10

192 11 2
                                    

Semenjak kejadian malam itu pikiran Gula semakin tidak karuan, mimpi yang sama terus muncul dikepalanya. Sore ini Gula berencana untuk menemui Pak Fandi, mungkin Pak Fandi tahu lebih banyak tentang dirinya. Mengingat Pak Fandi cukup lama bekerja dengan Arka dan semenjak Arka meninggal semua urusan juga dipegang oleh Pak Fandi.

"Nona Gula, maaf saya terlambat" ujar Fandi saat baru tiba 15 menit dari waktu janji temunya dengan Gula.

"Tidak apa-apa Pak Fandi. Silahkan duduk" Gula tersenyum dan mempersilahkan Fandi untuk duduk didepannya.

"Pak Fandi sudah makan?" lanjut Gula dan tangannya melambai memanggil salah satu waiters untuk memberikan menu diresto itu. "Silahkan Pak Fandi pesan apa saja"

"Saya pesan kopi yang enak disini mbak" ucap Fandi saat salah satu waiters sudah siap mencatat pesanan. Setelah meyakinkan kembali dengan pesanannya waiters itu segera pergi dan meminta untuk menunggu pesanannya.

"Pak Fandi nggak mau makan?"

"Saya masih kenyang nona, tadi siang meeting dengan klien diluar kantor dan terlalu banyak disodori makan" jelas Fandi dengan sedikit bercanda. Gula tertawa pelan lalu mengangguk paham.

"Sudah lama sekali nona Gula tidak menghubungi saya. Saya kira nona Gula mulai melupakan saya" canda Fandi.

Gula tertawa pelan. "Maafkan saya Pak Fandi, saya terlalu asik dengan sekolah"

"Bagaimana kabarnya nona Gula, nona baik-baik saja?"

"Ya, Gula baik Pak Fandi. Pak Fandi apa kabar? Apa perusahaan berjalan lancar?"

"Baik. Perusahaan aman terkendali nona" jelas Fandi. Sekali lagi Gula hanya mengangguk paham.

Fandi memperhatikan gadis didepannya yang tampak sedikit ragu untuk menanyakan sesuatu. Fandi tahu Gula sama sekali belum tertarik dengan urusan perusahaan jadi tidak mungkin gadis didepannya saat ini menghubunginya hanya untuk berbasa-basi menanyakan perusahaan.

"Apa ada masalah nona?"

"Pak Fandi, boleh saya tanya sesuatu?" ujar Gula akhirnya. "Bukankah Pak Fandi sudah cukup lama bekerja dengan Kak Arka?"

"Tentu nona, kalau tidak salah sudah hampir 10 tahun"

Gula mengangguk paham. "Apa sebelumnya Pak Fandi juga mengenal Papa dan Mama Gula?"

"Ya, saya sempat mengenal Tuan Alardo dan Nyonya Helena sebelum beliau meninggal. Waktu itu tuan Arka juga baru pulang dari studinya dan semenjak itu saya mulai bekerja dengan tuan Arka" jelas Fandi.

"Pak Fandi, apa sebelumnya Kak Arka pernah cerita tentang Papa dan Mama atau tentang Gula?"

"Maksut saya, apa Kak Arka pernah cerita bagaimana masa kecil Gula?" lanjut Gula.

Fandi sedikit tercekat, ia meletakkan kembali cangkir kopi yang hendak ia minum. "Maaf nona tuan Arka bukan tipe orang yang banyak menceritakan tentang keluarganya. Beliau lebih banyak fokus dengan perusahaan"

"Apa ada sesuatu nona?" lanjut Fandi, yang melihat Gula hanya diam saja.

Gula tersenyum dan menggeleng pelan. "Tidak ada Pak Fandi, saya hanya penasaran bagaimana dulu saya waktu kecil karena setelah saya ingat-ingat sepertinya banyak kenangan tentang Papa dan Mama yang Gula lupakan"

TOXIC GENTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang