chapter 07; let's make a 'battle'!

922 46 11
                                    

Sudah 3 hari sejak kejadian itu dan Akira sudah tidak pernah lagi datang ke gudang untuk membersihkannya. Bahkan ia sudah tidak pernah bertemu lagi dengan ke tujuh pria itu, baik saat berangkat, istirahat, atau pun pulang sekolah, tujuh pria itu sama sekali tidak menampakkan batang hidung mereka di kehidupan Akira lagi.

Semua berjalan seperti biasa kembali dan normal tanpa ada masalah, kecuali satu hal,

~Akira POV~

Yah, meskipun urusanku dengan tujuh pria rendahan itu sudah selesai, tetap saja kesialanku tidak pernah berhenti berdatangan dan terus menghantuiku.

Gosip tentang hubunganku dengan mereka masih saja menjadi topik panas di sekolah dan ada saja yang mengusiliku beberapa kali.

Tentu saja, kuanggap hal itu sudah biasa. Aku sudah tahu hal seperti ini pasti akan terjadi padaku cepat atau lambat.

tapi yang lebih menyebalkan, tujuh pria brengsek itu tidak meminta maaf padaku!

Apa mereka bahkan tidak menyadari hasil perbuatan mereka itu membuatku menderita?

Hu-uh, emang dasar pria brengsek, aku benci pada mereka semua, aku benci! Aku harap mereka semua sekalian saja menghilang dari muka bumi ini!

~~~

Pulang sekolah, aku segera pergi ke minimarket yang aku kunjungi tempo hari lalu bersama Mirai, Tempat di mana Bangtan Boys mencegatku dan menangkap basah 'pesona' ku.

Yah, bukan berarti aku akan berharap mereka akan datang lagi dan mencegatku, aku hanya ingin mengobrol santai bersama Mirai di sana.

Meskipun feelnya nanti akan berbeda karena tempat itu sudah membuat sejarah yang amat sangat pahit dan tidak ingin kuingat lagi, aku tidak peduli. Karena tempat itu satu-satunya tempat ternyaman untukku mengobrol bersama Mirai.

Sampai di sana, aku membeli potato chips dan teh, lalu mengambil tempat untukku dan Mirai bisa mengobrol santai. Aku pun menaruh potato chips di meja dan membuka tutup botol teh lalu meminumnya.

Tidak butuh waktu lama, Mirai akhirnya datang dan seperti biasa, dia mengagetkanku.

"sekali lagi kau lakukan itu, tamat riwayatmu," aku memberi tanda leher di hadapannya. Mirai tersenyum kikuk dan menganggukkan kepalanya, "baiklah, baiklah. Aku mengerti," Mirai pun mengambil tempat duduk dan memakan potato chipsku.

"jadi, ada masalah apa lagi? kita 'kan bisa membicarakannya di rumah kalau memang percakapan ini serius," ujar Mirai mengunyah potato chpis.

Aku menggelengkan kepala dan memandang meja dengan lesu, "aku tidak mau. Lagipula entah mengapa aku ingin kita mengobrol di sini..." ujarku lemah.

Mirai menganggukkan kepala seolah dia mengerti dengan yang kumaksud, "baiklah..." ucapnya singkat.

Aku menghela nafas dengan masih menatap meja, "kau tahu, aku tidak pernah berkomunikasi lagi dengan mereka bahkan bertemu dengan mereka saja tidak pernah," ceritaku, yah, tentu saja aku senang karena akhirnya hidupku kembali normal, meski gosip masih saja jadi perbincangan di sekolah dan para gadis tetap menjahiliku karena hubunganku dengan mereka, aku menganggapnya itu biasa, jelasku pada Mirai,

"hei! Mereka menjahilimu itu bukan biasa!" teriak Mirai tidak setuju denganku,

"tapi, ada satu hal yang membuatku terus gelisah, aku sendiri tidak tahu apa itu, aku merasa sesuatu yang sangat berharga hilang dari kehidupanku," ujarku.

Mirai mengangkat sebelah alisnya, "hmm? Benarkah? Apa itu?" tanyanya sambil mengunyah potato chipsku.

Aku menggeleng, "entahlah, aku sendiri masih belum menemukan jawabannya," ucapku sedikit kecewa dan semakin menundukkan kepalaku.

Miss RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang