PROLOG

7.5K 417 14
                                    

" DASAR GADIS SIALAN! "

PRANG!!

Hancur ruangan itu tampak di mata. Kamar besar dengan dominan hitam tak lagi berbentuk. Pecahan beling, meja dan kursi tak lagi ada pada tempatnya. Elden si pemilik kamar terengah-engah setelah melampiaskan emosi. Dadanya yang bidang tak tertutupi tampak naik-turun merasa sesak.

Matanya yang tajam memicing, mematai foto-foto di dinding yang cantik. Gadisnya, wanitanya yang ia cintai. Perempuan perebut hati dan belahan jiwanya yang berharga. Elden mendekat untuk mengusap salah-satu sebelum kembali menggeram.

Satu bingkai foto ia banting keras. Mengakibatkan pecahan beling sukses telak menghantam kaki-kakinya yang polos. Elden berdarah, tapi pria 19 tahun itu tampak tidak peduli dan mati rasa.

Kakinya tertekuk dengan wajah kusut, surainya ia usak frustasi dan Elden sukses menangis sesenggukan seperti bayi.

" Kenapa kamu pergi, sayang? Aku benar-benar merasa di sakiti di sini! " Melirih suaranya yang berat. Elden memukul-mukul lantai hingga tangannya berdarah. Pecahan beling seolah tak terasa namun mampu membuat siapapun yang mendapati akan meringis histeris. " Syna.. Aku lelah, sayang. Kenapa kamu terus berlari dariku?! Kurang apa aku, sayang! "

" Tuan--"

" DIAM SIAL! DIAM! "

Sentakan keras itu seolah menjadi kobaran api yang baru. Elden memanas dengan matanya yang gelap dan kejam. Maniknya menyorot bengis pada satu bawahannya yang bergetar. " Siapkan mobil untukku! "

" Baik, Tuan! "

Tunggang-langgang. Wajahnya lembam tampak berderai air mata. Kakinya terseok-seok berlari tergesa-gesa menuju keluar jalanan hutan yang panjang. Dia Syna. Gadis dengan bintik-bintik di kakinya yang cantik. Kaki itu terluka, biru hampir menjadi ungu tanpa di balut.

Gadis itu menangis tanpa henti. Merasakan sakit teramat pada kaki kanannya, juga lebam di wajahnya yang ungu. Dress putihnya tak lagi putih, tertutupi noda yang ia dapat di sepanjang jalan ia berlari.

" Ku mohon! Sshh, sedikit lagi.. "

Syna tak berhenti bergumam di bibirnya yang kering. Kepalanya menoleh ke belakang dengan perasaan tegang, takut akan sesuatu yang bisa kapan saja mendekat padanya. Syna meringis setelah terjatuh, ia sesenggukan, sakit sekali. Sangat sakit hingga rasanya ia tak lagi merasa tahan.

Berdiri susah-payah gadis itu berusaha. Menyeret kakinya yang terasa patah, ia berusaha keras hingga bibirnya yang sobek menarik senyuman haru saat matanya mendapati jalan raya menuju kota. Syna terseok-seok semakin cepat, berdiri di sisi jalan dengan sabar menanti. Pipinya yang basah dan kotor ia usap, bibirnya tertarik semakin lebar saat mendapati sorot lampu mobil dari kejauhan.

" HEYY! HEYY, BERHENTI! " Kedua tangannya melambai keras. Syna tersenyum lebar dan berjalan ke tengah jalan. Gadis itu benar-benar merasa senang, air matanya mengalir, befikir bahwa kebebasan ada di depan matanya sebentar lagi. " YAA! KU MOHON! "

Mobil itu semakin mendekat, hampir sampai hingga Syna mengernyit saat mendapati sesuatu yang tak asing. Pelan-pelan tangannya turun dengan bahu yang lemas. Senyumannya luntur, membentuk garis lurus. Kakinya pelan-pelan mundur dengan detak jantung bertalu-palu. " T-tidak. Tidak mungkin.. "

Mendapati hal yang tak pernah ingin ia lihat lagi, Syna tergesa-gesa membawa kakinya berlari menjauh. Membawa tubuh ke sisi jalan hendak masuk kembali ke jalanan hutan. Hal itu sukses membuat mobil di belakang sana melaju semakin kencang. Gas di tekan keras hingga Syna sukses terhantam, tubuh gadis itu terpental dengan sisa hidupnya yang hampir meregang.

" Aku dapat kamu lagi, Syna. Aku dapat kamu lagi.. " Elden tahu. Senyuman pria itu mengembang lebar. Sangat lebar sekali.

Sangat-sangat lebar..

ELDEN NEEDS [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang