Chapter 25

330 38 8
                                    


Kini adalah hari sabtu dan cuaca diluar sedang menangis alias hujan deras ditambah dengan petir yang menyambar. Aku masih dalam posisi tidurku, terlentang menatap langit-langit.

Kak Solar tertidur disampingku dan kedua tangannya memeluk pinggangku seakan takut aku akan pergi. Pikiranku masih melayang kejadian kemarin dimana Kak Solar secara tiba-tiba berubah total ketika aku menyebut kakek dan nenek dihadapannya.

"ahh, Boboiboy Solar. Lama tidak jumpa" kata kakek ketika kedua matanya melihat kakak dan aku menghampiri mereka berdua.

Atmosfir diruang tamu terasa begitu panas, antara Kak Solar dan kakek sama nenek, membuatku merasa tidak nyaman jika terus seperti ini. "hai kakek, nenek" hanya itu yang keluar dari mulut Kak Solar.

"apa yang membuat kalian kemari?" sungguh, kakak sungguh tidak sopan dengan kakek sama nenek, padahal mereka ingin mengunjungi cucu mereka, membuat kedua orang itu menatap kakak kesel dan sabar menghadapi sikap Kak Solar saat ini.

"kami berdua akan tinggal disini selama tiga hari untuk merayakan festival tanabata dua hari lagi"

Kak Solar mengusap wajahnya dan tangan kanannya memijit pelan pangkal hidungnya. "dan bukan cuma itu"

Kakak menatap wajah kakek dengan serius, "kita akan membicarakan ini nanti"

Itulah yang kutahu dan saat itu juga Kak Solar menyuruhku langsung ke kamar membiarkan kakak bersama kakek dan nenek pas siang itu. Ketika makan malam pun, Kak Solar memilih makan diruang tamu dibandingkan makan malam bersamaku dengan nenek dan kakek.

Ini masih jam empat pagi dan aku tidak mau membangunkan Kak Solar yang masih terlelap dalam tidurnya sembari memeluk pinggangku. Aroma parfum kakak begitu menghinoptisku membuatku betah didalam pelukannya. Aroma lavender dan mint adalah paduan yang cocok untuk Kak Solar.

Tanpa sadar tangan kananku mengelus rambut kakak yang masih terlelap disampingku, rambutnya sangat lembut. Hingga tangan kananku ditangkap oleh tangan kanan milik Kak Solar membuat kakak berhasil membuka matanya dan menatapku tajam.

"apa yang kau lakukan, hmm?"

Kakak menarikku kedalam pelukannya sehingga wajahku bersentuhan langsung dengan dada bidang milik kakak. "t-tidak ada apa-apa kok, kak" pipiku terasa panas dan rasanya begitu aneh saat aku bisa mendengar suara detak jantung kakak dengan jelas.

Tangan kiri kakak menyelusup masuk kedalam punggung bajuku dan mengelus lembut punggungku, membuat tubuhku seketika merinding sekaligus geli. "kau sungguh nakal, Thorn. Kau mau menaikkan nafsuku ini, hmm?" kakak menjilat dahiku.

"E-enggak, kok, Kak. Ihh, jangan jilat dahi Thorn. Ra-rasanya aneh" untung saja aku bersembunyi dibalik dada Kak Solar, wajahku memerah dan panas. Aku tidak berniat mengoda Kak Solar, walaupun sebenarnya iya. Ahh... Antara iya dan enggak deh.

"apa kau mau pergi keluar bersamaku hari ini?" tanya kakak sembari mengelus lembut punggungku.

Pergi keluar bersama kakak? Tentu aku mau. "emang kita akan kemana, kak?" tanyaku sedikit was-was.

Pasalnya aku sedikit takut jika kakak akan mengajakku ke tempat dimana aku harus mencoba pakaian wanita seperti waktu itu. Kakak terkekeh pelan.

"kau pasti akan suka, kok. Sekarang pergilah mandi. Aku mau tidur"

"hah, ini masih sangat pagi!"

"aku tidak peduli. Sekarang turun dan mandi. Atau kau mau melakukan..."

"Iya-iya, Thorn mandi" wajahku kembali bersemu, namun aku harus menutupinya.

Aku akhirnya menyerah dan aku berdiri dari tempat tidur, tidak lupa mengambil handuk dan pakaianku untuk pergi jalan-jalan.

Stay With Me BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang