tuan hidung mancung - oh nama dia..

13 0 0
                                    

Hari itu adalah hari yang paling menyebalkan. Aku seorang manusia yang tak bisa langsung akrab dengan lingkungan baru, merasa kesepian pada saat itu

Kalian pasti tau lah, karena kalian sudah pernah merasakan mpls yang ribet dan perlu ini itu. Dan harus bersusah payah lagi membuka pertemanan dengan teman baru kalian.

Memang cukup sulit untukku membuka obrolan dengan orang asing, apalagi aku adalah satu satu nya orang dari kampung yang nyasar sekolah ke kota. Sumpah deh, pengen cepet pulang.

Kakak OSIS yang membimbing kelas kami lumayan asik, apalagi kakak kelas 9 yang membimbing kami, sudah tampan, humoris pula. Bukan, dia bukan tuan hidung mancung.

Kami disuruh pergi ke aula untuk mendengarkan bimbingan, aku pun sudah lupa isi bimbingannya apa, ingatan itu sudah terkubur dalam guys.

Seingatku aku duduk paling belakang waktu itu, mana sendiri lagi. Ngenes banget. Tapi karena aku duduk paling belakang saat itu, aku dapat melihat keluar dan mendapati para pengurus OSIS  sedang bercanda ria di luar sana.

Pada saat melihat kesana, Dihari itu ada satu hal yang ku ingat dengan jelas. Aku ingat, saat aku melihat si tuan hidung mancung untuk pertama kalinya, dengan jas OSIS warna biru navy dan kacamata bertangkai biru bertengger di hidungnya

"Lucu," Gumamku tanpa suara pada saat itu

Aku mengalihkan pandanganku saat dia menatap balik kearah ku, bukan tepat ke arahku sih, tapi hanya sekedar melirik keadaan siswa di dalam aula masih kondusif atau tidak.

Akhirnya setelah berpuluh menit duduk sampai kesemutan, kami keluar juga dari aula yang dipenuhi dengan ribuan murid baru itu.

Saat keluar, aku melirik kesana kemari mencari keberadaan si tuan hidung mancung tadi. Ah dipikir pikir kenapa juga aku harus mencarinya? Aku pun belum tau namanya.

Tapi kenapa aku begitu penasaran yah? Entahlah, pokoknya aku harus segera masuk ke kelas dan mulai lagi mengikuti kegiatan mpls yang tidak terlalu berkesan ini.

°°°

A

lhamdulillah, sekarang aku telah resmi menjadi siswi SMP tanpa harus lagi mengikuti mpls yang sangat amat merepotkan itu.

Tapi tetap saja, aku harus wajib mengikuti ekstrakurikuler agar tidak kena hukum. Ekstrakurikuler itu wajib sekali untuk semua murid baru.

Yasudah lah, maka aku pilih saja eskul Pramuka. Toh karena si kakak pembimbing lucu juga masuk eskul itu Hihihi.

Ya bisa dibilang, saat mpls aku menyukai si kakak pembimbing lucu itu. Entah lah kurasa itu hanya sekedar kagum, tidak lebih.

Akhirnya pada hari jumatnya, kami anggota eskul Pramuka berkumpul dan mulai melakukan kegiatan Pramuka seperti pada umumnya.

Aku belum tahu kalau si Tuan hidung mancung ternyata masuk eskul Pramuka juga. Karena yang membimbing hari itu senior kelas 9, sedangkan tuan hidung mancung kan kelas 8, jadi kami tidak bertemu hari itu.

Pada pertemuan eskul selanjutnya akhirnya aku bertemu juga dengan Tuan hidung mancung, aku cukup senang bisa bertemu dengannya, dan lagi aku akhirnya dapat tahu siapa namanya. Namanya aku samarkan saja ya guys. Namanya Dadang.

Aku tahu namanya dari teman satu regu ku, aku dengan berani bertanya kepadanya, "Orang yang hidung mancung itu, kamu tau tidak siapa namanya?" tanyaku sambil menunjuk samar ke Tuan hidung mancung

Temanku menjawab, "Oh dia, Namanya Dadang, dia yang membimbing kelas ku pada saat mpls loh,"

Aku kaget, karena temanku ini menjawab dengan tersipu malu, "Wah?"

"Iya, di kelas kami, semua cewek suka sama dia."

Aku lebih terkejut lagi, "Semua? Kamu juga dong?"

Ia mengangguk sambil tersipu, "Iya, hehe,"

Aku mengumpat dalam hati, ahh tidak. Aku punya banyak saingan ternyata.

Pada hari yang sama juga, aku bergaul dengan teman sekelasku yang ikut eskul paskibra. Kami mengobrol panjang lebar dan tertawa bersama. Tapi, tiba-tiba datang kakak kelas paskibra juga, yang ikut nimbrung di obrolan kami. Aku kaget dan sedikit malu karena hanya aku anak Pramuka disana.

Tapi aku diam saja, karena sepertinya tak sopan juga kalau langsung pergi,dan secara tak sengaja aku dengar bahwa teman temanku mengolok kakak kelas itu dengan kata "Cie," Dan menyebut-nyebut nama Kak Dadang.

Waduh aku punya saingan lagi??

Cerita Yang Saya Tulis Untuk Tugas Teks CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang