13. I'm fine?

124 15 0
                                    

"Mas Galen mengirim satu pesan bukan sengaja menyempatkan waktu melainkan bila ada waktu”
-AURISTELA RIANA-

Aku sudah bosen menegurnya, mulut ku sudah kelu walau sebatas ada keinginan menyindirnya apalagi mood, rasanya sudah menyerah membuat dirinya agar sadar. Tidak jadi masalah bila dirinya bekerja masih berada diwilayah sama dengan ku, bila tidak? Setidaknya sempatkan kirim satu pesan untuk menyanangkan hati ku disini, meskipun yang dipertanyakan tidak banyak, sekedar menanyakan kabar. Astagfirullah’alazim, itu tidak sama sekali terjadi, tidak sadar apa, dirinya disana sudah satu minggu, disini aku dikasih kabar hanya sekali darinya. Lama-lama aku ingin merubah mulut ku jadi berbisa, biar dia takut. Sekalian jadi siluman ular!

Giliran aku sudah menyerah, sadar dan sabar, dari uring-uringan tidak jelas, mulai terasa beberapa hari ini, tiba-tiba muncul notifikasi darinya usai aku membersihkan diri dari pulang kerja tadi, aku langsung menelpon balik setelah sekian purnama ponselnya tidak aktif. Sudah tidak waras mas galen ini!

Mood hancur ku hilang, digantikan oleh ribuan cahaya bintang dan ribuan kupu-kupu terbang disekitar jendela kamar ku. Kekasih ku sudah sampai diJakarta, malam ini ingin mengajak ku hadir ke pesta ulang tahun sodara perempuannya disalah satu resto kemang, tuturnya ‘Dandan yang cantik, mas sangat merindukan mu’, mendengarnya ingin muntah, tapi beda dengan mulut ku, dia senyum-senyum sendiri dan hati sedang nari salto gulang-guling didalam sana. Jujur emang seneng, sih.🥰💋

Aku segera memilih-milih dress, pilihan ku jatuh pada dress panjang polos dengan lengan ¾  berwarna cream, sedikit corak bunga dibagian bawah. Pas dibadan sehingga sedikit terlihat lekuk tubuh ku. Tidak mengulur waktu untuk merapihkan semuanya, Aku merapihkan riasan wajah ku, diambil bagian sisi kiri dan kanan saling sedikit lalu diikatkan kebelakang, sisanya dibiarkan terurai kebelakang sehingga menampilkan leher jenjang ku dan menghasilkan aksen anggun.

Mengingat mas galen orangnya tidak ingin menunggu lama. Aku segera menunggunya diruang tv.

"Okay, cantik banget kamu ria!" Ucapku saat kagum melihat hasil kreasi ku malam ini,

Mamah dan bapak sedang menonton tv, aku ikut duduk sebentar selagi nunggu mas galen datang,

"Jangan malam-malam ya,"

"Iya, Pak."

"Cantik gak mah?" tanya ku,

"Cantik seperti mamah."

"Iyalah seperti mamah, masa seperti bi ijah tukang sayur depan." canda bapak, mendapat pukulan dari mamah. Diluar terdengar suara klakson mobil, aku tahu itu pasti mas galen.

Saat aku menghampirinya, mas galen sudah ada diambang pintu. Dia sangat rapih memakai setelan tuxedo warna yang senada dengan ku.

"Wah, mantu mamah tampan sekali," ucap mamah kala mas galen mencium punggung tangannya, dia hanya membalas senyum saja.

"Mau ajak ria kepelaminan len?" goda bapak, saat aku beriringan duduk bersamanya. Mas galen terkekeh pelan,

"Iya," candanya balik,

Bapak dan mamah mengajak mas galen ngobrol beragam bahasan, tidak lain meminta recoment kampus terbaik untuk nana. Melihat waktu acara, Mas galen memberi kode pada ku agar berpamitan, walaupun aku tahu mamah dan bapak masih ingin berbincang dengannya.

GARIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang