🍫Dark Chocolate 02

1.5K 420 139
                                    

Di rumah mewah nan megah, tepatnya di dalam lift dari lantai tiga turun ke bawah.

Tring!

Tak membutuhkan waktu lama, pintu lift pun terbuka. Matanya mengedar, menatap luasnya rumah.

Kediaman sebesar ini hanya di huni oleh dirinya dan para pembantu saja. Mau sampai kapan akan seperti ini? Tak ada ayah, tak ada ibu, tak ada nenek, juga tak ada kakek. Mereka semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

"Dasar orang-orang gila kerja."

Segala cara sudah Gayatri lakukan untuk memancing perhatian keluarga, minimal pulang jika ada sesuatu yang terjadi dengan dirinya. Ini tidak, masalah sebesar apapun yang ia perbuat di sekolah pasti papanya akan menyuruh bawahan untuk menyelesaikan masalah.

Gayatri pernah nekat menghabiskan uang senilai seratus juta dalam sehari. Kalian tahu apa tanggapan mereka? Jawaban sang papa sangat ringan dan jelas. "Kami kerja buat anak, terserah uang itu mau kamu habiskan atau kamu timbun."

Mungkin tampak terlihat hidup Gayatri adem, ayem, dan tentram. Nyatanya salah, uang bukan finansial untuk bahagia.

Bahkan rumah di jadikan tempat bermalam saja, kadang ia juga tak pulang. Lebih memilih menginap dirumah Aileen.

Buat apa pulang, toh disana ia juga sendirian. Tak ada keluarga yang menemani. Tak ada orang tua yang menjadi pembimbing dimasa remajanya.

Yang mereka pikirkan hanya satu, bagaimana cara agar anak semata wayangnya hidup dengan kecukupan.

Menjadi anak orang kaya tidak melulu bahagia. Memang uang bisa menjadi acuan, tapi kebersamaan keluarga jauh lebih penting dan berharga dari pada itu.

Uang masih bisa di cari sama-sama, tapi waktu luang untuk keluarga tak akan pernah bisa kembali.

Dari kecil sudah tidak di dampingi orang tua, ia hidup di rumah sebesar ini dengan seluruh asisten rumah tangga. Kebayang bukan, bagaimana Gayatri yang sesungguhnya?

Perempuan ini di sekolah juga hanya akrab dengan Aileen dan Vigo saja, selebihnya ia tak mau berdekatan dengan orang-orang yang hanya mau berteman dengan anak orang kaya.

Secara tampilan baik Aileen maupun Gayatri tak jauh berbeda.

Tin! Tinn....!

Lamunannya buyar, itu pasti si Vigo. Iyaps! Karena motor mereka ada di sekolah, alhasil kembali menyusahkan Vigo dengan meminta tebengan.

Sekitar sepuluh menit dengan kecepatan ala Vigo. Yang jelas bukan kecepatan sedang. Pasti kalian tahu lah ya, bagaimana Vigo mengendarai mobil.

Kenapa berani kebut-kebutan? Sebab jalan menuju rumah Aileen bukan jalan raya besar, jadi tak di padati kendaraan.

Mobil Vigo terparkir di depan pintu gerbang. "Lo tunggu sini," seru Gayatri.

"Lama, gue tinggal," ancam Vigo.

Seperti biasa gadis ini masuk layaknya rumah sendiri. "Aileen mana, Nek?"

"Di kamar," jawab sang nenek.

"Ya udah, Gayatri samperin Aileen dulu. Dah, Nenek." Pergi setelah mencium pipi Nenek Laksmi.

Ceklek!

Pintu di buka, dan terpampang lah sosok gadis yang ia cari. Seketika binar mata Gayatri meredup ketika melihat pemandangan di depannya.

Dark ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang