SINNER EGO
T A E G Y U¤¤¤¤¤
Suara alarm pagi bangunkan dirinya dari tidur panjang, kelopak mata indah itu mengerjap bersama bulu yang lentik.
Menatap langit-langit kamarnya seperti biasa. Lantas terbangun, tersenyum miris.
Apakah dia sudah terlampau rindu hingga menjadi gila?
Ia merasa amat nyata, Beomgyu dan Taehyun, dihari senja hingga malam bersama. Saling mendekap masing-masing raga, satuka rasa yang telah lama pergi jauh berpisah dari jiwa.
Jika benar mimpi, Beomgyu harusnya tak bangun.
Alarm sialan yang mengacaukan bunga tidur terinsah yang juga memilukan.
Tersadar, ada bau asing didalam kamaenya. Parfum maskulin yang begitu menyengat tertinggal disana.
"Taehyun?" Beomgyu bergegas bangkit, kaki kecilnya tergesa membawanya keluar menyusuri sekitar.
Nihil.
Kostnya kosong, benar-benar kosong. Tidak ada siapapun.
"Oh, bear. Sudah bangun, ayo sarapan sayang."
Pintu terbuka tampilkan seorang pria, dengan pakaian kasualnya. Aroma parfum yang sama tertinggal.
Dia nyata.
"Tae... Taehyun... Hiks.."
Betapa cengeng seorang Choi Beomgyu.
"I'm here, aku gak akan kemana-mana." jawabnya, dengan sebelah tangan. Taehyun mengangkat tubuh Beomgyu, sembari sebelah lagi membawa saraoan pagi.
Taehyun masih sangat terkejut, tubuh Beomgyu terlampau ringan, mungkin dua kali lipat lebih ringan dari kali terakhir keduanya bersama.
Sepuluh tahun lalu.
Apa kekasihnya ini tidak makan dengan benar?
"Hey bear, udah dulu yuk nangisnya. Kita sarapan."
Beomgyu menggeleng, masih setia memeluk Taehyun disana.
"Sayang, aku sedih kalau kamu gak makan. Aku suap, peluk aku tapi sambil makan ya? Hmm?"
Pelukannya mengendur, Taehyun regangkan agar dapat lihat wajah si cantik.
Mata sembab, hidung memerah, bibir plum yang bergetar.
Taehyun kecup semuanya bergantian.
"Jangan nangis, bulan harus terus bersinar."
*****
Petang hari itu, Taehyun bawa Beomgyu memasuki mobil bersama Azriel. Pergi kerumah kediaman Kang untuk menurunkan si bocah.
"Ayah pergi ya boy, kamu bisa diajak kerjasama kan?"
"Ay ay Capt. Take care."
Beomgyu tak menyangka, anak itu. Benar keluarga Taehyun.
"Jangan salah paham. Azriel putra Yuna dengan kolega bisnisku dari London, orangtuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Lebih sering bersamaku."
Beomgyu mengangguk, mengulum senyumnya.
Taehyun masih sama, tidak berubah. Mungkin hanya tubuhnya yang semakin kekar.
Dalam diam, Taehyun tautkan tangan mereka. Sesekali menciumnya tanpa bosan.
Keduanya tak bersuara, tak mencoba membuka obrolan lagi setelahnya. Bukan apa, hanya tak ingin menangis didalam mobil dan pecahkan konsentrasi menyetir Taehyun.
Maka begitu tiba di kost kecil milik Beomgyu, semuanya. Pecah.
Derai air mata tiada hentinya. Baik Beomgyu dan Taehyun.
"Aku takut, aku takut sendirian. Tapi aku lebih takut Taehyun kenapa-kenapa."
Taehyun merasa begitu gagal, sangat gagal. Ia terlampau lemah dibawah tekanan sang ayah, tidak dapat berbuat apapun. Sehingga Beomgyu yang berkorban.
"Sekarang Taehyun disini, Taehyun gak akan biarin siapapun jahatin Gyu. Gak akan lagi Taehyun biarin bulannya pergi lebih jauh."
Satu anggukan.
Mulai detik ini, Taehyun bersumpah pada dirinya. Ia akan menebus banyak hal pada Beomgyu.
Tak akan lagi membuat pemuda itu kesepian, ketakutan, merasa sedih, maupun terkucilkan.
*****
Yang lebih tua tersenyum manis, mengusap punggung dan surai hitam panjang kekasihnya.
Sesekali mencium setiap inci diwajah elok nan cantik secara bergantian.
Tak ingin lewatkan setiap sekon waktu yang sangat berharga.
"Bear, aku sayang kamu. Maaf karena terlalu lemah gabisa jaga kamu."
"Aku juga sayang Taehyun, banyak. Sampai engga tau sayangnya ini harus diapakan lagi soalnya udah tumpah-tumpah. Gyu ga akan pergi."
"Mau pulang?
Kerumah kita, Bandung dan segala cerita tentang kita berdua. Bandung dan saksi bisu sang senja."
#####
Seikhlasnya ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinner Ego [Taegyu] ✔
FanfictionSeandainya tempatku berpijak adalah sama dengan apa yang kutulis dalam lembar putih. Attention! BxB Top - Tae Bot -Gyu