SINNER EGO
T A E G Y U
¤¤¤¤¤
Terik mentari tak pernah buat anak-anak lelah berlari. Main tanpa kenal waktu dan cuaca.
Waktu silih berganti, bersama dengan satu persatu anak mulai pergi dijemput orangtuanya.
Satu pemuda masih disana. Lagi-lagi bersama dengan kamera usang itu dipangkuannya.
Pandangi semua dalam diam. Menahan sesak yang dinamakan angan.
Harapan yang tak terwujud, tak akan pernah.
"Kakak kenapa engga pulang?" suara kecil itu menyapa telinganya, buat dia sadar kembali ke bumi.
Menolehkan pandangan untuk jatuhkan atensi pada bocah kecil, anak laki-laki yang manis pikirnya demikian.
"Kamu sendiri kenapa? Teman lainnya sudah pulang tuh."
"Papa dan mama sibuk kerja, dirumah hanya sendiri. Lebih baik pulang agak nanti kak, disini bisa main lebih lama mereka juga tidak tau hehe."
Jawaban itu.
Sama seperti dirinya dilampau. Rasanya seperti melihat diri sendiri yang ditelantarkan, bahkan hingga saat ini.
"Kenapa belum pulang?"
"Belum dijemput dan belum ingin pulang."
"Rumahnya dimana? Ibu anter yuk nak."
"... Saya tidak punya rumah."
"Kakak dulu juga sepertimu, suka pulang paling akhir. Sejak dulu SD sampai SMA. Selalu. Seorang diri." jawabnya dengan melirihkan kata terakhir.
"Azriel."
"Hum?"
"Azriel Kang. Nama kakak siapa?" bocah itu mengulurkan tangan kecilnya.
Oh. Nama. Sudah lama tak ada yang menanyakan itu padanya, dan lagi. Sudah lama pula ia tak mendengar marga langka itu.
"Beomgyu."
"Marga kakak?"
"Ch.. mm.. hanya, Beomgyu." Memilukan, ia bahkan tak lagi sanggup menyebutkan nama lahirnya.
"Nama kakak bagus, cocok sekali. Kang Beomgyu, wah.. nama kakak cocok dengan disematkan marga ayahku."
Tanpa sadar jemarinya saling meremat satu sama lain, dadanya kian menyesak sejak kali terakhir.
Apakah semesta ingin membuat lelucon baru untuknya?
Tidak cukupkah membuatnya jadi pemeran utama komedi selama 10 tahun ini?
"Azriel, jangan menyematkan marga keluarga dengan asal pada orang lain. Terlebih pada orang asing."
Bocah itu menunduk, merasa bersalah.
"Maaf. Kakak tidak suka ya?"
"Bukan. Justru sangat suka. Sangat. Bahkan hingga saat ini masih terbenam harapan untuk bisa menyandingkannya dalam namaku. Hanya saja bagiku itu terdengar sakral saja haha. Lupakan."
"Kakak mau permen?"
"Terimakasih. Azriel. Aku jadi ingin punya seorang anak sepertimu. Mungkin jika saja aku bisa, aku pasti punya yang persis denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinner Ego [Taegyu] ✔
FanfictionSeandainya tempatku berpijak adalah sama dengan apa yang kutulis dalam lembar putih. Attention! BxB Top - Tae Bot -Gyu