19. Cape aku tuh, Mas!

301 26 2
                                    

Mood pagi ku sangat baik, diawali dengan berolahraga bersepeda sekitaran komplek sambil menikmati sejuknya embun pagi sebelum dijemput oleh hangat cahaya matahari pagi.

Sampai rumah, terlihat semua orang sedang sarapan, aku mencium kedua pipi bapak dan mamah setelahnya duduk.

"Pak, mah, mas galen sudah pulang tadi subuh. Hari ini ria izin keluar ya, mau dinner bersamanya."

"Waktu kalin seminggu lagi, jangan terlalu banyak tinggah. Takut terjadi sesuatu," ucap mamah,

"Semuanya sudah dipersiapakan, ri?"

"Belum, inilah alasan kita ketemu, sambil membicarakan acara pertunangan kita. Sebenarnya ria sudah dapat reverensi dari crew, tapi ya ingin ditanyakan dahulu pada mas galen, takut tidak sesuai berimbas pada acaranya, menjadi tidak hidmat."

"Pengeluarannya sudah kamu persiapakan?"

"Sudah, tapi bila kurang mungkin menunggu gajih bulan sekarang, sebagai tambahan."

"Sok-sokan mau bayar sendiri, gajih aja pas-pasan. Bapak lagi, dana sudah siap semua, pakai nanya si ria. Sudah, uang mu simpan, biarkan pakai uang bapak saja." Ucap mamah, aku mengangguk.

"Ngetes aja, kali dia gak punya duit. Tahu sendiri, masalah uang dan yang lainnya dia selalu tertutup sama kita. Kita tahu dia gak punya uang aja dari para sahabatnya."

"Pakai ngemis minjam, padahal orang tuanya juragan kontrakan dan pasar swalaya. Kita orang punya Riana, kenapa kamu sok belaga miskin. Malu bapak."

Aku mengulum senyum begitupun nana dan mamah.

"Iya maaf. Abis nya kalau minta ke bapak selalu ditanya-tanya dulu, kan mengulur waktu."

"Iyalah ditanya dulu, orang kamu mintanya jutaan bukan ratusan. Mau beli apa coba?"

"Mau beli mobil,"lirih ku,

"Mobil mu, sudah bapak belikan. Bulan depan datang, warna merah berjenis Alya."

Aku langsung keselek, menatap bapak.

"Serius pak?"

"Iya, sekalian nana juga, dibelikan motor baru."

Aku melihat nana, senyumnya begitu bahagia.

"Makasih pak..." ucap ku dan nana,

"Makasih sama bapak, kalian salah besar. Harusnya sama mamah kamu, terus maksa bapak untuk membelikan semua itu untuk kalian. Efeknya, pembangunan kontrakan bapak tertunda, cari dana lagi. Untung bapak sayang sama mamah kalian."

"Cepat habiskan sarapannya, mamah mau langsung ke Toko,"

"Loh ko ke Toko sih mah? Bukannya tadi malam mau temani bapak ngisi acara?" Tanya bapak,

"Pergi aja sendiri, mamah repot. Mau ngawasi karyawan baru."

Bapak berdecak, "Pembohong, padahal sudah diturutin semua maunya."

"Mandiri saja pak..." ucap nana,

"Itu tempat kerja kakak mu!"

Kami tertawa nyaring kecuali bapak.

O0o

Aku sudah siap untuk bertemu mas galen siang ini, tepat nya diBinza'cefè sebelum ketujuan selanjutnya. Aku menuju kesana menggunakan ojol.

Tidak butuh waktu lama menuju kesana, hingga aku saat ini sudah berada didepan cafè tersebut. Berjalan santai dengan senyum merekah saat disapa oleh sang pelan yang sudah mengenali ku. Mata ku menyapu seluruh ruangan ini, aku tersenyum ketika orang yang ku cari ketemu, namun seketika senyuman itu memudar. Kenapa? Tak jauh dari temoat aku berdiri, aku melihat Mas galen sedang ditempelin seorang wanita yang berstatus sodara tapi mengaku istrinya.

GARIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang