Take 8; Monokami(?)

368 46 4
                                    

Judul;

Stranger Feeling

Pair;

Monoma Neito x Kaminari Denki

Kategori;

Fanfiction, Drama, fast-plotted, Bromance, BL

.

.

.

Happy reading!

.

Seredup cahaya mentari di senja hari, sebening embun pagi yang jarang diperhatikan, segelap malam tanpa bintang, serta sesunyi kedalaman lautan.

"Memang kenapa orang-orang dengan mudahnya menilai sesuatu padahal tidak tau bagaimana perbandingan pasti, atau dengan sangat mudah membandingkan sesuatu atas dasar kemiripan semata?"

Monoma menatap lurus ke atas, memperhatikan dedaunan yang mulai menguning di atas sana mulai berguguran. Musim panas akan berakhir secepat ia membenamkan pikirannya pada hal-hal sederhana yang akhir-akhir ini kerap menarik atensinya.

Tapi bukankah itu normal-normal saja? Toh waktu juga berjalan seperti biasanya, elastisitas waktu hanyalah sebuah ilusi semata dari adrenalin individu ketika hormonnya terpacu pada sesuatu. Sejak awal tidak ada yang istimewa.

"Lagi-lagi kau mengatakan sesuatu yang susah dimengerti, Monoma-kun."Lelaki bersurai blonde itu sedikit bergerak, mendongak dari posisi berbaringnya yang nyaman, menangkap visual lelaki lain yang tengah duduk di atas kepalanya.

Sebuah senyum tipis terbentuk, bukanlah senyum merendahkan atau manipulatif yang biasa ia pamerkan. Hanya sebuah senyum biasa. Senyum tipis yang hangat dan tulus. Senyum yang jarang ia perlihatkan pada orang lain. Senyum yang seketika menunjukkan semua yang ada dalam dirinya.


Yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.


"Ya, tidak perlu memahami sesuatu untuk mengaguminya."

"Aku tidak sedang mengatakan tengah mengagumi mu, Monoma-kun."

Tertawa kecil, Monoma pun bangun dan duduk di sebelah lelaki itu. Tak ada tanda-tanda ia akan menjawab, namun juga tak ada tanda ia hanya akan berdiam saja.

"Kaminari, banyak orang diluar sana berspekulasi dengan pengetahuan yang mereka tau untuk mempelajari hal baru."

"Bukannya memang begitu?"

"Ya, memang begitu."

Lelaki itu, Kaminari, mengernyit menatap Monoma aneh. Tak ada yang salah dari yang dikatakannya, tapi perkataan Monoma seakan tengah berargumen dan kontra dengan hal itu."Orang bilang kau bodoh, Kaminari."

"Tidak perlu memperjelas-." Potong Kaminari cepat.

"... Tapi aku yakin kau cukup pintar untuk memahami ini," ujar Monoma, "aku bukannya sedang kontra, tapi aku tidak mengatakan kalau itu memang sepenuhnya benar."

"Lalu?"

Monoma melirik, benar, ia mengatakan kalau memang lelaki di sampingnya ini tidak terlalu buruk -seperti apa yang dikatakan orang- karena memang itu benar adanya.

Kaminari yang ia lihat melalui lensa matanya sendiri berbeda dari pandangan mereka, ia jauh lebih dari itu. Tapi bukan itu topik permasalahannya saat ini.

Ah, memikirkan lagi bagaimana ia bisa terseret begitu saja oleh benang-benang tipis yang disebar oleh Kaminari juga merupakan salah satu yang selalu ia pikirkan sepanjang waktu. Benang-benang tipis itu menyeretnya dengan lembut, hingga terbawa arus tanpa sedikit pun perlawanan. Orang lain akan bilang, itu yang terjadi ketika kau tengah terpikat dari seseorang, namun bagi Monoma itu salah.


Baginya, itu lebih dari sekedar terpikat.


Karena itu merupakan hal baru, itu tidak bisa disamakan dengan pengetahuan yang selama ini umum diketahui orang lain. Itu poin utama yang tengah ia sampaikan.

Memikirkan perasaan itu sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk menyeretnya pada kegilaan, gila memikirkan perasaan yang meluap-luap ini, gila menahan semua yang sepertinya akan tumpah ruah begitu saja, dan tentu gila akan ketakutan untuk kehilangan semuanya dalam satu helaan berikutnya.

"Jadi?"

Kaminari membuyarkan lamunan yang sejenak lalu mendominasi kesadaran Monoma, ia pun menoleh dan memproses lagi informasi di depan matanya, kembali pada realita. Visinya terhadap lelaki kuning itu tak pernah berubah, bahkan itu semakin menjadi setiap kali berulang.

"Jadi ...."

Ia mendekat, mengulurkan tangannya untuk menyentuh lembut surai kuning dengan garis hitam itu, mengulur untuk mengurangi jarak di antara mereka. Memangkasnya hingga tak ada sisa udara di antaranya, mengatup bibir masing-masing dengan yang lain.

Tak ada perlawanan sudah cukup untuknya mengerti, Monoma menyambung aksinya tanpa jeda. Hingga sebelah tangannya turut bergerak ke arah berlawanan untuk merengkuh submisif-nya dalam kendali. Perlakuan itu disambut hangat, kedua tangan Kaminari dengan lapang melingkar di pinggangnya, seakan mengatakan kalau ini harus berakhir lebih lama.

Kalau kata orang, ini adalah candu, tapi tidak begitu untuk Monoma. Ia pun tak mengerti harus menamai apa perasaan baru semacam ini, namun untuk saat ini, hanya untuk saat ini saja ia hanya perlu menyerahkan dirinya pada arus yang tengah berlangsung. Membiarkan semuanya terjadi sesuai keinginan takdir yang ada.

"... maksud dari semua ini adalah, aku mencintai mu, Kaminari."

-fin-

Uhm, hai? Masih adakah yang baca works ku yang berdebu ini?

Halo, kalo kalian masih ada yang inget aku, hehe. Sekalian aku mau curhat aja deh di sini ya.

Akhir 2020 kemarin aku hiatus, dan sebenernya udah balik waktu pertengahan 2021 kemarin, tapi aku malah kena writer block :( sedih banget huhu~ jadi walaupun udah balik ke wattpad lagi tetap ga bisa up apa-apa di sini.

September 2021 aku baru mulai nulis lagi, tapi pindah fandom, hehe. Sampai sekarang aku masih pengen tetep nulis di fandom ini, tapi aku ngerasa udah ga dapet lagi feeling dari BnHA, jadi aku ga bisa balik lagi ke sini T___T sedih, padahal aku masih sayang banget sama Kaminari :(

Aku ada up beberapa cerita ku dari fandom sebelah, tapi tetep aja aneh banget gitu rasanya. I can't write like I usually do before :( Tapi karena aku ga bisa apa-apa tanpa nulis (walaupun nulisnya juga berantakan gini) aku tetep nulis tapi di platform lain.

Baru malam ini aku dapet inspirasi(?) lagi dan akhirnya mengalihkan pada crack pair satu ini. Maaf kalo aku asal aja masangin Kaminari sama Monoma, aku cuma sayang sama mereka berdua, itu aja hehe.

Udah kayaknya segitu aja deh, makasih untuk yang udah meluangkan waktu buat baca cerita ku yang ga seberapa ini, makasih juga buat kalian yang udah baca curhatan ku! Every feedback would be lovely! Hv a great life!!

_Regards, Lievy_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kaminari Denki One-ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang