Chapter 17

612 44 11
                                    


Seperti yang kubilang sebelumnya, bagi yang tidak suka silakan keluar dari chapter ini. Chapter ini mengandung adegan dewasa atau 17+ yang belum pantas untuk ditulis disini.

Tinggalkan jejak berupa vomment and dont be a silent readers!

See you in next chapter!

-----------------------------------

"akhkk!!!"

Tubuhku ditarik oleh tangan seseorang dari luar ketika aku  membuka pintu. Punggungku langsung didorong dan menabrak rak sepatu disamping membuat beberapa pasang sepatu terjatuh.

Orang itu masuk kedalam rumah dan kedua tangannya mengenggam erat kedua tanganku hingga aku tidak bisa melawan balik, tenagaku seakan lenyap. Aku tidak menatap orang yang ada didepanku dan menatap lantai, ada perasaan ketakutan dalam diriku saat ini.

Tangan kanan pria itu melepaskan tangan kiriku beralih menarik daguku kuat sehingga kedua mataku berhasil menatap siluet pemilik mata itu. "Kak Solar, k-kenapa?" tanyaku  terisak ketika Kak Solar kini menatapku seperti waktu pertama dulu.

Kebencian, muak, dan kecewa, itu adalah tatapan pertama kalinya aku melihat kakak seperti ini. Muka kakak merah dan bibirnya mengulas senyuman, senyuman atau seringai yang tajam seperti seorang psikopat.

Matanya sayu, bahkan kemeja yang dikenakan Kak Solar berantakan dan napasnya menerpa wajahku terasa panas bahkan ada bau yang sangat tidak enak ketika aku menciumnya.

Bibir Kak Solar mendekati telinga kiriku berbisik pelan namun aku masih bisa mendengarkannya secara jelas. "kau terlihat begitu lezat, Thornie~" Kak Solar menjilati bibirnya dengan lidahnya membuat kedua kakiku seakan mempunyai beban untuk berdiri tegak, tubuhku merinding bahkan wajahku basah karena keringat. Kumohon Tuhan... Tolong aku... Kumohon tolong kakakku. Apa yang terjadi dengan Kak Solar?

Lidah kakak memainkan daun telingaku membuat tubuhku semakin mati rasa. Kak Solar menjilati telingaku lalu mengigit kecil. "ahh, *hick* aku ingin... Huh, melakukannya! Aku akan memakanmu" kak Solar berteriak tepat didepan telingaku membuat telingaku sedikit berdengung.

Aku masih shock tidak mendengar apa yang dikatakan Kak Solar sebelumnya membuat Kak Solar di depanku geram dan kakak mengunci pintu disampingnya beralih mengendongku ala bridal menuju kelantai atas kamarku.

Kakak melempar tubuhku diatas kasur ketika sampai di kamar dan kakak menidihku. Aku tersadar dari shock dan kedua mataku menatap kakak, "Kak, ada apa ini? K-Kenapa muka kakak merah? K-kakak sakit yah?" tanyaku berusaha menenangkan diri saat melihat wajah kakak merah seperti orang sakit. Kakak diam sesekali cegukkan dan menarik punggungku mendekatinya.

Namun aku tidak bisa menyembunyikan rasa takutku, tangan kiri Kak Solar menarik belakang kepalaku.

Dahiku bertemu dengan dahi Kak Solar, "kau, *hick* akan menjadi milikku, Thornie~. Kau adalah *hick* makananku. Malam ini akan kubuat kamu mendesah" setelah mengucapkan itu, bibir kakak mendekati bibirku.

Aku kaget begitu kakak secara tiba-tiba menciumku, bukan ciuman lembut melainkan ciuman yang penuh dengan nafsu. Aku menutup bibirku rapat, tidak membalas ciuman kakak. Kak Solar yang menyadari aku tidak membuka bibirku, mengigit bibirku membuat bibirku terbuka membiarkan lidah kakak masuk kedalam mulutku.

"Aww... Hmmph.. uaaa"

Lidah Kak Solar begitu gesit mengabsen setiap gigiku dan kedua tangannya beralih menarik leher belakangku membuat lidah kakak semakin liar di dalam mulutku. Aku menutup mataku dan kedua tanganku tidak henti-hentinya mendorong dada kakak agar kakak bisa sedikit menjauh dariku. Tapi apa dayaku, tenagaku begitu lemah tidak bisa mengalahkan kekuatan kakak.

Stay With Me BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang