Chapter 15

293 35 2
                                    


Ok next!

"hei, kau ini kenapa? Lepaskan tanganmu dari leherku! Aku mau mandi"

Kak Solar sedari tadi marah-marah tidak jelas dan sesekali memukul tanganku. Aku mengelengkan kepalaku menolak dan semakin erat memeluk lehernya. Semenjak kejadian di taman, aku jadi semakin posesif dengan kakak. Tidak salahkan kalau seorang adik tidak mau kehilangan kakaknya lagi.

"Thorn, jangan bertingkah seperti anak-anak"

"enggak mau. Kalau kakak mau mandi... T-Thorn j-ju-juga ikut"

Kak Solar berhenti mengeluarkan suara dari bibirnya dan menatapku tidak percaya. Emang salah kalau aku mau mandi bareng sama Kak Solar? Kan dulu aku sama kakak sering mandi bareng dan mengosok punggung satu sama lain, yah itupun saat aku masih sangat kecil.

Kak Solar membuang nafasnya berat dan kedua kakinya melangkah menuju lantai dua dan masuk ke kamar tidur. Disana kak Solar melepaskan kedua tanganku yang tadinya berada di leher dan membaringkan tubuhku diatas kasur.

"tidurlah, aku tahu kau lelah. Aku tidak akan pergi kemana-mana, aku hanya ada di kamar mandi, kok"

Aku menahan lengannya, "janji, yah, kalau selesai dari kamar mandi langsung kembali kesini. Thorn tidak mau kakak pergi lagi, Thorn hanya ingin kakak disini"

Kak Solar terdiam sebentar mencerna perkataan yang keluar dari bibir kecilku. Satu menit, dua menit, dan pada menit ketiga Kak Solar tersenyum kecil dan tangan kanannya mengusap rambutku dengan lembut.

"iya, aku akan kembali"

Aku segera mengacungkan jari kelingkingku, "janji?"

Kakak langsung mengaitkan jari kelingkingku dengan jari kelingkingnya, "iya, janji kok"

Setelah itu, Kak Solar melepaskan kaitan antara jari kelingking dan melangkahkan kedua kakinya keluar sambil membawa handuk. Aku menyalakan ac ruangan dan aku atur menjadi yang paling dingin sekitar 18-23°c.

Aku tidak menganti pakaianku karena malas dan kasur yang kutempati sedikit basah karena pakaianku tadi basah karena hujan. Lagipula aku tidak peduli jika aku jatuh sakit atau apa, kan besok aku mau bolos sekolah.

Lagian, pekerjaan rumah kali ini sulit dan besok siswa siswi diwajibkan untuk kerja paksa atau bisa dibilang kerja bakti menyapu halaman sekolah dan melakukan kegiatan lainnya. Itu bukan karena sekolah ada kegiatan khusus, melainkan untuk mengawasi siswa siswi yang bertindak mencurigakan agar tidak bernasib seperti Bryan dan Andrew.

Sepuluh menit kemudian, suara pintu terbuka dan Kak Solar sudah selesai mandi dengan keadaan bertelanjang dada sambil mengusap-usap rambutnya dengan handuk dilehernya.

Melihat tubuh Kak Solar yang lumayan berotot membuat pipiku panas, berbeda denganku yang tidak punya tenaga jika berurusan dengan angkat berat.

Kak Solar menatapku dan meletakkan handuk itu diatas rak untuk meletakkan handuk. Kak Solar menghampiriku dan berbaring di sampingku. "kenapa kau belum menutup matamu, huh?"

"Thorn mau menunggu kakak selesai mandi, baru Thorn akan menutup mata ketika kakak sudah di samping Thorn"

Kak Solar hanya mengangkat sedikit bibirnya keatas membuat senyum kecil dan tangannya menyentuh wajahku. "apa kau segitu takutnya kalau aku pergi?"

Aku tidak menjawab dan hanya menganggukkan kepalaku kuat. Kedua tanganku memeluk tubuh kakak yang tingginya lebih dariku tiga senti. "Thorn takut kalau Kak Solar menghilang seperti orang-orang itu. Thorn takut kakak diculik lalu diambil tubuh bagian dalamnya seperti yang dikatakan polisi"

Kak Solar tertawa sambil cekikikan membuat alis mataku terangkat, mengapa kakak tertawa? Aku kan hanya bilang takut kakak diculik lalu diambil tubuh bagian dalamnya, apa dia tidak takut?

Stay With Me BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang