Setelah menyeselesaikan ritual di kamar mandi, hatiku masih diselimuti rasa dongkol.Tidak bisa dipungkiri bahwa kecemburuan kembali merasukiku. Kuamati baju yang diletakan di nakas samping tempat tidur.
Ada dua potong pakaian, yang pertama piyama berwarna gelab, mungkin ini ia siapkan untuk tidurku tadi malam dan satu lagi dress selutut lengan panjang, nampak cantik dengan motif bunga. Dress ini benar-benar manis, namun nafasku kembali memburu mengingat semua ini milik Carisa. Segera kurapikan pakaian itu dan kuletakan ditempatnya, aku tidak mau pakaian itu berakhir mengenaskan jika masih dalam genggamanku.
Jika kemarin aku sempat terbuai dan menikmati kenyamanan yang kembali tercipta, tidak untuk saat ini, amarah begitu menguasahiku. Apa hubungannya dengan Carisa sudah sejauh itu? Sampai ada baju Carisa yang tersimpan di apartemennya, mengingat sebentar lagi, mereka akan melangsungkan pernikahan itu wajar, perasaanku lah sebenarnya yang tidak wajar, seharusnya aku tidak boleh seperti ini.
Aku ingin segera meninggalkan tempat ini diam-diam, tanpa harus berpamitan dengannya, alangkah baiknya jika tidak ada pertemuan selanjutnya.Berhadapan dengannya hanya ada debar yang menyakitkan.
Namun harapanku pupus, Ketika diruang tengah, kujumpai dia berjalan dari arah dapur. Meliriknya sekilas membuat hati ini bertambah nelangsa, pemandangan ini lah yang ingin kulihat setiap hari. Meski hanya memakai setelan sederhana, yaitu kaos dan celana pendek selutut, tetap membuatnya menawan.
Apa eros begitu kuat menancapkan panahnya padaku? Sehingga rasanya sangat kuat, dan aku tidak bisa terlepas dari pesonanya. Kenapa dia selalu mengagumkan dimataku? Ia berjalan mendekat dan menatapku tajam sulit diartikan. Aroma maskulin kembali menguar memabukkan. Tapi kali ini aku tidak boleh terlena.
"Kenapa kamu begitu jorok, suka sekali memakai baju kotor?" Ia menatapku dengan senyum kecil, sesuatu yang sudah lama sekali tidak kulihat. Aku hampir terhanyut, kalau saja tidak mengingat Carisa. Dadaku bergemuruh sesak, rasanya masih sesakit ini.
Aku menatapnya dengan sorot kebencian, aku tidak bisa lagi berpura-pura baik. Hatiku sangat tidak baik saat ini.
"Apapun yang kupakai bukan urusanmu, terimakasih atas tumpangannya, dan aku harap kita tidak terlibat lagi dalam hal apapun."
Seketika raut wajahnya berubah, dia kembali menatapku dingin, Kali ini aku tidak peduli lagi dengan kemarahannya.
"Kenapa reaksimu seperti ini, Fay?" Ia berdecak sinis.
Aku menatapnya remeh, tidak peduli.
"Aku harus bagaimana?" tantangku tak kalah menatapnya tajam, ia semakin mengeratkan rahangnya. Kenapa dia harus marah? Bukankah ini yang terbaik, aku yakin dia tidak akan menerima jika mengetahui apa yang kurasakan saat ini, bahwa aku masih begitu memujanya. Kenyataan itu pasti membuatnya jijik.
Kuberanikan diri untuk mendekat, dan mendekatkan bibirku ketelinganya, tidak peduli jika hembusan nafasku menerpa bagian tubuhnya. Dapat kurasakan dia semakin menegang. Aku tidak tahu, keberanian darimana aku bisa melakukan hal seperti ini, bahkan aku tidak sadar posisi kami begitu dekat.
"Jangan lupa apa yang telah kamu lakukan padaku dulu," bisikku tepat ditelinganya. Aku hanya ingin mengingatkan tidak seharusnya aku bersikap baik dengannya, setelah dulu dia mencampakkanku.
Tanpa kuduga, dia mendorong tubuhku ke dinding. Meski gerakan sangat cepat, tapi ku rasakan tidak ada kekerasan disana, dia memegang tubuhku dengan lembut, aku tidak tahu lagi apa yang terjadi, jantungku berpacu kencang, dia menatapku dalam saat lengan kekarnya mengurungku, hembusan nafasnya menerpa wajahku, lidahku kelu. Darahku mengalir semakin deras, saat benda kenyal itu menyentuh bibirku, seharusnya aku mendorong tubuhnya. Namun kenyataannya aku justru memejamkan mata, dia mengulum bibirku dengan lembut. Aku sangat menikmatinya, ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik perutku, rasanya tubuhku melayang. Bahkan dengan kurang ajarnya tanganku mencengkeram lengan kekarnya erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bring My Heart (TAMAT)
Romance( CERITA LENGKAP) SEGERA BACA SEBELUM DIHAPUS. JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT YA GUYS, AND FOLLOW AKUN PENULIS. Jangan lupa follow Ig Penulis @Titin Yunilestari "Aku tidak tahu seperti apa bentuk pertemuanku dengannya Setelah hubungan kita berakhir...