20

169 10 0
                                    

Siang ini SMA Ganandhi dihebohkan dengan video panas yang beredar di sosial media. Kepala sekolah sampai harus memblokir akses internet disekolah untuk meredam penyebaran video itu. Pihak sekolah sampai kualahan karena dalam video tersebut adalah salah satu siswi di Ganandhi.

"Kampret! Gue cariin kalian kemana-mana rupanya disini" gerutu Nadia dengan napas yang masih terengah-engah.

"Eh itu minuman gue Nad!" protes Karina saat Nadia langsung meminum, minuman botol milik Karina tanpa permisi.

"Minta dikit Kar, haus gue nyariin lo semua" ucap Nadia tanpa dosa setelah meneguk minuman itu hingga hampir habis.

"Dikit tapi habis!" kesal Karina melihat minumannya yang tersisa dikit padahal ia baru minum sedikit. Nadia hanya terkekeh tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Saat ini mereka berada di taman kecil belakang sekolah. Karena Airin masih kesal dengan jerawat yang seperti bisul gajah yang belum juga mau menyusut akhirnya Gula dan Karina menuruti kemauan Airin yang makan siang hanya membeli roti dan snack dari koperasi sekolah. Airin belum mau ke kantin sebelum bisul gajah itu pergi dari dahinya.

"Kenapa nyariin kita Nad?" tanya Gula.

"Lo semua udah lihat video yang beredar digrup angkatan?" tanya Nadia heboh tiba-tiba. Nadia memang selalu heboh jika ada berita-berita terbaru tentang sekolah.

Gula dan Karina kompak menggeleng dan mengedikkan bahunya. Nadia melongo melihatnya, sudah Nadia tebak mereka bertiga memang jarang sekali menanggapi kabar-kabar heboh yang beredar di grup angkatan mereka. Itu sebabnya Nadia berbaik hati selalu menjadi sumber berita untuk mereka. Disisi lain karena memang Nadia suka sekali meramaikan berita-berita hot Ganandhi.

"Paling cuma video 20 detik yang lagi viral" ujar Airin malas. Airin masih setia menangkupkan wajahnya diantara lipatan tangannya menyembunyikan bisul gajah kesayangannya yang tidak mau pergi.

"Ini lebih lama Air 303 detik dan pemainnya anak angkatan kita!" semangat Nadia.

Reflek Airin langsung mendongak menatap Nadia. Dengan santainya Nadia menaik turunkan alisnya merasa puas dengan reaksi Airin. Airin langsung mengambil ponselnya dan membuka grup angkatan mereka. Sudah begitu banyak notifikasi disana dan mulut Airin langsung mengaga melihat layar ponselnya.

"Gila simpenan om-om!" Airin menggebrak bangku didepannya tapi seketika langsung meringis kesakitan karena meja taman itu terbuat dari batu dan semen.

Gula dan Karina yang masih bingung akhirnya mengambil ponsel Airin. Kedua pasang mata itu langsung membulat melihat adegan panas Carisa dengan pria berumur.

"Gue bilang juga apa, emang jalang kan tu nenek lampir!" ketus Airin yang memang sudah sangat kesal karena tahu Carisa selalu berusaha merebut Gentala dari sahabatnya. Walaupun Airin juga sangat kesal dengan Gentala.

"Gue yakin dia ngejar-ngejar Gentala juga cuma mau duitnya Gentala" tambah Airin yang langka sekali tidak ikut memaki Gentala.

"Bukannya bokapnya Carisa pejabat ya Air? Masih kurang emang duitnya?" timpal Nadia yang sambil sibuk mengunyah snack di depannya.

"Mana cukup duitnya. Lo emang nggak lihat penampilan itu nenek lampir yang selalu berlagak jadi nyonya besar!"

"Iya juga sih, tapi kan —"

"Nad, sekalinya jalang ya tetep aja jalang!" serobot Airin ketus tidak mau dibantah.

"Air udah. Biarin aja mau gimana hidup Carisa itu urusan dia" tegur Gula agar sahabatnya itu tidak semakin ngawur ngomongnya.

Walaupun kemarin Gula juga sempat berbicara kasar tentang Carisa karena sudah tersulut emosi tetapi saat ini Gula sedikit merasa kasihan dengan Carisa. Gula masih tidak menyangka dengan video yang dilihatnya, Gula pikir Carisa benar-benar menyukai Gentala karena terus berusaha merebut Gentala.

TOXIC GENTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang