Chapter 10

412 51 4
                                    


Hari minggu telah datang!
Aku segera bangun dan menatap wajah Kak Solar yang masih tertidur disampingku. Wajahnya begitu tenang dan polos membuatku ingin mengelus wajahnya, yah, meskipun wajah kami berdua sama, tapi warna mata kita yang membedakan.

"jangan menatapku seperti itu dan segera keluar dari kamar ini"

Kak Solar membuka satu matanya membuatku mengurungkan niat untuk membangunkannya. Matanya kembali tertutup dan menyuruhku keluar dengan tangannya.

Aku segera bangun dari tempatku dan mengambil handuk. Tidak butuh waktu yang lama jika aku berurusan dengan kamar mandi. Aku siap dengan baju santai berkerah berwarna hijau dan berpaduan dengan warna hitam bergaris dengan celana panjang hitam.

Hari ini Kak Solar akan mengajakku keluar, meskipun aku tidak memaksa. Aku turun kelantai dasar menuju dapur. Matahari belum sepenuhnya mengeluarkan cahaya suryanya membuat udara sedikit dingin. Aku membuka pintu kulkas dan isinya sudah lengkap dengan sayuran, buah-buahan, dan makanan lainnya termasuk daging yang tidak ku ketahui.

Aku masih takut itu daging apa, jadi aku mengeluarkan sayuran seperti sawi, tomat, bawang bombai, wortel dan beberapa bumbu lainnya.

"mungkin aku akan membuat sup sayur tanpa daging. Kak Solar pasti suka meskipun tidak ada dagingnya"

Aku memasang celemek dan dengan lihai aku mengambil pisau dan memotong sayuran. "apa mungkin aku harus merebus atau mengoreng telur juga yah? Pasti bosan kalau sayur doang?" aku memasukkan semua potongan sayuran kedalam panci sup dan membuka kembali kulkas dan mengambil tiga buah telur.

Aku mengaduk sebentar sup sayur dan nenutupnya dengan penutup panci. "goreng atau rebus? Dadar atau mata sapi? Digulung atau dibiarkan begitu saja? Ahh, sulit. Lebih baik aku merebusnya saja"

Aku meletakkan panci baru dan memasukkan air guna untuk merebus tiga telur. Bukannya aku malas untuk mengorenglah, mengulungnya menjadi seperti omellete. Di pagi hari bukannya harus makan yang rebus daripada dogorengkan? Lagipula kalori telur jika direbus cuma 40-70an kalori.

Begitu sup dan telur rebusnya selesai direbus, aku meletakkan keduanya diatas meja dan mencuci peralatan masak diatas wastafel. Begitu selesai dengan acara mencuciku, aku segera kembali ke kamar dan memanggil kakak untuk sarapan.

"Kak Solar bangun! Thorn sudah buatin sarapan buat kakak!"

Kakak hanya mengeram sedikit dan akhirnya mau membuka matanya tanpa melihatku disampingnya. "jam berapa ini?"

"sudah jam lima pagi lewat dua menit"

"ahh, kepalaku"

Kak Solar memegang kepalanya dengan tangan kanannya dengan wajah kesakitan membuatku panik. "Kakak tidak apa-apa?"

Telapak tanganku menyentuh kening Kak Solar, suhu badannya panas.
"Kak Solar disini aja baring. Biar Thorn yang panggil dokternya kemari"

Kak Solar mengangguk kepalanya pelan sebelum kepalanya mendarat diatas bantal. Aku segera bergegas kelantai dasar dan mengambil telepon rumah.

"kemarilah Thorn!" teriak kakak dari dalam kamar.

Aku yang pas itu menekan tombol telepon langsung menutupnya kembali. 'Kakak kenapa, yah?'

"jangan kau panggil dokter kemari. Aku tidak suka" aku menganggukkan kepalaku pelan ketika aku memasuki kamar.

Kak Solar bangun dari posisinya dan menyuruhku untuk menunggu di tempat makan. Aku sempat untuk menolak dan menyuruh kakak untuk tetap di tempat tidur untuk beristirahat, tapi Kak Solar tidak peduli dan malah mengancamku balik.

"apa yang ada disini?"

Aku menatap lurus dan kakak sudah didepanku dengan kaus santai dengan celana jeans berwarna hitam mendekati kursi dihadapanku dan duduk berhadapan denganku.

"sarapan untuk kakak. Thorn yang memasaknya sendiri"

Kak Solar hanya menganggukkan kepalanya dan segera dia mengambil mangkuk dan mengisinya dengan sup sayur. "apa tidak sebaiknya kakak istirahat? Besokkan kita masih harus kesekolah"

Kakak hanya diam dan memakan sarapannya dalam diam. Diamnya kakak membuatku juga ingin segera mengambil mangkuk dan mengisinya dengan sup. Suasana hening dan suara dentingan sendok yang menghiasi tempat ini. Aku menatap kakak dalam diam, 'apa jangan-jangan Kak Solar mau jalan keluar bersamaku? Harusnya tidak perlu melakukannya karena saat ini Kak Solar sedang sakit'

Lima belas kemudian, sup dari kedua mangkuk habis beserta telur rebus yang habis dimakan kakak. Aku segera mengambil kedua mangkuk dan mencucinya. "jika sudah selesai ayo keluar. Aku menunggu diluar jadi cepatlah!"

Aku segera mengelap tanganku dan bergegas keluar tidak lupa memakai sepatu. Kak Solar sudah ada disana sambil melipat tangannya didepan dadanya. "baik, ayo kita pergi ke tempat yang kau suka. Kau mau kemana enaknya?"

"sebaiknya kita ke rumah sakit. Kakak harus ke dokter"

"aku sudah bilang untuk tidak membicarakan ini. Berhenti berbicara dan katakan kita akan kemana?!"

Kakak menatapku dengan tajam membuatku terdiam sesaat. "se-sepertinya Thorn i-ingin ke bioskop. Sekarang ada film baru yang baru dirilis"

Kak Solar hanya diam dan hanya menanggapiku dengan anggukan kepalanya. Tiga puluh menit dan selama perjalanan hanya kesunyian yang menghiasi suasana dan suara orang-orang yang berbicara. Akhirnya aku dan kakak sampai didepan bioskop.

Aku sedang menatap poster-poster film yang menempel disepanjang dinding. Dari film kartun sampai horror ada. "Kakak mau nonton film apa? Thorn ikut kakak aja deh"

Pandangan Kak Solar hanya pada satu poster yang paling pojok. Aku juga ikut menatap poster apa yang dilihat kakak dan ingin tahu apa yang kakak lihat pada poster itu?

Film horror yang berjudul friday 13th alias film tahun 1990an dan masih banyak sequelnya lagi. Aku sudah menduganya. "Kak Solar ingin nonton friday 13th yah? Kalau gitu, Thorn pesanin dulu"

Begitu selesai memesan dua tiket masuk dan beberapa makanan ringan dan minuman, aku dan kakak duduk ditempat duduk no. 23 dan no.24.

"mau popcorn?"

Kakak menatap popcorn yang di tangan kiriku dan kemudian dia mengambilnya tanpa bilang apapun.
Film berdurasi satu jam lebih tiga puluh menit telah diputar. Selama filmya berlangsung, aku kebanyakkan memekik kecil ketika karakter Jason mengejar-ngejar korbannya dengan golok yang selalu dia bawa dan membunuh korbannya dengan kejam. Aku memeluk lengan kanan kakak sesekali menyembunyikan wajahku disana ketika adegan sadis dimulai. Kakak hanya diam dan santai seperti biasa dan tidak ketakutan sepertiku.

"hah, film yang menakutkan"

Aku segera meregangkan kedua tanganku keatas dan melupakan film horror yang baru ku tonton bersama kakak. Kak Solar hanya diam tidak memberi tanggapan hingga bunyi perutnya tetdengar. "Kakak lapar yah? Ayo kita kesana. Thorn dengar kalau tempat menyajikan banyak makanan" aku segera menarik lengan kanan Kak Solar membuatnya mengikutiku dari belakang.

Saat ini jujur, kakak seperti tubuh tanpa jiwa. Sedari tadi hanya diam dan tidak mengatakan apapun sehingga membuatku sedikit khawatir. Seperti inilah saat ini, kakak hanya memakan steaknya dengan tenang tanpa memperdulikan aku yang sedari tadi berbicara.

"Thorn, setelah ini aku ingin mengajakmu kesuatu tempat. Aku harap kau tidak merepotkanku disana nantinya"

Aku menatap kakak lekat, jujur sekarang ini kakak dihadapanku ini masih mau mengeluarkan suara dan tersenyum kecil sambil memotong-motong daging steak dihadapannya. Tapi yang membuatku penasaran adalah apa yang kakak bilang saat ini juga. Kakak akan mengajakku ke suatu tempat yang tidak aku tahu dimana?

"emang Kak Solar akan mengajak Thorn kemana? Thorn jadi penasaran" ucapku sedikit penasaran. Kakak hanya tersenyum kecil dan membalas, "kau akan tahu nantinya"

Tbc.....

Yeiii!!! Libur telah tiba tapi tidak untuk author yang harus nguras otak buat ujian minggu ini 🥲🥲. Sampai ketemu di lain waktu

Publish : 18 Juni 2024

Stay With Me BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang