Eight ❤

137 6 1
                                    

"Hah~"

"Hmm"

"Huh"

"Ami berhentilah menghela nafas seperti itu, aku tau hari ini hari terakhir festival sekolah dan pasti kita semua akan sibuk jadi berhentilah menghela nafas terus!" pekik anggi yg duduk disebelah ami setelah mereka bertiga selesai membersihkan caffe kelas mereka,ya, bertiga yg artinya ada rina disana
"Ada apa hmm?" tanya rina khawatir karna biasanya yg paling sering menghela nafas itu anggi tapi sekarang malah ami yg menghela nafas terus rina jadi berpikir kalau mereka berganti kepribadian
"Aku...." hening yg diciptakan ami membuat anggi dan rina penasaran lalu mendekatkan telinga mereka ke wajah ami
"Hah~ entahlah aku juga tidak mengerti" jawaban ami membuat anggi dan rina langsung memundurkan telinga mereka dan duduk kembali sambil memberi tatapan 'Aku kira apa-.-' pada ami
"Jam berapa upacara penutupan festival sekolahnya?" tanya Ami pada kedua temannya itu
"Jam 4 sore di aula, begitu info yg aku dapat dari ketua osis" jawab rina
"Jam 4?! haduhh dramaku tidak bisa aku tonton lagi!" Rajuk anggi tiba-tiba yg membuat rina dan ami terkejut
"Drama?? sejak kapan kau suka menonton drama nggi?" tanya ami heran
"Sejak Lee Min Ho yg menjadi pemeran utamanya" Jawab anggi dengan wajah berseri-seri dan yg dapat ami dan rina katakan dalam hati sambil menatap wajah satu sama lain hanya 'Sudah kuduga dia akan seperti putri jika senang tapi kalau masalah uang dia akan seperti godzilla sama seperti perilakunya pada Louis kakak febrian'
Tiba-tiba saja ami ingat kejadian dengan febrian yg daritadi membuatnya menghela nafas terus didalam otaknya dia merasa bersalah karna menampar febrian tapi dia takut karna sifat kasarnya febrian mengingatkan ami pada masa SD ami yg penuh dengan kenangan dirinya di bully oleh teman-temannya 'Baiklah aku akan bicara dengan febrian nanti' begitu pikir ami tapi dia tidak tau yg sebenarnya terjadi pada febrian
.
.
"Terima kasih atas partisipasi dari semua kelas, acara penutupan akan dilaksanakan pukul 4 jadi kalian punya kesempatan untuk mengganti baju kalian dengan busana bebas rapi." Begitu yg dikatakan wakil osis sekolah tapi tiba-tiba ada yg membisikan sesuatu kepadanya yg membuat kerumunan bertanya-tanya "Oh dan untuk siswi yg bernama Ami tolong temui Ketua osis di ruangannya begitu saya bubarkan, sekian dari saya Terima kasih" otomatis semua siswa bubar ami yg sudah berjalan menuju ruang osis tiba-tiba merasa tangannya digenggam
"Hai ami"
"Oh Sin..ty..a benar?"
"Benar syukurlah kau masih mengingatku meskipun setelah kejadian di caffemu itu sekali lagi maaf ya"
"Oh iyaa tidak apa lupakan saja, ada apa sintya kemari?" tanya ami heran
"Temui aku dilapangan saat acara penutupan dimulai okay?" setelah mengatakan itu sintya bergegas pergi
"Ah dimana tepatnya?!" teriak ami
"Pohon tempatmu tidur waktu itu!" teriak sintya membalas perkataan ami
'Aneh, bagaimana orang asing bisa masuk pekarangan sekolah?,Oh iya Dia kan orang kaya apa saja bisa dia lakukan' Pikir ami sambil berjalan menuju ruang osis
Begitu ami hendak mengetuk pintu ruangan itu tiba-tiba pintunya terbuka dan semua anggota osis keluar bisa ami lihat ada orang yg duduk dikursi ketua osis tapi dia tidak bisa melihat wajahnya sampai..
"Oh kau yg bernama ami itu ya?"
"Iya, ada apa kau memanggilku kesini ya?" tanya ami balik
"Hahaha sudah kuduga kau gadis yg polos dan terlalu lugu" jawab ketu osis itu dengan tawa
'Polos? Lugu? belumpernah liat saja kalau aku sedang kesal -_-' Pikir ami
"Oh iya kau pasti tidak terlalu mengenal ku karna aku memang jarang berbicara langsung pada orang-orang diluar" jelas ketua osis itu
"Oh itu sebabnya banyak orang yg berpikir kau itu orang yg penyendiri dengan wajah jelek culun pula" dengan sigap ami langsung menutup mulutnya dan mengutuk dirinya sendiri karna mengatakan hal seperti itu
"Astaga maaf kan aku, ak-aku benar-benar tid.." "Pffftt hahahahaha, astaga kau benar-benar lucu ami hahaha" Sebelum ami menyelesaikan permohonan maafnya ketua osis itu malah tertawa
'kenapa dia tertawa? gila ya? atau mungkin psikopat' ami merinding sendiri dengan khayalannya yg tingkat dewa itu
"Kenapa kau tertawa Ketua Osis?" tanya ami yg masih memasang wajah bingung yg super polos itu
"Yang febrian ceritakan tentangmu memang benar kau gadis yg terlalu lugu tapi terlalu cepat panik hahaha" Jawaban ketua osis membuat ami bingung 'Hah? Febrian? Cerita tentangku? apa maksudnya ini?'
pikir ami secara serius tapi tidak ada alasan yg masuk akal bagi febrian untuk "Cerita" tentang ami pada ketua osis apa mungkin... 'Bagaimana kalu febrian cerita masalah aku menggunakan ruang kosong disebelah ruang olahraga?! Astaga matilah aku!' Pikir ami yg mulai panik lagi
"Ah iya febrian cerita seperti itu karna aku temannya sejak SD"jelas ketua osis itu 'Oh jadi febrian dan ketua osis ini teman dari kecil pantas tapi tetap saja kenapa cerita tentang aku?!' pikir ami
"Kau tidak tau namaku ya? Hahaha perkenalkan namaku Ryo bukan Rio tapi R.Y.O ingat ya" Perkataan ketua osis yg bernama Ryo itu membuat Ami berfikir 'memang penting? mau namanya Ryo,Rio,Sekalian Pororo juga aku tidak peduli'
"Ah iya salam kenal ya Ryo" sapa ami ramah
"Sekarang aku mengerti kenapa febrian selalu semangat menceritakan hal tentang kamu mi" Jelas Ryo
"Eh? Maksudnya apa ya?" tanya ami
"Tidak, bukan apa-apa" balas Ryo dengan senyum selebar Joker
"Oh apa kau tau kalau febrian ak..." belum selesai Ryo bicara pintu ruang osis sudah terbuka 'Cklek'
"Maaf mengganggu" suara yg familiar di telinga ami terdengar
"Fe-febrian?"
"Ami? Apa yg kau lakukan disi...." Febrian langsung menoleh ke Ryo yg di sambut senyuman dan lambaian tangan dari Ryo
"Oh iya aku pergi dulu Ryo, Permisi"
Ami yg pikirannya sedang kacau karna kata-kata Ryo tadi memutuskan untuk pergi setelah melihat febrian yg membuat pikirannya tidak tenang terus
"H-hei ami tunggu" panggilan febrian tidak dihiraukan "Apa saja yg kau bilang padanya Ryo?" tanya febrian dengan tatapan tajam
"Hei.. Hei.. tenang dulu . aku tidak mengatakan hal aneh-aneh pada 'Gadis' lugumu itu febrian, aku tidak akan mengatakan masalah London pada 'Gadis'mu yg tercinta itu" Jawab Ryo santai yg tidak ingat sedikit dari rahasia Febrian sudah di ceritakan pada ami
"Aku pergi dulu Ryo" Febrian langsung pergi menyusul ami
"Kalau saling suka jujur saja daripada isi masalah bertele-tele seperti ini, dasar 'calon' pasangan yg aneh hahaha" Ryo langsung duduk dikursinya dan langsung menghadap jendela sambil tertawa melihat tingkah Ami dan Febrian yg seperti anak kecil "Haha ada-ada saja kau febrian" .
.
.
.
'Aku harus kemana agar febrian tidak menemukanku?, Haduh kenapa bertemu dengan cara seperti itu sih?'
saraf otak ami menggerakan kakinya ke salah satu pohon yg berisi bangku ami yg kelelahan karna berlari kesana kemari akhirnya memilih duduk dan berdo'a febrian tidak mengetahui dia sedang duduk dibangku halaman sekolah sekarang tapi tiba-tiba ada yg memukul pundaknya
"Hei"
"Kyaaa!!!!" teriak ami dengan suara seperti sonar lumba-lumba yg sontak membuat ami menutup matanya
"Ssstt.. Astaga ami ini aku" Penjelasan orang itu membuat ami membuka dengan nafas lega
"Ya ampun berhentilah mengejutkanku terus sintya"
"Maaf ya, bolehkah?" tanya sintya sambil melirik tempat kosong disebelah ami
"Oh iya tentu, silahkan" jawab ami sambil membenarkan duduknya
"Maaf mengganggu mu ya saat kau sedang sibuk begini" Kata sintya sambil tersenyum canggung
"Tidak apa sungguh tapi ada apa ya? sampai-sampai kamu harus dateng kesini?" tanya ami dengan wajah bingung
"Oh aku hanya ingin bicara tentang feb....." tiba-tiba
"Kakak!!!!!!!!!! Kak Sin!!!!!!!!!!!!!!"
"Siapa itu?" tanya ami sambil menoleh kebelakang
"Shinta?!" pekik sintya yg langsung berdiri
" Kak sin, ayo ikut aku" tarik shinta memaksa
"Apa? Kemana? aku masih bicara dengan ami shinta" jelas sintya yang berusaha melawan tapi gagal
"Oh tolong beritahu aku cara membuat greentea latte yg enak, terima kasih" teriak shinta yg sudah mulai menjauh dari ami karna tarikan shinta
"Baiklah" balas ami
.
"Apa yg kakak lakukan disini?" tanya shinta yg menarik kakaknya langsung ke tempat parkir
"Ingin bicara tentang pertunangan saja dengan ami" jelas sintya santai yg disambut tatapan marah shinta
"Kak sin aku kan sudah bilang jangan beritahu orang disekolah sebelum semua pasti! Kalau kakak masih kesini untuk menemui ami aku tidak akan ke London!" Kata-kata shinta membuat sintya kaget 'untuk pertama kalinya kau mengancamku shin' pikir sintya yg terkejut dengan kelakuan adiknya
"Baiklah Biklah aku tidak akan mengganggu ami lagi jadi kau tetap akan ke london, mengerti?" Balas sintya yg langsung masuk kedalam mobil dan pergi
"Ha~ kenapa kau begitu ingin aku menikah dengan febrian kak?" Shinta yg sudah melihat mobil kakaknya melewati tempat parkir langsung berbalik masuk ke heding sekolah
'Harusnya mereka sedang ditaman'
.
Ami yg ditinggal sendiri hanya bisa memejamkan matanya dan mulai bersenandung ria sambil menikmati udara segar yg kebetulan menyapa dirinya saat sedang santai. Tiba-tiba sisi tempat duduk yg tadi diduduki sintya terasa ada yg duduk disana ami pun langsung mencium aroma familiar ini
'Astaga jangan bilang....'
"Febrian?" yg disebut namanya hanya bisa tersenyum sambil melihat langit
'Deg..Deg..Deg..Deg..'
'Astaga jantung tenanglah jangan bersuara terlalu keras' Pikir ami dalam hati yg merasa jantungnya mau copot
.
.
.
.
.
.
.
Apa yang ami rasakan? Sampai-sampai suara jantungnya melebihi normal.
.

Hai....Hai ^-^)/
My lovely reader!!♡♡
Lee bener-bener minta maaf kalo chapter ini nge-gantung pake banget karna Lee juga lagi proses pencarian ide-ide baru tapi malah berakhir otak Lee jadi buntu ㅠ.ㅠ
Lee bakal berusaha bikin readers baper sama cerita Lee.
Sekali lagi Lee minta maaf ya ^^
Dan terima kasih udah setia baca cerita Lee sampe Chapter 8 ^3^

-Love Lee-

Yes, I Love YouWhere stories live. Discover now