14.💫

70 16 0
                                    

•••

Meliriknya sejenak, Jungkook kembali menarik tuas, dan reaktor kembali bereaksi berusaha untuk mendinginkan nya, semburan dan kobaran api membesar saat reaktor menekan nya.

"Pintu luar tidak merespon".

"Apa artinya?". Ekspresi wajah Lisa begitu panik dan takut.

Jungkook membaca layar di komputer itu. "Pintu luar macet, kita harus buka pintu itu dan mendinginkan reaktor nya atau kapal ini akan meledak". Jelas nya.

"Caranya?".

"Aku harus keluar, buka dari luar. Kubuka pintunya, menyingkir kau tiup apinya ke angkasa luar". Jungkook mengambil benda yang berguna untuknya.

"Kau 'menyingkir'? ". Tanya Lisa tak paham.

"Kau bisa memandu ku".

"Apa yang terjadi padamu saat pintu itu terbuka?".

Jungkook mengambil salah satu penutup laci dengan alat yang bisa untuk memotong besi, menjadikannya perisainya untuk melindungi tubuhnya.

"Perisai anti panas Mungkin menolong". Jawab Jungkook berusaha tenang dan menerima konsekuensinya nanti bagaimana, berharap dia akan berhasil.

Menekan tombol untuk mengaktifkan baju astronot untuknya pakai saat di luar nanti. Ia pun memberikan Lisa tanda pengenal milik pria paruh baya itu.

"Kau butuh ini".

Wajah Lisa terlihat bingung, takut semua bercampur aduk, tak tahu lagi harus bagaimana, jika Jungkook tak pergi untuk memperbaiki nya maka kapal ini akan hancur tak bersisa. Jungkook pun sama cemas nya dengan Lisa, ia ingin terus bersamanya namun ada hal yang harus ia korbankan untuk menyelamatkan semuanya walau taruhan nyawa.

Mereka saling memandang, mengingat dengan jelas detail setiap pahatan wajah mereka, karena mereka tak tahu akan apa yang akan terjadi kedepannya, mungkin mereka akan berpisah selamanya atau takdir Tuhan yang masih baik pada mereka. Entah lah yang jelas semua keputusaan, ketakutan, kecemasan, rasa sedih, dan bersalah menyeruak di setiap nadi mereka. Menjadi titik perpisahan mereka atau menjadi awal mereka untuk memulai hubungan baru tanpa ada rahasia yang tersimpan di dalam nya.

Lisa mengambil pelindung kepala astronot di meja setelah Jungkook sudah memakai pakaian astronotnya.

"Semua akan baik-baik saja". Ucap Jungkook menenangkannya tahu bahwa kekasihnya sangat cemas dan takut sesuatu terjadi padanya walau ia juga tahu sang kekasih masih marah padanya. Lisa menganggukkan kepalanya tak sanggup untuk berucap dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Memasangkan pelindung kepalanya, Jungkook menatapnya intens dan begitu dalam. Guncangan terjadi membuat mereka harus segera bergegas memperbaikinya.

"Aku harus pergi". Usai pamit, Jungkook berjalan dan mengambil perisainya. Saat pintu terbuka untuk lorong menuju arah luar, Lisa menghentikannya.

"Jung!." Panggil nya.

"Jung!". Panggil nya lagi.

Masuk ke dalam lorong yang panjang dan berbentuk bulat ia berhenti dan berbalik.

"Kembalilah, aku tak bisa hidup di kapal ini tanpamu". Mata Lisa seakan berat dan air mata akan tumpah membasahi wajah cantiknya. Pintu pun tertutup, Lisa menghela nafas berat.

Di luar kapal Jungkook berusaha naik ke atas tempat masalahnya terjadi dan memegang perisai buatan untuk melindunginya.

Lisa kembali ke ruangan tadi, dan terlihat reaktor tidak mendingin, membuat api semakin menyala dan berkobar.

Passengers - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang