3. Pria pilihan BAPAK

169 20 2
                                    

Aku baru pulang kerja, bersih-bersih, makan dan ikut bergabung santai diruang Tv bersama nana adik ku. Kami ngobrol, berawal dari penyampaian nana mengenai rumah kami akan kedatangan tamu.

"Na, bapak sama mamah, serius banget, lagi ngobrolin apa?"

"Malam ini bakalan ada tamu spesial."

"Orang jauh?"

"Gak tahu, kata mamah sih itu teman bapak."

"Ada tujuan apa mereka kesini?"

"Kak, aku disini sebagai pelantara mamah saja, bila ingin jelas mendengar apa saja informasi mengenai mereka, sok dipersilahkan, segera sungkam didepan bapak. Bicaralah seperti rumus persegi panjang. Puas?"

"Biasa aja kali, kaya dirinya gak suka kepo aja, sama urusan orang lain."

"Sana ah pergi, ganggu aja!"

Aku memberikan uang jajan bulanan padanya yang biasa diberikan setiap bulannya, tapi itu tidak tentu, menyeimbangkan kebutuhan ku juga.

"Hah, segini?"

"Skincare kakak, sudah pada habis. Bulan depan baru seperti biasa."

"Memang kak galen tidak mencukupi kebutuhan kakak? Secara kalian sudah lama pacaran."

"No comment, Kepo banget sama urusan orang lain. Sok mangga, dipersilahkan tanyakan pada pacar saya, dengan rumus setengah lingkaran!" balas ku, langsung bangun menuju kamar. Itulah alasan kenapa aku tidak banyak tanya atau prostes bila kata "Harus, Wajib dan Sekarang" terlontar dari mulutnya, aku hanya bisa manut, tapi bila terjadi bersiaplah urusannya ribet.

Disana nana berteriak memanggil ku.

"BERSYUKUR, SUDAH DISISIHKAN. NASUTION!"

"GUE DOAIN, LO PUTUS SAMA KAK GALEN. PASTI LO GILA!" teriaknya, aku tertawa geli didalam kamar.

Aku membuka ponsel, ternyata tidak ada yang menarik, orang yang ku tunggu kabarnya saja sangat cuek. Dari pagi sampai menjelang malam, aku belum menerima notifikasi darinya, padahal mengingat lima jam yang lalu aku mengetik pesan sebagai mengingatkan makan siang. Aku membuka foto profil WattsApp-nya, aku perhatikan lekat-lekat.

 Aku membuka foto profil WattsApp-nya, aku perhatikan lekat-lekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jutek banget sih kamu hari ini, Sayang?"

"Lagi ngapain, Hemm? Apakah diri ku seharian ini tidak ada dalam ingatan mu, pikiran mu?"

"Sayang, kamu dingin banget sih, sama pacar sendiri, padahal sudah dibaca. Apakah jari jemari tangan mu cantengan? Bila tidak bisa mengetik, bisa voice note kan?"

"Kita sudah berapa tahun sih pacaran, Yang? Apa kamu tidak takut bila aku pergi ninggalin kamu, hah?"

Aku terlewat boring, melempar ponsel ku asal, diatas kasur begitupun badan ku, lemas sekali memikirkan hal yang tidak akan terjadi, salah satunya berharap balasan dari mas galen.

GARIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang