Delapan belas

1.2K 68 4
                                    

Bismillah.......
_______________

Apa pun yang terjadi
Tetap jadikan Allah tempat pertama sedih dan juga bahagiamu
Karena sebaik baiknya pertolongan
Adalah pertolongan Allah

💎Zalfa Najla💎

___________________
Setiap perjalanan pasti ada batas finisnya.Begitu pun dengan perjalanan Faiha.Sebentar lagi dia akan menjalankan sunah Rosul.Menjadi istri seorang gus.

Setelah acara lamaran semalam.Sorenya keluarga Faiha berencana pulang.Begitu pun dengan Zalfa.Terkecuali Afnan dan Faiq yang masih harus menjalankan amanahnya.

"Bang,jaga diri baik baik!Jangan lupa selalu kabari aku kalau ada apa apa!Jangan jadi kembaran beku.Paham kan?"

"Kamu juga jaga diri baik baik!Jangan terlalu mikirin pernikahan kamu.Semua akan tetap baik baik saja"

Faiha langsung memeluk tubuh Faiq.Meski sering tidak akur.Tapi batin keduanya saling terikat.

"Abang akan pulang tepat 2 minggu sebelum acara"

"Akan Iha tunggu!"gumam Faiha dalam pelukan abangnya.

Di samping keduanya Zalfa terdiam mematung menatap Faiha dan Faiq dengan tatapan sendu.Ada rindu untuk abangnya yang jarang sekali pulang.

"Iha,Faiq sudah!Abi harus pulang sekarang.Jangan buat drama di sini.Mengganggu pemandangan"

Kedua kakak beradik yang awalnya berpelukan kini melepaskan pelukannya.Abinya sungguh mengganggu.

"Abi itu merusak suasana tau!Jarang loh Iha sama abang beku akur kaya teletabis.Malah di rusak sama abi"gerutu Faiha menatap abinya kesal.

"Putri abi sudah besar.Jangan manja terus! Apalagi sama abang abang kamu.Nanti suaminya cemburu"

Ada perasaan aneh yang Faiha rasakan.Dia seakan baru saja di sadarkan,jika sebentar lagi dia akan menjadi istri orang.

Tapi apalah dayanya.Sekuat mungkin dia menahan rasa sakitnya.Berusaha tersenyum menanggapi ucapan abinya.

"Berarti kalau sama abi boleh dong?"sorak Faiha berlari kearah Daffa dan langsung memeluknya erat."Sayang abi"gumamnya.

"Udah,kita pulang sekarang!Takut keburu malam.Ummah kamu udah gak sabar itu di depan"

Daffa beralih menatap Zalfa yang sejak tadi memilih diam menyaksikan keharmonisan keluarga di depannya.

"Nak Zalfa,kamu juga ikut ya!Nanti malam menginap di pondok abi.Besoknya baru ke pondok kalian di antar Arsal"

Mendengar nama yang selalu dia rindu membuat Zalfa menyunggingkan senyumnya dan mengangguk antusias."Iya gus"

"Fa,panggil abi aja kenapa sih!Masih aja panggil gus.Nanti abi ngamuk, tanduknya keluar kalau kamu gak nurut"protes Faiha.

"Abi gak punya tanduk Iha!!"pelotot Daffa sebelum akhirnya terkekeh mendengar teguran putrinya.Memang benar,kalau dia sudah memanggil dirinya abi.Berarti lawan bicaranya juga harus manggil abi.

Sepanjang perjalanan tidak ada keheningan.Alif dan Faiha tidak pernah kehabisan kos kata.Dari tadi keduanya lebih aktif bicara.

"Abang itu gak tau malu tau gak!"

"Lah,kok gak tau malu sih dek?"

"Ya masa mau adeknya langkahin sih bang.Padahal abang juga udah cukup segalanya buat nikah"

"Nikah itu bukan cuma soal cukup belum nya dek.Tapi soal takdir,udah waktunya apa belum"elak Alif.

"Halah,ngeles aja terus bang!"ledek Faiha tak mau kalah.

FaZa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang