Sunset

389 26 2
                                    




SINNER EGO

T A E G Y U

¤¤¤¤¤








Pertama kali yang terlintas saat melihat senja, adalah memori lama yang berputar apik namun tak dapat terealisasikan.

Berakhir menjadi bongkahan kaset usang berdebu yang tak pernah disentuh barang sedetik.

Namun ingatan seseorang berbeda, hanya memandang sesuatu yang pernah menjadi bagian dari memori. Maka film reka ulang itu segera terputar.

Hadirkan rasa sesak luar biasa sebab sebenarnya diri ini tak pernah siap untuk kehilangan, merelakan, pergi meninggalkan.

Beomgyu dan kamera usang ditanganya, juga senja dibulan mei.

Kombinasi mematikan yang semesta buat untuk menjatuhkan dirinya kesekian kali.

"Selamat hari jadi, itu jika kau yang disana masih ada dan mengingatnya. Bila lupa tidak mengapa, aku yang akan selalu ada mengingat memori lama bersama."

Bila dituliskan dengan tinta hitam diatas putih, mungkin akan berjilid. Dahulu Beomgyu sangat senang menuliskan ragam hal soalnya. Dulu sekali.


*****



"Aku bukan pajangan loh disini."

Yang lebih muda terkekeh menanggapi tuturan kekesalan sang kekasih terhadapnya, lantas meletakkan penanya.

Membalikkan diri menghadap sosok yang hanya mengenakan kaus singlet, memamerkan dua buah otot bisep mahakarya lainnya.

Kedua tangannya terulur menangkup wajah tegas itu, manik hitam jernih kesukaan Beomgyu.

"Apa tuan Kang? Aku kalau kamu ngelukis berjam-jam engga protes loh."

Pemuda itu mengerlingkan matanya sebagai jawaban.

"Dih, ngambek kamu? Umur aja lebih tua 4 tahun, tapi tingkah kaya bocah."

"Loh, kan memang harusnya kamu jadi kakak. Lahirnya aja yang kelambatan 4 tahun."

"Kamu loh, lahir kecepetan 4 tahun."

Perdebadan yang tidak masuk akal tanpa henti terus berlangsung, aneh namun bagi keduanya terkesan lucu. Berakhir menertawakan satu sama lain.

"Minggu depan aku libur, mau jalan?"

"MAU! Aku udah lama gak walk date, kita ke braga yuk. Atau bubat, ah ke cibaduyut aja aku pengen deh cari sepatu baru. Kita beli polosan kalau ada, nanti kamu lukis couple hehe."

"Iya. Semua aja."

"Ih jangan, macet gak akan cukup."

"Yaudah, cibaduyut aja. Disekitar sana juga ada makanan, aku tahu kamu juga ngincar jajan kan?"

"Hehehe."

"Ketawa, cium nih."

Beomgyu lantas menutup bibirnya dengan kedua tangan "Gak. Taehyun bau belum mandi, gamau cium-cium."

"Siapa bilang?"

"Aku, wlee.. sana mandi dulu." ejeknya sembari berlari menjauh.

"Awas ya kamu beruang nakal."

"Larii ada kucing garong~"

Kediaman itu menjadi ramai dengan teriakan keduanya, serta tingkah kekanakan dua remaja yang tengah dimabuk asmara.

Hari dimana mereka masih memilih diam dan acuh akan kehendak semesta.


*****



Taehyun pandangi wajah dihadapannya dengan lamat, menikmati setiap inci keindahan yang terpatri.

Beomgyu dan paras rupawannya tak dapat dipungkiri salah satu kelemahannya, jika bisa ia ingin sekali mendeklarasikan dan menjadikannya keajaiban dunia kedelapan.

Terdengar hiperbola, sebucin itu pemuda bermarga Kang.

"Ungh.."

"Sssh.. tidur lagi sayang." tanganya mengusap punggung hingga surai bergantian, menengkan sang kekasih dalam lelapnya.

Sesekali mengecup puncak kepala sebelum membawanya dalam dekapan penuh kehangatan kasih sayang.

"Tolong jangan buat Beomgyuku menderita, tolong jangan pernah ambil malaikatku, satu-satunya rembulan penerangku."

Kata sekaligus rapalan doa penuh harap pada semesta, tak pernah absen disetiap malamnya. Hana harapan kecil yang berharga, melebihi dunia dan seisinya.

Tanpa tahu bahwa semesta memiliki garis takdir yang telah ditentukan sendiri.







#####







Hai, short story untuk Taegyu

Ini fluff kok, lovey-dovey 

hehehehehehe...




Baiklah seikhlasnya~

Sinner Ego [Taegyu] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang