Tubuhku serasa sudah menjadi batu aku bingung harus bagaimana karna orang yg berdiri di depan pintu tidak lain adalah Febrian "A-ami?" Tanya Febrian dengan terbata-bata "Apa yg ka-kau --?" Belum selesai dia bicara "Febrian!" Ada suara lain yg membuat tubuhku makin kaku siapa lagi kalau bukan Shinta "Apa yg kau lakukan disana?" Teriak shinta "O-oh ini .. gini.. " Mendengar pertanyaan shinta aku langsung mengambil semua barangku dan menabrak Febrian yg menghalangi pintu "E-eh tunggu dulu!" Sambil berlari aku dapat mendengar kalau Febrian meneriaki ku tapi tidak aku pedulikan langsung aku berlari kamar mandi untuk mengganti bajuku .
10 menit berlalu aku pun keluar dari kamar mandi dengan seragam sekolah dan mulai berjalan dilorong sekolah sambil mencari Rina dan anggi yg daritadi nggak nongol-nongol. "Ami!!" Mendengar namaku dipanggil aku pun menoleh dan 'Bruk!' Aku ditabrak oleh orang yg memanggilku "Ami? Maaf tadi lari terlalu cepat jadi nggak bisa cepat cepat berhenti" Aku masih bingung kenapa dia seperti orang dikejar anjing "Ow! Ow! Tapi kamu ini kenapa sih Shinta? Lari-lari dilorong kalo diliat osis dimarah nanti" kataku sambil mengelus bahuku yg tadi ditabrak oleh shinta "Maaf abisnya aku mau cerita penting" Sahut shinta "Cerita apa?" tanyaku sambil mengelus bahuku yg masih sakit "Jadi gini mi tadi aku kan mau nyari Febrian soalnya dia bilang kalo sekarang dia Karate tapi aku malah nemuin dia berdiri didepan ruangan nggak kepakai dipengkolan ruang olahraga itu lo, bukan itu aja aku juga ngeliat ada cewek yg lari kenceng banget tapi dia pake baju Hip-Hop gitu lah dan waktu aku liat mukanya si Febrian dia udah jadi Kepiting Rebus mi mukanya merah bangrt kaya abis liat cewe sexy berwajah malaikat" Cerita Shinta sambil tertawa "Oh jadi si Febrian bisa malu juga? Hahaha" tanyaku sambil tertawa "Mmm Ami?" Tanya shinta "Ya? Kenapa shinta?" Tanyaku balik "Aku mau ngomong sesuatu" Jawab shinta "Hmm gini aja nanti aku tungguin kamu dibawah pohon sakura taman depan sekolah oke? Aku mau nyari Rina sama Anggi dulu" Ucapku "Oh oke ami!" Jawab shinta semangat, Shinta lalu berlari ke arah berlawanan denganku sambil melambaikan tangan.
'Wajahnya merah? Apa mungkin? Ahh tidak tidak! Mana mungkin dia seperti itu hanya karna melihatku menggunakan pakaian seperti itu?'
Otakku diisi oleh pikiran bahwa Febrian menjadi kepiting rebus karna aku lalu tiba-tiba "AMI!" Teriak Rina dan Anggi bersamaan "Aaaa!!" Teriakku "Jangan bikin kaget gitu ah" Ucapku dengan nada sedikit kesal "Hahaha maaf maaf abisnya daritadi dipanghil nggak jawab ya udah nggak ada cara lain selain di kagetin" jawab anggi sambil menahan tawa "Darimana aja sih rin lama bangrt nyari anggi?" Tanyaku pertanyaanku itu langsung membuat wajah Rina berubah jadi cemberut "Hmm biasa tu si anggi pingin ngemil aneh-aneh masa iya pingin Es Krim 3 rasa jadi mau nggak mau aku temenin beli ke supermarket yg ada diujung jalan itu" jawab Rina dengan nada malas "Oh gitu aku dibeliin nggak?" Tanyaku sambil tersenyum "Beli kok nih" jawab Anggi sambil membika kresek belanjaan "Oh iya tadi aku janjian sama shinta ketemuan di pohon sakura tempat biasa kita ngumpul" Ucapku " Hmm oh gitu yaudah ayo" jawab Anggi .
'Aku kasi tau nggak ya masalah tadi diruangan rahasia? Ahh nggak usah deh biarin itu jadi urusanku sama Febrian' pikirku dalam hati "Tumben udah selesai latihan?" Tanya Rina yg seketika membuat aku jadi bingung tapi aku berusaha menjawab setenang dan semasuk akal mungkin agar mereka tidak curiga "Oh itu tadi kalian kelamaan aku takut kalian tinggal aku pulang ya udah aku langsung ganti baju dan siap-siap pulang" jawabku santai meskipun dalam hati aku gugup "Hmm gitu" jawab Rina singkat dan kami pun akhirnya sampai ditaman
"Oh! Sini-Sini!" Teriak shinta sambil melambaikan tangan yang kami jawab dengan lambaian tangan saja "Tumben?" Tanya anggi heran "Iya abisnya Febrian latihan" jawab Shinta dengan nada kesal "Mau es krim?" Tanyaku dengan senyum "Hmm? Boleh?" Tanya shinta balik "Boleh kok" Jawabku sambil mengambil jatah es krim punyaku "Ini" kataku sambil menyodorkan es krim padanya kalian pasti bingung kenapa aku sungguh baik dan ramah pada shinta itu karna aku tidak mungkin memusuhinya karna 'Cerita' Cintaku yg tak mungkin mendapat balasan .
.
20 menit kami menunggu kami habiskan dengan bercerita lalu "Shinta!" Teriak seorang pria siapa lagi kalau bukan si Febrian "oh febrian" sahut shinta sambil berdiri "Sampai jumpa besok ya" Kata shinta aambil berlari kearah Febrian yang disambut senyum dan elusan tangan febrian ke pipi shinta yg otomatis membuatku susah tersenyum karna melihat hal itu hatiku rasanya mau lepas aku yakin sekarang teman-temanku sedang melihatku dengan tatapan khawatir sampai sebuah tangan menggenggam tanganku "Tunggu mi!" Teriak Febrian "E-eh? A-apa y-yang--?" Belum selesai bicara dia sudah menarikku mendekati tubuhnya dan langsung berbisik padaku "Besok istirahat pertama temui aku diatap ya ada yg mau tanyakan, jangan lupa ." Bisiknya padaku yg sontak membuatku Blush~ wajahku langsung jadi tomat yg baru matang "Bye!" Teriak Febrian yg langsung menghampiri Shinta
'Oh tidak aku jadi tomat lagi>.< bagaimana kalau itu membuatku terlihat jelas menyukai Febrian? Oh tidak bagaimana jika shinta tau? Oh tidak reputasiku sebagai gadis Polos akan hancur dimata Febrian dan shinta! Tapi tadi untuk pertama kalinya aku melihat Febrian dengan jelas mulai dari Rambut, mata, Hidung sampai Bibirnya dan juga aku bisa mencium aroma parfum yg tertinggal di seragamnya' lagi-lagi Blush~ "Sampai kapan mau melamun dan terus menambah merah wajahmu?" Tanya Rina sambil menahan tawa "Benar kayaknya baru tadi kamu sedih dan matamu merah" timpa Anggi tapi aku tetap tidak menjawab untung mereka hari ini menginap jadi aku memiliki bodyguard selama perjalanan pulang .
.
.
.
SKIP!
.
.
Hari ini aku akan menemui Febrian diatap sekolah dan untung saja kami mendapat pelajaran olahraga hari ini jadi masih ada waktu kosong lagi 1 jam aku kali ini sudah minta ijin kepada kedua sahabatku itu dan mereka bilang mereka tidak ikut karna mau mencari makan, hmn kalau aku sudah kenyang mengetahui aku akan bertemu dengan Febrian sekarang aku mengatur nafasku agar tidak terlalu gugup dan saat aku buka pintunya ..
Apa yg ada dibalik pintu itu? Apa yg akan terjadi? Mungkinkah??
Tunggu chapter 4 nya ya ^^ :*
YOU ARE READING
Yes, I Love You
Teen FictionAmi seorang gadis biasa dengan keadaan keluarga bekecukupan menaruh hati pada seorang pria yg sangat tampan dan juga kaya bernama Febrian. Bagaimana jadinya hubungan mereka?