[ FOLLOW DULU YA SEBELUM BACA ]
Ini kisah dua insan yang di pertemukan oleh sebuah takdir. Takdir lah yang membuat mereka bertemu dan akhirnya bersama. Saling melengkapi kekurangan masing-masing. Banyak perbedaan di antara mereka berdua. Salah satu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari pembagian rapor adalah hari yang di tunggu-tunggu para orangtua, karena di hari inilah orangtua akan mengetahui nilai-nilai anak mereka masing-masing.
Di kediaman Miller terlihat sangat sunyi. Vanya sudah siap dengan baju sekolahnya, begitu juga dengan Samuel yang sudah siap dengan setelan jas nya. Syukur nya hubungan Vanya dan Samuel sudah membaik berkat Vincent. Dan yah Vanya dan Samuel, mereka berdua hanya menunggu Vincent yang tidak turun-turun.
"Susul Dad, udah bejamuran Vanya nunggu si Papah" suruh Vanya.
"Malas Daddy, kamu aja"ucap Samuel.
"Malas jugak Vanya"jawab Vanya.
" Ya udah kita tunggu aja sampai mana Papah kamu siap-siap"
Vanya mengangguk.
Sepuluh menit menunggu, muncul lah seorang pangeran tampan. Vanya dan Samuel menatap datar orang yang baru saja turun.
"Kalian kenapa? " tanya Vincent.
"Yuk Dad, kita tinggal aja si Papah" ajak Vanya.
Samuel mengangguk.
Samuel dan Vanya pun berdiri, beranjak keluar tanpa menghiraukan Vincent. Mereka berdua tahu, pasti Vincent akan mengikuti mereka.
"Jangan di tinggal dong" kesal Vincent.
Samuel dan Vanya memutar bola mata malas.
Sesampainya di depan, sudah terparkir mobil Samuel dan juga motor Vanya.
"Kamu gak mau bareng? " tanya Vincent.
Vanya menggeleng.
"Vanya mau bawa motor aja, mau mampir bentar" jawab Vanya.
"Mau kemana? " tanya Samuel.
Vanya tersenyum tipis.
"Ada deh"jawab Vanya.
Vanya pun menuju motornya, naik ke motor, tak lupa memakai helm.
" Hati-hati sayang"ucap Vincent.
Vanya mengacungkan jempol nya.
Vanya pun menjalankan motor, keluar dari pekarangan rumah.
Setelah melihat Vanya pergi, Samuel dan Vincent pun beranjak masuk mobil, pergi ke sekolah Vanya.
Di sisi lain, di kediaman Aaron tengah di hebohkan dengan suara Nabila. Sebelum pergi ke sekolah untuk mengambil rapor si kembar, Nabila menginterogasi si kembar. Sedangkan Theo memilih diam, membiarkan sang istri.
"Siapa yang diam-diam beli minuman itu? " tanya Nabila dingin.
Aathifah menggeleng kuat, sedangkan Aaron diam.
Nabila sudah tahu siapa yang membeli minuman haram tersebut, namun Nabila hanya ingin kejujuran dari anak-anak nya.
"Kalau gak ada yang mau jujur, kalian berdua bunda hukum! " ancam Nabila.