Painful Fate

51 9 0
                                    

"Doyoung, jam istirahat nanti ketemu pak guru sebentar ya"

"Baik pak"

Pasti pak gurunya mau menanyakan tentang biaya kuliahnya. Dia ketika ini sangatlah buntu mau mengatakan alasan apa pada gurunya.

Jam Istirahat

"Pak guru ada apa panggil saya kesini"

"Saya memanggil kamu kesini kerna mau bicarain tentang biaya kuliah kamu"

"Hmm kalau soal itu, saya masih enggak punya uang yang cukup pak"

"Kamu pasti enggak ngerti kan ? Saya panggil kamu kesini bukan kerna mau minta uang biaya kuliah kamu tapi saya mau beritahu kamu bahawa sudah ada orang yang biayain ke semua uang biaya kuliah kamu. Jadi kamu enggak usah khawatir lagi"

"Beneran pak ? Enggak bercanda kan ?"

"Enggak"

"Boleh saya tau pak siapa orangnya ?"

"Maaf tapi orangnya menyuruh saya untuk berahsia"

"Apa orangnya ialah orang tua Jaehyun ?"

"Enggak. Kalau kamu enggak percaya, kamu bisa bertanya langsung ke orang tuanya"

Doyoung mengangguk faham.

"Kalau begitu saya permisi dulu ya pak. Terima kasih"

"Siapa sih orangnya ? Enggak mungkin Jaehyun karna dia enggak tau aku punya hutang tapi kalau bukan dia siapa lagi ? Ahhh udahlah biarin aja. Asalkan hutang aku sama kuliah udah langsai"

・・・・・

"Lo pada kenapa senyum ii mulu dari tadi. Heran gue. Sempat gue kira lo enggak siuman lo tau"

"Enggak sih. Gue hanya kesenangan loh. Ihhh pokoknya gue senang banget Ten. Rasa kayak pengen teriak aja gue aaaaaaaaaaaaa kjhgftdgjdpjhtljs"

"Ehh gila lo. Enggak usah teriak ii nanti lo bakalan dibaling kasut sama orang karna mereka fikir lo orang gila jadi ya enggak usahlah. Bikin malu gue aja nanti"

"Ouh lagian lo kesenangan banget kayak gini karna apa ?"

"Gue itu punya hutang sama pihak kuliah. Gue perlu jelasin biaya kuliah gue selewat-lewatnya hujung bulan ini tapi nyatanya udah ada orang yang biayain. Gue senang banget Ya Allah"

Ten menyunggingkan senyumannya tipis apabila melihat Doyoung begitu bersemangat bercerita.

Ini pertama kalinya dia melihat Doyoung sebahagia ini setelah sekian lama.

Doyoung seorang anak yang ceria tetapi selepas pemergian kedua orang tuanya, dia berubah menjadi seorang yang pendiam.

Melihat Doyoung yang tersenyum senang seperti sekarang ini membuatkan hatinya terusik.

Seberapa susah kehidupan Doyoung sehinggakan hal seperti ini sahaja bisa membuatkannya kesenangan tetapi dia. Dia terkadang mengeluh dengan kehidupannya sedangkan temannya yang satu ini jauh lebih berat ujiannya.

Kalau Doyoung saja bisa menghargai segala yang dia miliki, kenapa tidak dia ?

"Gue tumpang senang ya"

"Makasih" Doyoung berkata sembari menunjukkan cengirannya yang paling manis.

・・・・・

Hari ini sudah mau masuk hampir sebulan Doyoung bekerja. Uang tabungannya udah bertambah. Kehidupannya juga berjalan dengan sangat lancar tetapi tidak dengan kesihatan tubuh badannya.

Akhir-akhir ini dia sering merasakan nyeri yang teramat sangat di bahagian dada. Udah dari dulu kok dia merasakan sakit tetapi hari demi hari rasa sakit itu tidak juga kunjung hilang malah sakitnya itu makin teruk.

SEMESTA  ❥  Doyoung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang