chapter 02; do not interfere, or you'll get trouble!

1K 49 3
                                    

~Akira POV~

KRIIIINGG

"eeng~ sudah pagi, ya?" erangku sambil berusaha membuka mata.

Aku melihat ke jam wekerku, "setengah tujuh? Berarti aku masih punya waktu untuk bikin bekal, donk?"

Aku mematikan jam wekerku dan bangkit dari kasur lipatku. Setelah melipat dan menaruh kasur, aku segera pergi mandi dan memakai seragam. Selesai berpakaian, aku turun ke bawah menuju dapur untuk membuat bekal, kulihat bu Yukiko sedang menyiapkan sarapan.

"oh? Akira? kau sudah bangun? ingin membuat bekal, ya?" tanya bu Yukiko sambil tengah memasak telur dadar,

Aku hanya mengangguk, "hai, oba-san. Kebetulan aku bangun pagi,"

"baiklah, ibu akan membantumu. kau ingin bekal apa?"

"hmm, bento yang sederhana saja," jawabku sambil membuka kulkas dan mengambil bahan-bahan untuk membuat bento.

Jujur saja, sebenarnya aku malu mengungkapkannya, tetapi aku suka sekali yang namanya memasak, apalagi membuat bekal. Yah, masakan sederhana untuk pengganjal perut saja jika di rumah tidak ada yang memasak. tapi malah jadi keterusan dan akhirnya aku jadi hobby masak.

Heh, hobby sama penampilan orangnya Beda jauh, ya?

Aku mengambil celemek yang tergantung di dekat dapur dan memakainya, setelah itu aku mulai memasak. Karena bu Yukiko seorang koki, sudah pasti di kulkasnya selalu tersedia banyak bahan masakan sehingga aku bisa membuat bento yang kuinginkan.

Karena bu Yukiko membantuku, bento yang kubuat jadi cepat selesai dan aku jadi bisa membuatkannya untuk Mirai juga.

"selesai," ujarku setelah selesai menghias bekal,

"wah, Akira memang hebat seperti biasa," puji bu Yukiko sambil tepuk tangan,

"ah, biasa saja," ucapku tersipu malu, "lagipula, oba-san 'kan membantuku, jadi pasti rasanya lebih enak,"

"ah, tidak juga Akira. ibu hanya membantu yang gampang-gampang saja,"

"hehe, arigatou, oba-san," ucapku sambil tersenyum manis padanya.

Bu Yukiko membalasku dengan senyum, lalu ia berteriak, "Mirai! Sudah hampir jam delapan! Mau sampai kapan kau tidur?!"

"iya, bu! Aku sudah bangun!" teriak Mirai dari lantai atas di kamarnya.

aku hanya menggelengkan kepala dan melepas celemekku untuk segera sarapan. Selesai sarapan, aku mengambil tas dan bekalku, lalu memakai sepatu, "aku berangkat dulu, ya," pamitku kepada bu Yukiko dan Mirai, "hati-hati sayang," ujar bu Yukiko, "huwaaa! Tunggu Aki-chan!" rengek Mirai sambil cepat-cepat menghabiskan sarapannya. Tetapi Aku tidak menghiraukannya dan langsung beranjak pergi.

Setelah naik bus dan berjalan kaki beberapa menit, akhirnya aku sampai di sekolah. seperti biasa, sekolah nampak sangat seram dengan murid-murid yang menyebalkan. Tidak ada yang berubah di sekolah ini.

Selesai mengganti sepatuku, aku segera masuk ke dalam kelas dan duduk tenang di sana. Tetapi tidak lama, semua murid-murid di kelasku mulai berhamburan melihat ke luar jendala dan mereka berteriak histeris tidak jelas sambil memotret-motret dengan ponsel mereka (itu, sih yang perempuan. Yang laki-laki Cuma diem, doank). tingkah mereka seperti sedang bertemu idola. Aku pun tidak menghiraukannya dan tetap duduk manis.

Setelah mereka melihat ke luar jendela, mereka segera berhamburan keluar kelas dan berkerumunan di dinding koridor sehingga di tengah-tengah koridor itu seperti membentuk jalur kosong untuk di lewati.

Aku benar-benar bingung dengan apa yang terjadi. Tidak biasanya semua murid-murid ah, tidak. Seluruh murid-murid di kelas lantai satu berhamburan keluar dan memenuhi seluruh lantai satu.

Miss RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang