penjaga mimpi - loh?

57 1 0
                                    

"Oke oke," Haksa mengangguk mantap, "Saya ubah permintaan saya."

"Saya ingin gadis bernama Karina Ardella Dyanti, gadis yang tinggal bersama saya, tidak merasakan kesepian lagi, saya ingin dia punya teman sekaligus cinta sejati yang bisa menemani dan bisa membuat dia kembali percaya diri akan kemampuan dan mimpi-mimpinya."

"Oke sudah terkabul,"

Haksa menaikkan alisnya bingung, "Hah? cepet banget, beneran sudah terkabul Jin?"

"Lihat saja sendiri," Jin itu menjentikkan jarinya, dan Harsa seketika kembali ke dunia nyata.

Harsa melihat sekeliling rumah Karina yang tak asing baginya, tidak ada yang berubah sama sekali di rumah ini, tidak ada tanda-tanda kehidupan orang lain yang akan menjadi teman hidup Karina seperti permintaannya barusan.

Bersamaan dengan itu, Karina kembali dari dapur dan menatap Harsa kaget, "Heh! Lu siapa? Maling ya?!"

"Hah maling?! Dimana maling?!" Harsa ikut panik menengok kanan kiri berkat seruan Karina.

"Ya elu lah!" Karina memukuli Harsa dengan centong nasi ditangannya sekuat tenaga, Harsa hanya bisa pasrah juga bingung setengah mati, karina bisa melihatnya?

Harsa menahan tangan Karina, "eh bentar, Kar! Lu bisa ngeliat gue?"

"Heh! darimana lu tau nama gue, lo stalker ya?!" Karina memukuli lagi Harsa dengan kuat dan Harsa hanya bisa pasrah dipukuli habis-habisan oleh centong nasi plastik Karina.

Karina mengikat tangan Harsa dengan tali sepatu miliknya, dengan cepat Karina menggapai handphone-nya dan menghubungi seseorang dengan terburu-buru.

"Mah, di rumah ada maling mah, Karin takut," ucap Karina dengan suara bergetar setelah panggilan tersebut tersambung.

Harsa diam-diam menguping percakapan telepon Karina dengan Mamanya, "Hah? Oh itu anak temen mamah? Namanya Harsa?"

Harsa terkejut saat namanya disebutkan oleh Karina, ini pertama kali Karina menyebutkan nama Harsa semenjak kepindahannya ke rumah ini 2 tahun yang lalu.

"Makasih, Mah. Love you," Karina menutup telfonnya dan segera menghampiri Harsa yang terduduk dengan tangan terikat ke depan, "Kamu enggak papa kan? Tadi aku mukulnya kekecengan gak?" tanyanya dengan polos dan kaku.

Harsa tersenyum canggung, "Gue gapapa kok, Kar. Santai aja, gue tahu lu pasti kaget, salah gue juga main masuk rumah aja" jawab Harsa yang secara tak sadar mulai berakting.

Karina melepas ikatannya dari Harsa, butuh waktu lama untuk membuka ikatan itu, karena memang kebetulan Karina dulunya anak pramuka yang jago tali temali, "Eh, kamu udah cuci tangan belom? Jaman pandemi kaya gini kita harus jaga kebersihan biar terhindar dari covid loh,"

"Belum sih, Yaudah gue cuci tangan dulu deh," Harsa langsung bangkit dari duduknya dan beranjak pergi ke kamar mandi tanpa perlu dituntun sang pemilik rumah.

"Kok kamu tahu kamar mandinya ada disebelah sana?" tanya Karina lantang yang membuat Harsa seketika membeku. "Feeling aja feeling," elaknya sambil memamerkan gummy smile-nya.

Harsa berlari masuk ke kamar mandi dan segera berkaca, ia memegang pipi dan dahinya yang menghangat, bibirnya yang kembali berwarna merah muda alami dan tak lupa mengecek kembali detak jantungnya, "Gue hidup lagi!" serunya sampai melompat kegirangan didepan cermin tanpa tahu bahwa Jin besar tadi berdiri memperhatikannnya.

"Alag siah, reuwas,"

Mata mereka tak sengaja saling bertemu, yang membuat Harsa yang tengah senang atas kembalinya kehidupannya, hampir membuat dia kehilangan kehidupannya lagi untuk kedua kalinya.

"Om Jin, ngagetin aja deh!" Harsa menepuk pundak Om Jin dengan santai.

Jin memasang wajah datar dan bertanya, "Gimana? Senang bisa hidup lagi?"

"Senang banget lah. Dengan ini saya bisa menebus kesalahan saya di masa lalu, Jin."

"Kata siapa kamu hidup lagi buat nebus kesalahan kamu?" tanya Jin dengan nada serius.

Harsa tertegun sebentar, "Emangnya saya dihidupkan kembali untuk apa?"

Jin besar itu tersenyum dan menghilang dalam sekejap dari hadapan Harsa tanpa menjawab pertanyaannya terlebih dahulu. Harsa menatap kembali bayangannya dicermin yang sedikit memudar.

"Oh, jadi itu alasan gue dihidupkan kembali."

Cerita Yang Saya Tulis Untuk Tugas Teks CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang