chapter 10; let the battle begin-Jimin

987 50 16
                                    

~Akira POV~

Ok, sampai di sini, aku mulai gila.

Bagaimana tidak? Taehyung kemarin menciumku! Yah, meskipun hanya di kening dan bukan di bagian yang seharusnya. Tapi tetap saja aku tidak terima, bisa-bisanya dia mencium keningku tanpa seizinku. Tapi kalau pun dia minta izin, aku tidak akan mengizinkannya.

Hampir setiap malam aku tidak bisa tidur gara-gara memikirkan mereka. Huh, apa spesialnya, sih, mereka itu sampai-sampai aku terus memikirkannya? Padahal tidak ada yang spesial dari diri mereka kecuali mengganggu hidupku.

Sebenarnya, ada satu hal yang terus menghantui pikiranku dan membuatku bertanya-tanya. Apa yang mereka rencankan? Maksudku, soal pergi berkencan itu. Kenapa Jungkook dan Taehyung menghampiriku dan mengajakku berkencan? Apakah nanti selain Jungkook dan Taehyung, yang lain juga akan mengajakku berkencan? Satu persatu?

Apa mereka melakukan ini supaya aku bisa memaafkan mereka? Kalau memang itu tujuan mereka, sampai kapan pun, aku tidak akan memaafkan mereka karena telah mengganggu hidupku!

~~~

Masuk, tidak, masuk, tidak, masuk...

Aku terus memikirkan itu sampai-sampai aku tidak sadar kalau susu yang kutuang ke gelas sudah penuh, bahkan sudah tumpah dari gelas. Mirai yang berada di meja makan saat itu juga, memberitahuku.

"oi, Aki-chan. Susunya tumpah, tuh!" teriaknya memperingatiku. Aku yang tersadar pun segera berhenti menuangkan susu dan menaruh susu itu di meja.

"o-oh, ya ampun!" ujarku ketika sadar lalu segera mengambil lap di dapur dan kembali ke meja makan untuk membersihkan tumpahan susu tadi.

Mirai yang melihatku sejak tadi hanya menggelengkan kepalanya dan berdecak, "Akira, Akira. Sebenarnya apa yang terjadi denganmu? Kenapa belakangan ini kau suka melamun?" katanya.

Aku yang sibuk membersihkan meja hanya diam, tidak menjawab pertanyaannya lalu kembali ke dapur untuk memeras lap agar bisa di pakai kembali dan kembali ke meja, "tidak, aku tidak melamun, kok..." ucapku pelan sambil membersihkan tumpahan susu itu.

Mirai menghela nafas. Dia menatapku dengan tajam seolah-olah aku berbohong, padahal aku memang berbohong.

"apa kau tahu Aki-chan? Akhir-akhir ini kulihat, kau tidak pernah datang lagi ke restourant untuk membantuku,"

GLEK

Tanganku berhenti seketika dari aktivitasku mengelap tumpahan susu, begitu juga tubuhku yang langsung membeku di tempat.

"di tambah lagi, kau selalu pulang malam. Apa di sekolah ada pelajaran tambahan?"

GLEK (untuk yang kedua kalinya)

"atau jangan-jangan... kau berkencan dengan ketujuh pria itu?"

BUNUHLAH HAYATI DI RAWA-RAWA SEKARANG JUGA!!!

Entah mengapa, setiap kata-kata yang keluar dari mulut Mirai, rasanya seperti ada batu besar jatuh tepat di kepalaku berkali-kali . Seluruh tubuhku rasanya dingin dan pikiranku kosong, tidak tahu ingin menjawab apa.

Ini salahku karena tidak menceritakan kepada Mirai yang sebenarnya, terutama oba-san. Sejak kejadian di minimart itu, aku tidak pernah menceritakan apa-apa lagi kepada Mirai. Aku tidak ingin mereka ikut campur urusanku atau pun mengetahui yang sebenarnya.

Mirai masih menungguku untuk menjawab pertanyaannya. Ugh, bagaimana ini? Cepat atau lambat, aku pasti ketahuan jika tidak menceritakannya pada mereka. Yah, mungkin bagi kalian masalah ini bukanlah masalah yang besar. Tapi bagiku, masalah ini sangatlah besar!

Miss RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang