Ektra Part 1

1.7K 72 1
                                    

Seorang bocah berusia empat tahun tengah berlari mengejar abinya yang sudah berjalan menjauh.

"Abi tunggu!"

Merasa di panggil.Faiq menoleh.Mentap putranya yang tengah berlarian."Hati hati aa.Nanti jatoh"

Rafka.Kini bocah itu telah tumbuh semakin besar.Di usianya yang ke empat tahun.Ia akan menjadi abang.Tapi Rafka memilih di panggil aa dari pada abang.

"Abi,malam ini aa mau menyelesaikan hapalan aa.Abi simak ya baik baik"

Faiq mengangguk.Ia sangat bersyukur.Di usia putranya yang ke empat tahun sudah mengkhatamkan Al Qur'an.

"Biasanya jugakan abi simak baik baik kok"

Rafka mengerucutkan bibirnya."Mana ada.Aa sering harus ngulang karena abi fokusnya sama bunda aja"

Faiq tertawa mengingat ucapan putranya yang memang benar adanya.Keduanya sering menyimak Rafka.Tapi yang fokus mendengarkan hanya Zalfa saja.Sedangkan Faiq lebih sering menatap wajah istrinya yang menurutnya semakin cantik.

"Eh,gak ada ya abi gitu.Abi selalu fokus kok"elak Faiq.

"Iya,fokus liatin bunda"ketus Rafka.

Keduanya berjalan ke arah mesjid dengan terus berbincang.

Alhamdulillah,Zalfa kembali di amanahi nyawa oleh Allah.Kandungannya sudah 9 bulan.Tinggal menunggu hari saja.

"Ini mas Faiq sama Rafka mana ya?Kok belum pada pulang sih"Zalfa mengusap perutnya yang semakin besar.

Sebenarnya dari tadi Zalfa sering meringis karena merasa perutnya yang kadang kadang terasa keram.

"Sayang,kamu baik baik ya!Jangan buat bunda khawatir gini"gumam Zalfa terus mengusap perutnya.Perlahan Zalfa membacakan surah maryam.

Di lain tempat.Faiq tengah menyimak putranya yang tengah menyelesaikan hapalannya di depan para santri.Tak lupa Budi mengabadikan momen gusnya dengan cara memvideonya.

Faiq juga berniat menyebarkan video kepada anggota keluarganya yang lain.

"Alhamdulillah ya nak.Kamu bisa menyelesaikan hafalan di umur kamu yang bisa di bilang masih sangat kecil.Semoga Allah selalu menjadikan kamu anak yang sholeh.Semoga hafalan kamu juga menjadi tiket untuk kita sekeluarga masuk syurga"

"Aamiin.Makasih abi do'anya.Aa gak akan bisa seperti sekarang jika bukan karena abi dan bunda"

Rafka meraih tangan Faiq untuk ia cium.Rafka memeluk abinya erat.Bocah itu juga sudah menangis.

Para santri yang melihat adegan keduanya ikut terharu.Mereka juga merasa malu dengan gus kecilnya.Mereka saja yang sudah berumur belum bisa menyelesaikan hafalannya.

Malam ini Faiq meliburkan kegiatan mengaji.Tak lupa ia juga memesan banyak makanan untuk santrinya.Sebagai rasa syukurnya atas keberhasilan putranya.

Keduanya pamit kembali kerumah."A,jangan lupa temui bunda ya.Jadikan hafalanmu sebagai kado terindah untuk bunda.Besokkan ulang tahunnya bunda"

"Iya abi"

"Kamu ulangi lagi ya hafalannya.Kalau tahun depan khatam lagi.Kamu bisa ikut di wisuda sama kang santri"

"Siap komandan!"teriak Rafka semangat mengangkat tangannya,hormat.

Saking semangatnya.Begitu masuk rumah.Rafka langsung berlari kearah kamar orang tuanya untuk menemui bundanya.

Baru saja Faiq menutup pintu kamarnya.Teriakan Rafka sudah memenuhi rumahnya.

"Bunda.Bunda kenapa?"

"Abi tolong bunda"

FaZa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang