Chapter 18

552 45 9
                                    


Aku terbangun dengan rasa sakit yang menjalar dari tubuhku, terutama di bagian bawahanku. "akh! Aww..." aku mecoba bangun dari tempat tidur walaupun itu sulit karena kedua kakiku merasakan sakit. Aku duduk diatas tempat tidur dan menyandar di kepala kasur.

Ada bercak merah dan bau amis yang menempel di atas kasur. "kau sudah bangun?" aku menoleh kesamping kanan, disana sudah ada kehadiran Kak Solar lengkap dengan seragam sekolahnya dan tas punggungnya.

"Kak Solar, sekarang jam berapa? Kok, kakak tidak bangunin Thorn. Akh! Sakit" aku menyentuh holeku yang ternyata masih mengalirkan cairan putih di sudutnya. Aku meringis sedikit, rasanya aku akan sulit berjalan.

Dan aku juga baru menyadari jika tubuhku tidak dibungkus dengan kain.

"sekarang, kau disini saja. Sepertinya aku terlalu dalam melukaimu sehingga membuatmu seperti ini"

"tapi, sekolah...."

"ini sudah jam 3 sore dan sekolah sudah tutup"

Kali ini aku diam dan mataku menatap jam weker disamping tempat tidur. Jam tiga lebih dua puluh menit. Artinya aku sudah tertidur lebih dari 12 jam sekarang ini. Kak Solar duduk disampingku dan kali ini mengelus rambutku, "apa kemarin aku melakukannya agak berlebihan?" tanya kakak.

Aku menatap wajah Kak Solar, serius dia tidak ingat apapun yang terjadi kemarin. Tapi, aku juga baru sadar jika kemarin kakak ada pengaruh dari akohol. Darimana aku tahu? Terbukti kemarin aku berhasil mencium sesuatu yang aneh ketika kakak menciumku kemarin.

"Kak, akh... Apa kakak baru pulang? B-biar Thorn membuatkan sesuatu untuk oni-chan makan, yah? Pasti..."

"kau masih sakit dan jangan memaksa dirimu, bodoh"

"Tapi Kak, Thorn bi..."

"Diam atau kau kubuat tidak bisa berjalan lagi?"

Aku terdiam dan menundukkan kepalaku. Baru kali ini kakak menyebutku bodoh dan mengancamku mampu membuatku sedikit sakit di hatiku ini. Lagipula aku tiak bisa berjalan sekarang, rasanya sendi dan otot kakiku lumpuh.

"kau harus mandi dan ayo kugendong"

Tanpa menunggu jawabanku, kakak mengangkat tubuhku yang tidak dibaluti sehelai kain menuju kamar mandi. Kak Solar meletakkan tubuhku diatas bathup yang ternyata sudah diisi dengan air hangat. Kak Solar hendak keluar membiarkanku sendiri, tapi aku menahan tangannya memelas.

"jangan pergi. Jangan tinggalkan Thorn sendiri disini"

"Tolong, kakak tetap disini aja. K-kalau kakak mau k-kita bisa mandi bareng. Kayak dulu lagi"

Kakak awalnya diam, kemudian dia juga membuka seragam dan celananya sebelum masuk kedalam bathup bersamaku.

Aku menunduk malu dan baru pertama kalinya Kak Solar mau untuk mandi bersamaku saat ini. Emang dulu sering aku dan kakak mandi bareng dan itupun pas masih kecil.

"kenapa tegang begitu? Kau malu heh?" kali ini kakak mendekatiku dan menarik leherku agar semakin dekat.

"T-Thorn tidak malu, kok. H-hanya saja, Thorn gugup"

Kak Solar semakin menarik leherku sehingga wajahku menyentuh dada bidang milik kakak. Tangan kananku tidak sengaja menyenggol benda pusaka milik Kak Solar. "ahh, kau sangat nakal, Thornie. Nakal sekali tanganmu, kau mau aku menghukummu disini, hmm?"

"J-jangan. Thorn janji t-tidak nakal lagi. T-Thorn enggak sengaja. Maafkan Thorn, kak"

Aku segera meletakkan tangan kananku didepan dada kakak menyenderkan kepalaku didadanya. Duduk diatas paha Kak Solar dan merasakan hangatnya air hangat.

Stay With Me BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang