Shanhu Chu

269 48 14
                                    

Beefleaf © MXTX

.

.

Master XiShi

Dia berjalan pergi meninggalkan kedai. Desa Shanhu masih agak jauh dari tempatnya sekarang. Seketika Qing Xuan merasa iba dengan istri Wenchun itu. Wanita itu berjalan seorang diri ke kuilnya menempuh jarak yang begitu jauh untuk meminta bantuan darinya, akan sangat biadab jika Qing Xuan mengabaikan doanya.

Tanah wilayah Laut Tenggara hingga Laut Selatan berpasir putih dan kering khas daerah pantai. Tumbuhan-tumbuhan yang hidup kebanyakan adalah tumbuhan daerah kering yang berdaun tebal namun bukan kaktus, kebanyakan pohon-pohon bakau di sepanjang bibir pantai yang bisa mencegah abrasi. Masyarakatnya sebenarnya tidak mengerti fungsi tanaman itu, namun mereka hanya merasa tanaman itu cocok tumbuh disana maka mereka akan berlomba-lomba menanamnya.

Qing Xuan berdiam diri di dekat pohon yang teduh. Laut tampak terlihat dari pandangan matanya, hanya berjalan sekitar 20 meter dia akan bertemu bibir pantai. Angin asin laut berhembus menyapu wajah halusnya, dia memejamkan mata sambil bersandar di pohon. Dia pernah hidup dalam kemewahan dulu. Emas batangan dan benda-benda langka sudah tidak ada lagi yang membuatnya takjub. Baginya barang-barang itu tidak memiliki harga dimatanya. Kini setelah mengalami guncangan kehidupan yang begitu dahsyat, terjatuh hingga ke titik paling rendah dimana dia hanya memiliki selembar baju sebagai hartanya. Pemikiran Qing Xuan tidak pernah berubah. Bahwa kedamaian dan ketenangan adalah hal paling berharga di kehidupan yang tidak bisa ditukar dengan harta langka manapun.

"Xiyue, menurutmu kemana kita harus pergi ?"

Xiyue adalah nama perangkat spiritual Qing Xuan. Cincin emas tipis yang melingkar di jari manisnya adalah perangkat spiritual yang dia tempa dari inti emasnya sendiri. Dengan semua memori kesedihan dimasa lalu, Qing Xuan memotong inti emasnya sendiri dan melahirkan sebuah roh baru yang menemaninya kini.

Seolah menjawab pertanyaan Qing Xuan, cincin itu bersinar lembut kemudian benang merah Qing Xuan terbang mengambang menunjuk-nunjuk arah kanan. Shi Qing Xuan menaikan sebelah alisnya.

"Mengapa tidak kiri ?"

Xiyue tampak diam sejenak. Lalu benang merah Qing Xuan terbang ke kiri dan bergerak berkelok-kelok, membelit-belit, dan berputar-putar. Setelahnya benang merah itu kembali menunjuk-nunjuk arah kanan. Qing Xuan mengusap dagunya memperhatikan benang merah itu dengan seksama. Xihuan seolah mengatakan bahwa jalur kiri begitu lika-liku dibandingkan jalan kanan. Tujuan mereka ialah pusat dari Desa Shanhu dan Dermaga Shanhu kedua jalan itu menuju ke tujuan yang diinginkan, tapi jika Xihuan bilang begitu maka Qing Xuan akan dengan senang hati menurutinya.

"Baiklah, kita ke arah kanan."

Setelah perjalanan singkat ditempuh ringan oleh Qing Xuan. Sebuh gapura kayu menyambutnya di ujung jalan. Gapura yang sederhana dengan kepang bambu dibagian atas lalu tergantung papan bertuliskan Desa Shanhu. Suara ramai mulai bersautan masuk ke telinga Qing Xuan. Begitu seseorang memasuki gapura sederhana itu, mereka akan disambut oleh pasar Desa Shanhu.

Qing Xuan menoleh ke kiri kanan, kebanyakan dari dagangan yang ditawarkan adalah ikan dan hasil laut. Dia tersenyum dan menggeleng pelan saat beberapa penjual menawarkan dagangan kepadanya.

Suasana pasar Shanhu begitu ramai, penuh semangat kehidupan seolah tidak pernah ada kejadian apapun yang pernah terjadi disekitar mereka, menutup tangis wanita malang yang menanti pulangnya sang suami. Begitulah dunia, kehidupan akan terus berjalan tidak peduli ada satu orang menghilang secara misterius, satu lagi meregang nyawa, satu yang lain tengah terpuruk, atau bahkan jikalaupun seorang dewa jatuh dari rahmat, kehidupan akan terus berjalan tanpa mau menunggu.

Master XiShiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang