side story; boys in school

708 36 0
                                    

Note: 

konichiwa, mina! 

hehe, ini author bikin mini story alias side story. Jadi cerita sampingan ini Cuma menceritakan sesuatu yang tidak bisa diceritakan di cerita inti. tetap berhubungan tapi bukan bagian dari cerita inti, jadi cerita ini one shoot.

Ok, deh. Happy reading, readers!

Di sebuah apartemen di daerah Shinjuku, tinggallah tujuh pria yang dikenal dengan nama 'Bangtan Boys' , atau singkatannya BTS. Meskipun mereka baru tiga bulan tinggal di sana, mereka cukup akrab dengan para tetangga dan penghuni di apartemen itu.

Leader mereka, Kim Namjoon, atau nama terkenalnya Rap Monster, saat itu sedang berada di Cafe dekat apartemennya, menulis lagu untuk kompetisi 'rap and dance underground' .

Saat itu ia sedang sendirian di Cafe, tetapi tidak lama seseorang menghampirinya dan menyapanya, "oh? Apakah itu kau Namjoon-san? Konichiwa!"

Namjoon sedikit terkejut dan melihat siapa yang menyapanya, ternyata itu tante tetangga yang tinggal di sebelah apartemennya. Dengan ramah, Namjoon tersenyum kepadanya, "ah, Konichiwa, oba-san,"

Tante itu tersenyum, "bolehkah aku bergabung denganmu?" ujarnya. Namjoon mempersilahkan tante itu duduk bersamanya, "tentu saja oba-san, silahkan duduk," ucapnya.

Ia pun duduk dan menaruh dua cappucino di meja, "ini untukmu satu," ia memberikan satu lagi cappucino miliknya kepada Namjoon. Namjoon menerimanya dan membungkuk kecil, "arigatou, oba-san," ia pun meminum cappucino itu.

"bahasa Jepangmu semakin lama, semakin mahir saja. Apakah kau mengalami kesulitan ketika berbincang dengan orang Jepang lainnya?" tanyanya sambil meminum cappucino. Namjoon menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "sampai saat ini sepertinya tidak. Terima kasih karena anda sudah mau repot-repot meluangkan waktu untuk mengajarkan kami," Namjoon kembali membungkuk. Tante itu tersenyum, "syukurlah kalau begitu," ucapnya senang,

"ngomong-ngomong, kau sedang apa?" ia melirik ke buku Namjoon yang penuh dengan coretan. Namjoon melihat ke arah lirikan mata tante itu, "ah, ini. Aku sedang mencoba membuat lagu untuk kami nyanyikan nanti di kompetisi mendatang," jelasnya.

"benarkah? Apakah lagu itu sudah selesai?" tanyanya lagi. Namjoon menggelengkan kepalanya dan terlihat jelas ia murung, "belum, kami belum mendapatkan lagu yang pas untuk kompetisi nanti," ujarnya lemah.

Tante itu sedikit kecewa dan menganggukkan kepalanya, "oh, begitu. sayang sekali..." ujarnya lemah dan kembali meminum cappucinonya. Lalu tante itu teringat sesuatu dan ia sedikit mendekat pada Namjoon, "eng, Namjoon-san. Ada yang ingin aku bicarakan padamu,"

Namjoon mengangkat wajahnya, "ya, ada apa, oba-san?" tanyanya penasaran,

"begini, mengenai statusmu..."

"huh?"

tante itu menggeleng, "bukan, bukan maksudku status yang itu!" ujarnya cepat sebelum Namjoon berpikir yang tidak-tidak, "maksudku, mengenai status sekolahmu..."

Namjoon mengangkat sebelah alisnya, "status sekolah? Memangnya ada apa dengan status sekolahku?" tanyanya penasaran.

"bukan hanya kau, tetapi semua teman-temanmu," katanya, "begini. waktu itu tante sedang berkumpul bersama dengan tetangga-tetangga yang ada di apartemen. Ketika kami semua sedang mengobrol, salah seorang bertanya kepada tante tentang kalian. Ia bertanya kalian sekolah di mana dan tante sangat bingung ingin menjawab apa. sepertinya banyak tetangga-tetangga di apartemen kita yang tidak tahu mengenai kalian lebih lanjut, bahkan tentang sekolah kalian," jelas sang tante panjang lebar.

Namjoon sedikit terkejut mendengar cerita tante itu, tetapi ia hanya berucap singkat, "bukankah kami semua sudah lulus...?" ujarnya,

"ya, Tapi kalian semua tinggal tanpa pengawas dan aku khawatir tetangga-tetangga akan mencurigai kalian, jadi sebaiknya kalian membuat cerita bohong saja kalau kalian datang ke Jepang untuk pindah sekolah," ujar tante itu memberi usul.

Namjoon mendelik dan menggelengkan kepalanya, "t-tapi, oba-san!"

"aku tahu kalian datang ke sini dengan maksud karena ingin mengikuti kompetisi 'rap and dance underground' yang diadakan di Jepang. Tapi untuk menjaga rahasia kalian sebaiknya kalian berbohong saja. Sisanya kalian bisa serahkan padaku. Kalian belum menceritakan maksud kedatangan kalian pada orang lain 'kan?" ujarnya menghentikan kata-kata Namjoon.

Namjoon tidak percaya dengan apa yang diucapkan tante itu. Tapi perkataannya itu ada benarnya. Mereka semua tinggal di Jepang tanpa seorang pengawas atau pun orang tua. Sudah pasti para tetangga akan mencurigai mereka.

Ia pun menghela nafas, "kami akan pikirkan dulu baik-baik..."

~~~

Namjoon berlari menyusuri lorong apartemen dan masuk ke dalam apartemennya. Ia membanting pintu dengan cukup kencang hingga penghuni di apartemen itu terlonjak kaget dibuatnya, "ya! Kim Namjoon! Jangan kau buat pintu itu rusak setelah kau merusak pintu kamar mandi!" teriak Yoongi dari ruang tamu.

Namjoon tidak peduli dengan perkataan hyungnya dan mengguncang-guncang tubuh Yoongi dengan kencang, "hyung, hyung! Dengarkan ceritaku!" ujarnya panik.

"ya! Kalau kau terus mengguncangku seperti bagaimana aku bisa mendengarkan ceritamu?!" teriaknya berusaha menahan mual karena guncangan yang cukup kencang dari Namjoon,

"oh, mianhe, hyung!" Namjoon melepas tangannya dari Yoongi. Yoongi terbatuk-batuk, "hah, kau ini. Ada apa?" tanyanya kebingungan.

Namjoon pun menceritakannya kepada Yoongi tentang pertemuannya dengan tante itu di cafe dan mengenai status sekolah yang tante itu ceritakan. Yoongi mengangguk paham, "hmm, jadi bagitu..." ucapnya.

Ia pun berpikir cukup lama dan akhirnya menyetujuinya, "yah, mau bagaimana lagi. Lagipula kita akan tinggal lama di sini, sebaiknya kita menjaga rahasia," ujarnya,

"tapi... kita harus sekolah di mana, hyung? Kau tahu 'kan? Umur kita..." Namjoon menghentikan kata-katanya.

Yoongi memutar bola matanya, "aku tahu. Mana ada sekolah yang mau menerima umur di atas dua puluh tahun? Kalau pun ada, sekolah itu pasti sudah gila,"

"ada, kok," ujar Jin dari balik dapur,

"GILA!!" teriak Yoongi dan Namjoon bersamaan sambil menganga lebar,

"huh? Kalian tidak percaya?" Jin melirik ke arah mereka berdua yang penuh dengan keterkejutan. Ia pun keluar dari dapur dan pergi ke kamarnya lalu kembali lagi dengan membawa sebuah brosur yang cukup besar, "ini brosur sekolah itu. Sekolahnya sedikit terpencil dari sini, tapi sekolah itu menerima murid-murid dengan berbagai masalah," jelasnya sambil menyodorkannya kepada dua pria itu.

Mereka berdua mengambil brosur itu, "kau pasti bercanda..." ujar Yoongi gemetaran,

"dari mana hyung dapat brosur ini?" tanya Namjoon penasaran,

"waktu aku lagi pergi membeli bahan-bahan untuk makan malam," ujarnya singkat. Namjoon menggelengkan kepalanya masih tidak percaya dengan apa yang di katakan Jin.

Yoongi pun bangkit dari sofanya dan mengangkat brosur itu tinggi-tinggi, "baiklah, kita akan sekolah di sini mulai minggu depan!"

~END~

Miss RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang