Alec berlarian di lorong rumah sakit kesibukan nya di Idris membuatnya melewatkan kelahiran putra nya namun ia melihat ada ibu dan ayahnya serta Izzy dan Claire berpelukan mereka tampak sedih Alec tidak mengerti seharusnya mereka bahagia, ibunya mendekati Alec dan memeluknya dan menangis.
"Apa yang terjadi, mengapa kalian sedih sih ini hari kelahiran anak ku dan aku harus menemui Magnnus"
Maryse melepas putranya memandang nya sedih.
"Alec temui dia untuk yang terakhir kali, ia terus memanggilmu"
Alec berdebar jantung serasa jatuh dari tempatnya ia masuk kedalam tampak Magnus tersenyum dan wajah nya sangat pucat, dokter dan perawat sudah berusaha sebaik baik nya namun komplikasi membuat keadaan Magnus memburuk.
Magnus berbaring dipangkuannya.
"Maaf ...... kan aku, aku ..... tidak bisa ..... menemami mu membesarkan nya"
"Kau pembohong Magnus...kau sudah berjanji dan tidak akan pernah meninggalkan aku seharusnya aku bukan kau"
Suara mesin memekakan telinga garis lurus dilayar dan Alec hanya diam air matanya terus mengalir ia tidak merasakan kehangatan dari tubuh Magnus.
Maryse melihat Alec keluar ia lunglai wajahnya kacau dan basah ia segera menghampiri dan memeluk putranya ia tahu anak nya hancur berantakan.
"Alec, jangan katakan ibu tahu itu menyakitkan"
"Ia sudah berjanji namun ia melanggar nya dan seharusnya aku lah yang.... ibu aku tidak siap ini terlalu berat, ia tahu ini yang akan terjadi"
Yang lain terdiam membisu air mata mereka juga seolah tidak terbendung, Maryse mengusap bahu putranya ia tahu itu tidak akan membantu.
Dirumah sedang ramai tidak ada yang bicara mereka merasa ini mimpi Alec duduk tidak jauh dari peti berisi jasad Magnus sedangkan orang tuanya mengurus bayi mereka"Aku turut berduka cita Alec"
"Jangan pura pura Lorenzo, tinggalkan aku sendiri"
"Alec aku bersungguh sungguh"
Alexander menoleh ia mendengus dan tertawa
"Terima kasih"
Lorenzo duduk di sampingnya menepuk bahu Alec ia memang tidak pernah menyukai Magnus karena Alec tidak memilih dirinya justru memilih Magnus ditambah Magnus satu tim dengan Alec membuktikan kemampuan sihir Magnus lebih baik daripada dirinya.
"Aku bisa menyelamatkan orang dan meninggalkannya sendiri, namun aku justru tidak bisa menelamatkannya dan membiarkan ia berjuang sendiri....ini menyakitkan Jace"
"Sampai kapan kau akan berkabung ia sudah tenang disana, ingat Alec kau punya seorang anak yang membutuhkan perhatianmu kau harus kuat demi Malik"
Alec terduduk memanang Jace
"Apa ada sihir untuk memutar waktu?"
"Kau gila itu akan merusak banyak hal yang sudah terjadi, Alec dengar aku tahu kau sangat mencintai Magnus namun itu buka jalan keluar dan ia juga akan sedih jika kau lakukan itu"
"Kau benar Jace, aku harus konsentrasi dengan Malik ia membutuhkan ku"
"Kau harus mencari seseorang untuk menemani Malik saat kau pergi"
"Ya tentu aku akan memasang iklan untuk itu aku tidak mau merepotkan yang lain mereka juga punya pekerjaan di Institut dan Idris"
"Itu ide bagus, aku juga akan membantu mu mencarikan orang aku mengenal beberapa teman cewek"
"Terima kasih, Jace kau memang parabatai ku dan kau sudah menemani ku saat aku butuh seseorang"
Jace bangkit ia harus pergi kembali ke Institut.
Tidak butuh waktu lama ada yang melamar jadi pengasuh Malik namun ia seorang laki laki Alec tidak masalah"Maaf maaf karena hujan aku jadi terlambat"
Jantung Alec sekarang seolah berhenti berdetak apa ia tidak salah lihat sosok yang berdiri dihadapannya.
"Aku yang namanya Mike yang melamar pekerjaan itu, aku yerbiasa mengurus bayi dan anak anak karena aku besar di panti"
Alec terdiam terpaku hingga Mike harus menjentikkan jari nya membuat Alec tersadar dan tersenyum yang dipaksakan.
"Tidak apa apa, baguslah kau sudah berpengalaman"
"Apa ada syarat lain?"
"Ya ada beberapa, kau harus tinggal bersamaku dan hati hati"
"Hati hati?"
"Maksud ku berhati hati saat mengurus Malik ia baru berusia dua bulan"
Malik manggut manggut tersenyum menunjukkan gigi gingsul nya ia benar benar seperti Magnus hanya lebih muda dan tidak menggunakan atribut serta pakaian seperti Magnus, sejujurnya Malik sedikit mengobati kerinduan nya dengan Magnus namun ia sadar itu bukan Magnus ia hanya manusia biasa seperti dirinya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Magnus, Alec (End)
Randomdunia Alec runtuh ia memeluk tubuh Magnus tanpa cahaya kehidupan dimata nya.