tuan hidung mancung - bucin time

6 0 0
                                    

Seperti hari hari biasa, aku belajar di sekolah dengan giat dan rajin, gak rajin-rajin amat sih.

Aku beruntung punya kelas di sebuah aula, aula itu tempat yang banyak dilewati para murid apabila mau ke kantin belakang atau pun ke kamar mandi.

Jadi setiap harinya, bagi orang-orang yang jatuh cinta sepertiku, aku bisa dengan mudah melihat si Tuan hidung mancung melewati kelas kami.

Saat terdengar suara orang akan lewat kelas kami, aku sering menengok berharap bahwa yang lewat itu si Tuan hidung mancung. Dan kalo bukan dia, aku kembali lagi fokus pada pelajaran lagi.

Dan apabila kebetulan si Tuan hidung mancung lewat, semua orang di kelasku akan berdeham keras kepadaku, dan mengkode bahwa orang kusuka lewat kelas kami.

Ah dasar, mengapa semua orang jadi tahu aku suka sama Tuan hidung mancung sih. Aku kan jadi malu.

°°°

Hari itu aku bertanya kepada teman sekelasku, aku bertanya, "Kak Dadang itu kelas apa sih?"

Teman ku menjawab, "Kelas 8H, dia temennya saudara aku,"

"Oh ya?! Wih kebetulan dong," ucapku dengan semangat 45

Lalu dia bertanya balik kepadaku, "ih tau gak anak Pramuka yang namanya Fatin?"

Aku menggeleng, "Gak tau,"

"Ih masa gak tau, itu loh temennya kak Dadang juga, anak pramuka juga."

Aku menggeleng lagi, "Aku belum kenal semua anak Pramuka."

Dia mendengus sebal, lalu kebetulan sekali Kak Fatin dan Tuan hidung mancung sedang lewat, dan temanku menunjuk bahwa itu yang namanya kak Fatin. Aku hanya ber oh ria, dan lebih memerhatikan punggung Tuan hidung mancung yang melewati kelas kami, hihi.

°°°
H

ari Jum'at, waktu untuk eskul Pramuka lagi. Sebenarnya aku cukup malu untuk eskul Pramuka hari ini, karena tadi sempat ada insiden aku keceplosan meneriakkan nama kakak kelasku.

Kalian ingat yang temanku bilang dia suka dengan Kak Fatin. Nah karena itu, aku mulai memanggilnya dengan sebutan nama si Fatin.

Nah kebetulan saat kami ke kantin, kami bertemu dengan Kak Fatin dan aku dengan tidak sengaja memanggil namanya untuk mengolok-olok temanku yang tersipu dengan keras sampai kak Fatin nya nengok. Aduhhh malunya.

Sudahlah jangan dibahas lagi. Minggu ini kami belajar tentang tali temali, dan kami di ajarkan oleh, ekhem kak Fatin dan Kak Dadang.

Aku melihat cara mengikat tali temali dengan baik dan teliti, tak lupa sekalian modus melihat wajah Tuan hidung mancung yang tampan sekali pada hari itu.

Sekalian juga melirik malu ke Kak Fatin karena kesalahan tadi pagi haduh. Tiba-tiba Kak Dadang menunjukku ke depan untuk membantu mengikat tandu yang tengah dibuatnya.

Aku dengan terkejut maju dan melihat teman sereguku yang tersenyum kegirangan melihat aku disuruh maju kedepan oleh orang yang ku suka.

Aku mengikat talinya dengan teliti sesuai arahan, walaupun sedikit bingung tapi aku dapat bantuan dari Kak Dadang, dan taukah kalian? Tangan kami bersentuhan loh.

Aku tak bisa menyembunyikan ekspresi senangku, teman sereguku juga tertawa dalam diam melihatku yang kesenangan seperti itu. Rasanya jantungku mau melompat dari tempatnya saja.

Cerita Yang Saya Tulis Untuk Tugas Teks CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang