Hendra Dermawan melajukan mobilnya menuju RS, tidak lupa ia juga membawa bunga dan makanan kesukaan putri dan istrinya, ia berusaha mengabaikan rasa gusar dan kekhawatiran yang menghantuinya. Sesampainya di RS ia segera menuju ruang kerja istrinya, begitu melihat istrinya ia segera meletakkan bawaannya dan memeluk istrinya, menenggelamkan kepalanya di dada istrinya, ia ingin bersembunyi. entah kenapa ketika ia bersama istrinya, sang iblis dari blackhole akan seperti bayi yang manja. Istrinya membelai lembut kepala suaminya dan berkata dengan lembut "apa yang terjadi sayang?"
Hendra dermawan menoleh sekilas ke arah istrinya namun ia enggan menjawab dan memilih untuk membenamkan wajahnya, rasanya hangat dan menenangkan pikirnya. "Apakah ini berkaitan dengan Rega?" tanya istrinya lagi. membuat Hendra terbelalak kaget dan melepaskan pelukannya "Bagaimana kau bisa tau?"
"Aku ini istri dari sang iblis dan mantan pasukan khusus sama sepertimu. bagaimana mungkin aku tidak tau" jawab istrinya sembari mencubit pipi suaminya dengan lembut.
"Aduhh...aduhhh" Hendra Dermawan pura-pura meringis kesakitan, membuat sang istri tertawa lebar dan berkata. "Kau sangat bodoh dalam berbohong padaku"
"Dengar kau tak perlu khawatir denganku atau putrimu, karena kita bukan orang biasa. Kau dan aku sama-sama mantan pasukan khusus selain itu kau bisa liat putrimu bahkan bisa mengalahkan 1 penjahat padahal masih kecil, sama seperti aku dulu hahaha" kata istrinya
"Iya itu karena darah ibunya yang sangat barbar mengalir pada putriku" jawab Hendra Dermawan sembari memanyunkan mulutnya
"Tapi kau suka kan?" ejek istrinya
"Iya aku sangat suka, hmm.... tidak aku sangat suka Tiara" jawab Hendra Dermawan sembari memeluk istrinya dan menangis di pundaknya
Dr. Tiara terbelalak mendapat pelukan suaminya yang menangis dipundaknya, ia menyadari begitu berat beban dan rasa khawatir yang dipikul suaminya. Ini pertama kalinya ia melihat suaminya begitu gusar. Dr. Tiara membalas pelukan suaminya dan berkata "Menangislah sepuasnya, aku tak akan melihatmu menangis"
Kurang lebih 10 menit pelukan itu terjadi, Tuan hendra dermawan melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. "Oh iya aku membawakanmu makanan kesukaanmu, mari kita makan bersama" Kata Hendra Dermawan sembari mengambil bungkusan yang ia bawa tadi.
"Ah kayaknya lebih enak kalau makan dengan Clara juga di ruangannya" kata Dr. Tiara seraya meraih tangan suaminya menuju ruang rawat putri mereka. Sesampainya disana terlihat putrinya sedang asik mengobrol dengan James.
"Hemm apa yang kalian bicarakan, kelihatnya asyik" tanya Dr. Tiara
"Mama, aku lagi cerita kalau aku mengalahkan satu penjahat disana, tapi bukannya senang Kak James malah memarahiku katanya aku belum 15 tahun jadi seharusnya jangan menggunakan senjata tajam kalau bertarung" ujar Clara dengan mata berbinar.
"Lah kan memang benar, mama juga akan menghukummu karena telah melukai orang dan juga menggunakan senjata tajam tanpa ijin. tapi mama akan menghukummu ketika kau sembuh nanti" Jawab Dr. Tiara menggoda Clara
"Ahhh mama.... dia kan penjahat maaa"
"tapi dia juga orang"
"Tapi kalau gak begitu aku yang ..." Clara menghentikan omongannya, ia tak ingin membicarakan hal yang menyangkut hidup dan mati. Sudah banyak kematian dan kehidupan yang ia liat, baik yang ia alamin sendiri maupun dari para arwah yang ia bantu.
"Ahh sudahlah, mari kita makan. Papa bawakan makanan kesukaan kalian" kata papa mencairkan suasana. "James kau ikut juga"
"Ta-tapi..."
"Kau juga bagian keluarga ini" ujar Tuan Hendra Dermawan.
James mengangguk mengerti mereka-pun makan bersama. James adalah tangan kanan dari Hendra Dermawan yang sudah dianggap sebagai putranya sendiri begitu juga Clara telah menganggap James sebagai kakaknya. Meski begitu James belum bisa memanggil mereka sebagai mama papa ataupun adik. Mereka makan bersama dengan penuh kehangatan. Hendra Dermawan bertekad untuk melindungi keluarga dan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Kulkas Seribu Pintu - The Cold that Warms Me
Fiksi RemajaCERITA INI TAHAP REVISI HARAP BACA BAB SEBELUM BAB SEDANG REVISI KARENA CERITA MUNGKIN AKAN SEDIKIT BERUBAH SESUAI ARAHAN PARA READERS AGAR CERITA INI LEBIH BAIK... jika ingin berkomentar kami sangat terbuka "kebetulan adalah takdir yang menyamar d...