***
Rumah dua lantai dengan empat kamar, lima kamar mandi, juga area belakang yang lengkap dengan fasilitas kolam renang serta gym menjadi tempat tinggal baru untuk Angela dan Maximilian yang malam ini resmi menikah.
Dengan senyum lebar Maximilian menggandeng tangan Angela masuk ke dalam rumah baru mereka yang tentunya disiapkan oleh kedua keluarga besar.
Persiapan pernikahan Angela dan Maximilian terlalu mudah bagi keduanya.
"La, mau keliling?" Ajak Maximilian tepat setelah pintu rumah dibukakan.
Di rumah baru mereka, ada tiga pelayan rumah, satu koki, dua supir, juga para asisten pribadi yang akan menempati masing-masing kamar yang tersedia.
"Hmm kayaknya aku mau langsung ke kamar aja, Max," jawab Angela sambil menatap ke sekeliling.
Maximilian menahan senyum kemudian mengangguk setuju. Seperti seorang perjaka, laki-laki itu mencoba terlihat biasa aja walaupun sebenarnya berantisipasi.
Angela dan Maximilian langsung berjalan menuju lantai dua di mana tersisa dua kamar ukuran paling besar yang sudah rapi dan siap dipilih pasangan baru itu.
Angela bergumam pelan menatap dua pintu di depannya.
"Oke, aku mau kamar yang ini," putus Angela sambil menunjuk kamar kedua dari arah tangga.
"Okay, good choice," ucap Maximilian yang langsung mengekori istrinya itu masuk ke dalam kamar.
Angela membalikkan badannya dan menatap Maximilian dengan kening berkerut. "Kamu ngapain?"
Maximilian otomatis ikut menatap perempuan di depannya itu dengan bingung. "Maksudnya?"
"Kamu ngapain ikut masuk?"
"Lho? Tadi katanya kamu mau kamar yang ini."
"Iya, terus kenapa ikut masuk?"
"Karena berarti ini kamar aku juga, La. It's simply like that."
Angela menggeleng tegas kemudian mendorong tubuh Maximilian sampai berada tepat di depan ambang pintu. "Sorry, Max. Ini kamar aku sendiri. Kamu boleh pake kamar sebelah."
"What do you mean?"
Angela menginjakkan kakinya dengan keras di ambang pintu kemudian menggesernya seolah-olah menuliskan batas. "Ini batas daerah teritorial aku. Gak boleh ada yang masuk ke sini, terutama kamu."
"What? Kamu gak masuk akal, La. Gak usah bercanda," heran Maximilian yang kini raut wajahnya berubah kesal.
"Aku gak bercanda, Max. Aku gak mau sekamar sama kamu, I don't want you near me."
"What the fuck?"
"No more physical contacts kecuali ada keluarga atau temen kita. Don't kiss me! Yang tadi di altar dan di pesta cukup jadi goodbye kiss untuk aku dan kamu, Max."
KAMU SEDANG MEMBACA
Things I Wish I Knew Before Marrying An Angel
Fanfiction(Series #16 Handoko & Sastranegara) Dijodohkan dengan Maximilian adalah rencana hidup yang paling Angela sesalkan.