Tit... Titt...
Bunyi itu mengganggu tidur kak Aeri. Dia bangun apabila merasakan tidurnya terganggu.
Dingin ? Dia merasakan tangan adiknya yang digenggam sangat dingin daripada biasanya. Dia membuka matanya pelan untuk melihat keadaan adiknya.
Detak jantungnya hampir berhenti melihat garis yang terpapar di layar monitor. Datar ??
Dia memandang wajah adiknya. Terlihat sangat pucat.
Tanpa membuang masa dia segera berlari ke luar. Memanggil doktor seperti orang histeris.
Chanyeol keluar dari ruangannya mendengar jeritan itu. Chanyeol dan beberapa orang jururawat memasuki ruangan yang diduduki Doyoung.
Kak Aeri menunggu di luar. Merapal doa semoga tiada perkara buruk yang terjadi. Berdoa semoga saja Tuhan berbaik hati dengannya.
Ketika itu juga teman-teman Doyoung datang. Mereka datang sedikit lebih awal karna waktu mereka diberikan cuti panjang.
Mereka semua mempercepatkan langkah apabila melihat kak Aeri menangis tidak henti-henti.
"Kak Aerii ?? Ada apa-apa yang terjadi pada Doyoung ? Ten bersuara.
Pertanyaan itu tidak dijawab karna bertepatan pada waktu itu, pintu ruangan terbuka.
"Bagaimana keadaan adik saya ?"
"Maaf jika ada Khabar yang tidak mengenakan yang puan harus dengar. Saya terpaksa mengatakan ini"
Kak Aeri diam mendengar apa yang dikatakan oleh doktor.
"Adik puan telah kembali ke sisi penciptanya. Maaf karna kami gagal menyelamatkannya. Tuhan lebih menyayanginya. Diharapkan puan banyak bersabar ya"
Hancur ?
Mungkin perkataan itu masih tidak cukup menggambarkan perasaannya ketika itu.
Dia merasakan dunianya hancur. Adiknya Doyoung, satu-satunya keluarga yang dia miliki telah pergi meninggalkannya seorang diri.
Dia hampir terjatuh mendengar berita itu. Untungnya Taeyong yang berada di sampingnya dengan sigap menahannya.
Kak Aeri duduk di bangku. Menangis sambil memukul - mukul dadanya. Mengurangkan rasa sakit di dadanya. Sakit yang teramat sangat.
Mereka yang lain hanya menatap hiba. Jujur mereka juga merasa sangat kehilangan.
Mereka kehilangan sahabat mereka tetapi kak Aeri ? Dia kehilangan sosok sang adik. Sosok yang sudah menemaninya hampir 23 tahun lamanya. Sosok yang setia berada di sisinya. Sosok yang tidak pernah lelah menjaga dan melindunginya di sepanjang sisa hidupnya.
Jika mereka merasai kehilangan yang teramat sangat, pasti kak Aeri merasa lebih kehilangan.
Dibalik tangisan sang kakak, terselitnya tangisan seorang sahabat.
Jung Jaehyun.
Tubuhnya serta-merta merosot ke lantai mendengar Doyoung sudah tiada. Dia menangis sambil membekap mulutnya.
Tolong sadarkan dirinya bahawa dia baru sahaja kehilangan sahabat kecilnya. Sosok yang sudah dia anggap seperti saudara kandungnya.
Sungguh dia sangat menyanyangi Doyoung dengan sepenuh hatinya.
・・・・・
Mayat diusung keluar daripada ruangan. Mereka di sana segera berjalan mendekati. Melihat wajah Doyoung buat terakhir kalinya.
Kak Aeri membuka kain yang menutupi wajah adiknya. Wajah sang adik terlihat sangat tenang, damai seolah-olah anak kecil yang tiada dosa.
"Terima kasih ya udah jadi adik kakak. Kamu adik kakak yang paling baik kakak pernah ada"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA ❥ Doyoung
Short Story"Aku ingin menyerah tapi di satu sisi ada yang menyuruhku berjuang."