi Asteria.Samuel Hwang, Ruler of Asteria. The Sky; the One who Protect, The One who Loved by the Wind.
STRAY KIDS - Enn Vassili |GO! : the Wings that Protect
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Kids - ENN VASSILI | GO!: the Wings that Protect
FantasyNegeri tempat klannya terlahir, negeri dimana rakyatnya melangsungkan kehidupan, negeri yang mana saat ini ialah pemimpinnya. Tak peduli bila harus kehabisan Magia dan pulang dengan luka di sekujur badan. Samuel akan mempertaruhkan segenap kekuatann...