***
Maximilian mengerutkan keningnya sambil membaca tulisan-tulisan yang tercetak rapi di layar iPad milik Arman.
Ada beberapa daftar asing yang diceklis dan semakin membuatnya bingung. Padahal, daftar yang Arman tunjukkan sama sekali gak ada hubungannya dengan pekerjaan, walaupun kini ia membacanya di ruangan kantor.
"Ini apa sih, Man?" tanya Maximilian menyerah. "Gue kayaknya paham deh Kursus Persiapan Pernikahan. Angela udah singgung ini, sisanya apa?"
"Ck. Makanya agama jangan cuma dijadiin status di KTP. Malu tuh sama calon istri," gerutu Arman yang kini meraih remot supaya layar infokus menampilkan catatannya lebih jelas.
"Ini tata cara pernikahan lo nanti. Rangkaian yang harus dilewati juga, keluarga Sastranegara maunya lo dan Nona Angela ngikutin semua tahapnya."
"Okay, fine."
"Masalah legal documents udah diurus orang khusus suruhan dua keluarga, jadi lo sebenernya beruntung banget karena gak perlu pusing."
"Minggu ini lo tinggal ikut pembekalan pernikahannya. Keluarga setuju kegiatannya dibikin privat khusus buat lo dan Nona Angela."
"Emang harusnya gimana?"
"Ya kalau di gereja biasanya lo pembekalan gitu bareng pasangan lain."
Maximilian mengangguk-angguk. "Oke, gue lebih suka privat."
"Gue dan Ajeng, PA-nya Nona Angela, udah atur jadwal kalian berdua. Karena pembekalan pernikahan biasanya ngabisin waktu sampai dua atau tiga hari, gue bikin ini jadi tiga minggu. Sekalian setelah ibadah minggu. Ambil weekend aja karena Senin depan lo mulai perkenalan sama perusahaan keluarga Sastranegara. Lo bakal lebih sibuk lagi, Max."
"Urusan kantor is not a big deal. Tapi gue setuju acaranya weekend aja, perusahaan di Amerika lagi perlu banget perhatian khusus."
"Nanti bakal ada penyelidikan Kanonik juga," jelas Arman.
"Ngapain tuh?"
Arman menghela napas. "Nanti lo sama Nona Angela semacam diwawancara sama Pastor."
"Easy," santai Maximilian.
"Lo percaya diri, ya? Kalau gitu gak akan gue kasih lihat contoh pertanyaannya."
"Okay, show me," jawab Maximilian malas.
"Gue belum tahu nanti Pastor mana yang bakal wawancara lo dan Nona Angela. Tapi ini gue udah bikin list contoh pertanyaannya aja, belum tentu sama. Tergantung Pastornya siapa, ada yang nanya mendasar aja," jelas Arman menggantung.
"Ada juga yang sampai minta jelasin Sakramen, Roh Kudus, dan lain-lain. Lo bisa kan ya? Itu contoh aja sih."
"Bentar, gue googling dulu," gumam Maximilian bengong. "Gue gak tahu apa gue gak inget ya, Man?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Things I Wish I Knew Before Marrying An Angel
Fanfiction(Series #16 Handoko & Sastranegara) Dijodohkan dengan Maximilian adalah rencana hidup yang paling Angela sesalkan.