Jika dilihat dari luar Caffe kalian dapat melihat 1..2..3..4..5..6..7.. orang yg sedang duduk melingkari meja bundar didalam Caffe kelas Ami ...
.
.
."Ehem~ Jadi bisa kau ulangin kenapa kau ada disini Sintya?" Tanya ami
"Seperti yg aku katakan tadi aku kemari untuk menjemput Febrian,Louis dan tentu saja adikku Shinta" jawab wanita yg dipanggil sintya itu sambil meminum Coffee yg disediakan oleh ami
"Lalu untuk apa kalian membuat keributan dicafe kami?" Tanya Rina dengan wajah yaa bisa dibilang seperti preman mau malak orang
"Tidak apa-apa sungguh hanya perdebatan kecil tapi tiba-tiba menjadi besar" jawab louis dengan nada yg meyakinkan
"Kau tau pelanggan jadi keburu pergi sebelum sempat membayar!" sahut anggi dengan wajahnya yg cemberut karna jujur saja meskipun terlihat polos diluar kalau sudah urusan uang anggi paling sensitive >v
"Bisakah kalian jujur jangan berbohong seperti ini?"tanya ami dengan nada yg cukup kesal
"Tapi itu kebenarannya" sahut Sintya dengan santai
"Kalian! Sebelum kalian datang hidupku sudah bahagia! Lalu sekarang untuk apa kalian datang?!" Ucap febrian dengan kesal
"Tapi kam---" belum selesai shinta bicara louis sudah memotong
"Lalu kau ingin kami pergi?" Tanya louis dengan nada yg cukup halus
"Iya!! Dan jangan pernah menunjukan diri kalian disini lagi!!! Brengsek!!" Ucap febrian sambil berteriak
'Plak!'
"Jangan pernah bicara seperti itu pada mereka!" Sahut ami yg tadi diiringi oleh tamparan tepat dipipi febrian
"Ami.." panggil shinta
"Tidak apa-apa shinta" jawab ami dengan senyum
"Apa yang ka---" ucap febrian
"Jangan muncul didepanku lagi!!" Ucap ami sambil menahan cairan yg sudah hampir jatuh ke pipinya
"Am--" belum febrian selesai bicara
"Aku benci orang-orang sepertimu!!" Teriak ami sambil berlari pergi
"Tch! " decak Rina sambil menatap febrian kesal lalu berlari menyusul ami
"Ami!! Tunggu!!" Teriak rina sambil berlari menyusul ami
"Maaf kami duluan dan Ingat ganti kerugian Caffe ini" ucap anggi lembut dengan senyum lalu menyusul kedua temannya itu
"Tunggu hei!!!" Teriak anggi dari depan pintu caffe
.
"Jadi itu wanitanya? Hmm.. pasti akan menarik jika begitu sifatnya" pikir sintya dalam hati yg hanya diiringi seringai diwajah manisnya Shinta yg menyadari hal itu pun langsung merasa akan ada sesuatu yg tidak diharapkan terjadi pada ami ..
.
.
"Ami!!!!" Teriak rina yg jarak larinya tidak jauh dari ami yg disusul anggi dari belakang rina
"Kenapa kau menangis ami?!! Jawab aku! Jangan berpaling dariku dan anggi!" Teriak rina lantang yg membuat ami otomatis berhenti berlari
'Hah... hah... hah..' terdengar ketiga sahabat itu mengambil nafas panjang setelah berlari cukup kencang
"I-itu karena..." belum selesai ami bicara anggi sudah memeluknya dari belakang
"Kenapa kau menangis?" Tanya anggi sambil memeluk ami lebih erat
"Aku selama ini berusaha membuat orang tuaku untuk berada dirumah lebih lama tapi tidak pernah bisa setiap pagi mereka sudah hilang hanya menyediakan uang saku dan sarapanku sedangkan febrian memiliki kakak dan teman kecilnya yg peduli padanya bagaimana bisa dia bilang kalau mereka Brengsek?" Ucap ami sambil terisak yg membuat rina menjadi ikut sedih dan ikut memeluk ami
"Tapi kau memiliki kami mi, kami adalah sahabat dan keluargamu jangan merasa kau sendiri" ucapan rina membuat tangis ami semakin menjadi-jadi
"Aku bersyukur kenal kalian berdua . Sangat.. sangat bersyukur " balas ami sambil memeluk kedua sahabatnya itu
"Kami selalu ada untukmu mi" ucap anggi yang hanya dibalas pelukan erat dari ami
.
.
Ditempat lain kediaman megah seperti istana dengan hiasan lampu indah tengah berisi suara-suara bising...
"Kau!! Aku tidak mau kembali! Kau tau kan seberapa bencinya mereka padaku setelah aku pergi?!!! Tch!!" Terdengar teriakan pria yg suaranya terdengar seperti suara febrian
"Lalu apa?!! Kau takut untuk kembali?!! Kenapa jadi pengecut begini?!!!!" Ucapan febrian tadi dibalas oleh seorang wanita berparas manis Sintya
"Jangan berani-beraninya kau sebut aku pengecut!!!! Dasar wanit ---" sebelum febrian selesai bicara Louis sudah memotong pembicaraan mereka
"TOLONG DIAM BISA??" ucap louis yg duduk tenang dengan secangkir Greentea dihadapannya.
Ya seperti yg kalian tau louis adalah yg paling tua diantara mereka jadi tentu saja mereka menuruti ucapannya.
"Tapi aku tidak mau itu semua terjadi!!" Balas febrian lagi
"Tidak bisa, semua acara sudah siap jika kau menolak kau membuat nyawa orang yg kau sayangi dalam bahaya!" Balas louis dengan tegas
"Apa yang --?! jangan berani-beraninya kau menyentuhnya dengan tangan kotormu itu!!" Sambung febrian yg langsung pergi kekamarnya
"Emm.. tidak bisakah itu semua dibatalkan?" Sahut wanita yg daritadi diam siapa lagi kalau bukan Shinta
"Sudah berapa kali aku bilang padamu adikku sayang? Tentu saja tidak bisa ini semua sudah siap dari sebulan yg lalu jadi tidak mungkin tiba-tiba dibatalkan" balas Sintya pada Shinta sambil mengelus rambutnya
"Sudah tidurlah besok kau harus sekolah kan?" Ucap Louis sambil tersenyum pada shinta yg hanya dibalas anggukan
"Hmm.. gadis ini menarik sekali" ucap sintya sambil memegang foto ami yg entah kapan diambil olehnya
"Kau tidak perlu turun tangan sintya. Aku yg akan mengurus gadis itu" balas louis sambil menyeruput Greentea nya
.
.
.
Pagi yg cerah ini kalian bisa melihat seorang gadis yg mengenakan pakaian Maid sedang bersih-bersih Caffe kelasnya yg dibantu oleh kedua sahabatnya yg juga berpakaian maid..
"Huhh.. kenapa aku juga harus membersihkan Caffe mi? Yg kemaren bikin kotorkan temennya febrian" keluh anggi untuk yg kesekian kalinya
"Terus kamu maau nyuruh aku bersihin ini semua sendiri nggi?" Tanya ami dengan nada yg dibuat-buat sedih
"Yg harusnya ngelub itu aku nggi bukan kamu" sambung rina yg daritadi sedang mengikat kresek hitam berukuran besar
"Yg daritadi nyapu kan aku bukan kamu rin" balas anggi bangga
"Tapi yg daritadi buang sampah naik turun kan aku bukan kamu nggi" sambung rina dengan seringai diwajahnya
"Sudah-sudah pagi-pagi udah ribut aja, kalau capek udah sana duduk istirahat biar aku yg buang kresek terakhir ini" ucapan ami langsung membuat teman-temannya langsung duduk dengan santai ami yg melihat tingkah laku sahabatnya itu langsung terkekeh geli
"Yasudah aku buang sampah dulu nanti inget nurunin semua kursinya ya?" Ucap ami sambil mengangkat kresek hitam besar itu
"Baik!!" Balas kedua sahabatnya semangat
.
.
'Beratnya.. pantas rina sering dibilang Hulk sama temen-temen sampah segini beratnya bisa diangkut sama rina' pikir ami yg daritadi berusaha dengan hati-hati menuruni anak tangga karna takut jatuh lagi seperti waktu itu
"Biar aku bantu" mendengar suara itu ami pun merasa kalau beban kresek itu mulai berkurang
"Terima kasih aku berutang padamu" ami pun akhirnya menyadari siapa yg menolongnya itu
"Baiklah berarti nanti akan aku pikirkan apa yg harus kau lakukan untuk mengganti tenagaku ini" balas pria itu
"Louis apa yang kau lakukan disini pagi-pagi?" Tanya ami yang masih memasang wajah terkejut
"Oh itu aku kira jam 7 festival sekolahnya sudah mulai jadi aku datang kemari tapi waktu sampai ditempat parkir aku baru sadar kalau masih sepi jadi yasudah aku berpikir untuk masuk kegedung sekolah untuk mencari caffemu tapi aku malah menemukan kresek hitam besar berjalan" ucap louis yg diiringi tawa kecil
"Berhentilah mentertawaiku louis" balas ami dengan memukul punggung pria itu pelan
"Maaf.. Maaf.. tapi kenapa sudah ada disini pagi sekali mi?" Tanya louis
"Oh aku memang selalu datang pagi selama festival untuk membersihkan caffe" jawab ami sambil membukakan pintu keluar untuk louis
"Oh jadi begitu? Ohh iya temanmu anggi itu ada?" Tanya louis sambil membuamg kresek itu ditempat sampah besar
"Ada, memang kenapa?" Tanya ami heran
"Oh itu aku mau mengganti kerugian caffe mu kemarin" balas louis
"Tidak apa - apa tidak usah diganti" balas ami dengan senyum
"Tidak apa mi lagipula aku sudah membawa uangnya" sambung louis dengan senyuman yg menurut ami mirip sekali seperti febrian
"Terserahmu saja" balas ami sambil memalingkan wajah
.
.
"Aku kembali" ucap ami saat baru memasuki caffe kelasnya
"Oh kau kembali juga mi" balas rina
"Bagaimana bisa kau dengan cepat sudah kembali? Apa kau punya kekuatan hulk juga?" Tanya anggi dengan wajah heran sambil melirik rina
"Tidak nggi aku dapat bantuan dari pria ini" sambung ami sambil melirik louis
"Kau!! Mana uang ganti untuk kejadian kemarin?!" Teriak anggi lantang
"Iya.. Iya.. ini uangnya" balas louis sambil memberikan amplop dan disambut senyum sumringah dari anggi
"Terima kasih" balas anggi dengan yg sangat lebar seperti joker
"Ckckck... anggi.. anggi.. terlihat polos tapi aslinya ganas kaya godzilla" balas rina sambil bengong melihat kelakuan salah satu sahabatnya tapi tidak dihiraukan sama sekali oleh anggi karna dia sedang fokus menghitung uang
"Kau mau minum atau makan sesuatu?" Tanya ami pada louis dengan senyum
"Oh.. apa tidak ada sandwich?" Tanya louis pada ami
"Ada tapi kokinya belum datang buatanku bagaimana?" Tanya ami dengan nada ragu-ragu
"Boleh juga" sambung louis dengan wajah berbinar-binar
"Tunggu sebentar ya master" balas ami dengan senyum
.
Ami pun selesai memasak dan langsung menghidangkan sandwich buatannya pada louis dan secangkir teh oolong hangat..
"Aku tidak tau kau pandai memasak" ucap louis yg sudah selesai memakan sarapannya
"Terima kasih itu semua berkat aku sering sendiri dirumah" balas ami dengan malu malu
"Selamat pagi" sapa seorang pria saat membuka pintu
"Selamat pagi febrian" balas anggi dengan senyum seperti biasa ami yg mendengar nama itu langsung membeku
"Yo selamat pagi adik kecilku" balas louis dengan seringai diwajahnya
"Apa yg kau lakukan disini kakak?" Tanya febrian dengan wajah heran
"Oh hanya membantu ami sekaligus mencicipi makanan buatan ami" sambung louis dengan senyum merekah diwajahnya
"Apa?!" Pekik febrian
"Kau jangan salah paham" sambung ami yg daritadi hanya diam
"Selamat pagi semua!" Sapa shinta dengan riang yg langsung merasakan ada atmosfer yg kurang enak antara ami dan febrian
"Kemari ami aku ingin bicara denganmu" sambung febrian sambil menarik tangan ami cukup kencang
"Ow! Ow! Tidak! Lepaskan .. lepas febrian!!" Balas ami sambil berusaha melepas genggaman tangan febrian yg membuat dia kesakitan
"Lepaskan dia febrian" louis langsung menggenggam tangan febrian yang lain
"Jangan ikut campur!!" Sambung febrian sambil tetap berusaha menarik ami
"Kau tidak lihat betapa ketakutan dan kesakitannya dia?!! Lihat wajahnya!!" Balas louis yg sudah lelah melihat sifat adiknya yg suka memaksa ami begitu
"A-ami a-apa ka-kau takut padaku? Maafkan aku sungguh" Tanya febrian pelan sambil melepas genggaman tangannya lalu beralih mengelus pipi ami yg sudah basah oleh air mata tapi ami hanya memalingkan wajahnya
"Ami kau baik-baik saja? Yang mana yg sakit mi? Sini biarku lihat jadi Jangan menangis lagi aku mohon" shinta yg daritadi diam langsung memeluk ami erat sambil menggenggam tangan ami lembut
"A-aku ta-takut pa-pada si-fat kasarnya" balas ami dengan nada yg cukup pelan
"Tidak perlu takut mi aku disini bersamamu dan aku yakin febrian tidak ada maksud kasar" balas shinta sambil mengelus rambut ami
Febrian yg melihat itu hanya terpana heran karna gadis yg ia sayangi sekarang takut pada dirinya atau tepatnya sifat kasarnya
"Kak aku ingin bicara" ucap febrian yg langsung berjalan keluar
"ada apa febrian? Kau baik-baik saja?" Tanya louis yg khawatir pada adiknya karna apa yg dikatakan ami tadi
"Aku ... aku..."
"Kau apa febrian? Ada apa?" Tanya louis untuk yg kesekian kalinya
"Aku akan menerima kesepakatan itu jadi aku mohon bawa aku kembali ke London secepatnya" balas febrian tanpa melihat wajah kakaknya
"Tapi kenapa kau tiba-tiba ma--?" Tanya louis dengan terheran heran tapi ada rasa senang karna akhirnya adiknya setuju
"Gadis yg aku sayangi sekarang takut padaku jadi untuk apa tetap ada disisinya tapi tidak bisa menyentuh atau bahkan bicara padanya?" Balas febrian sambil menatap kakaknya dengan wajah pasrah karna mana ada orang yg mau jauh dari seseorang yg disayangi
"Baiklah aku akan mengabari ayah dan ibu secepatnya dan jangan berubah pikiran tiba-tiba" sambung louis sambil mengambil handphone dari saku celananya
.
."London? Untuk apa febrian kesana? Lalu bagaimana dengan ami? Apa yang akan terjadi selanjutnya?"
.
.
.
.
Maaf yaa Lee nggak fokus waktu nulis jadi typo bertebaran ^^
Arigatougozaimasu udah setia baca sampe chapter ke 6 ♥
Makasi 300 readersnya ♡♥
Nanti bakal diusahain bikin chapter sebanyak mungkin dan Maaf banget kalo updatenya lama soalnya lagi nggak ada mood dan otak lagi bener-bener buntu jadi yaaaaaaa gitu :)
Sekali lagi Lee Ucapin Arigatougozaimasu karna udh baca cerita aneh buatan Lee ❤-Love Lee-
YOU ARE READING
Yes, I Love You
Teen FictionAmi seorang gadis biasa dengan keadaan keluarga bekecukupan menaruh hati pada seorang pria yg sangat tampan dan juga kaya bernama Febrian. Bagaimana jadinya hubungan mereka?