16. Naren

531 39 6
                                    

Halo semua apa kabar? Semoga selalu sehat.
Aku bawa satu chapter lagi nih, happy reading

"Naren.. "
"Sudah kak, gak usah dipikir lagi. Mereka gatau diri kak, mereka keterlaluan kali ini. "

"Kakak gak ingat kalau kakak ada salah sama mereka.. Terakhir kali kakak meninggalkan rumah ini, tidak ada masalah. Entah kenapa mereka semarah ini saat tau kakak kena kanker. "

"Kakak jangan mikir seperti itu, udah lupakan. Kakak sekarang istirahat ya? Kakak pasti capek. Sudah makan kak? "
"Naren.. "
"Jawab Naren dong kakk. "Oke okee. Kakak belum makan. Kakak laper Naren. "
"Kakak mau makan apa? "
"Seadanya aja. "
"Oke Naren ambilkan. "

Selesai Haikal makan, Haikal langsung tidur karena dia terlalu kelelahan. Naren mengaklumi itu, karena dia juga sangat kasihan dengan Haikal.
"Dunia terlalu jahat sama kakak ya? " Batin Naren

Malam hari nya, Haikal turun ke lantai satu untuk makan. Haikal dihampiri oleh kakaknya, Mahesa.

"Haikal, kamu mulai besok sekolah secara daring. Tidak usah bertanya macam-macam, saya malas menjawab. "
"Terima kasih kak. " Jawab Haikal
"Lebay lo. " Jawab Mahesa ketus.
"Bilang terima kasih dibilang lebay, ga bilang terima kasih nanti dibilang kurang ajar. Bingungin ya kak Haikal? " Sahut Naren.

"Maksut kamu Naren? " Tanya Mahesa yang merasa tersindir.
"Eh gak ada maksut apa-apa kak, ini loh teman Naren. "

Mahesa masih bingung, apa benar dia disindir oleh Naren atau Naren memang sedang membahas teman nya. Padahal Naren sedang membicarakan tentang dirinya.

Keesokan hari nya, Haikal terbangun di atas tempat tidur di kamar nya.
Haikal keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang makan untuk sarapan.

"Pagi semuanya. "
Tidak ada jawaban karena tidak ada orang sama sekali disana.

"Oh iya aku lupa, semuanya sudah berangkat untuk beraktivitas. "

Haikal sarapan lalu hendak menuju ke kamar nya untuk beristirahat kembali. Tiba-tiba pandangan nya tertuju ke sebungkus plastik yang berada di tengah-tengah meja. Dia mengambil plastik itu, ternyata terdapat surat didalam nya.

"Haikal, ini obat. Diminum ya. " Entah dari siapa surat itu, tapi sepertinya itu dari Mahesa, satu satu nya kakak yang masih ada sedikit rasa perhatian kepada nya. Haikal membawa obat itu kekamar nya.

Dia melihat secara detail ketentuan meminum obat itu. Itu adalah obat untuk orang yang menderita kanker hati.

Diminum 1 sampai 2 jam setelah makan. Dia menunggu 2 jam sambil menonton TV di ruang keluarga nya.

Setelah 2 jam, dia meminum obat itu. Setelah meminum obat itu, dia kembali ke ruang keluarga.

Pada siang hari-nya, Naren, Chandra, Jiel, dan Jovan sudah kembali ke rumah. Haikal senang karena rumah itu akhirnya terisi lagi, meskipun tetap sunyi.

Pada sore hari, Rendy dan Mahesa kembali ke rumah, penghuni rumah itu sudah lengkap tetapi tetap sangat sunyi.

Haikal menjalani hari itu dengan biasa saja, tidak ada hal yang mengagetkan dan tidak ada hal yang menyenangkan.

Dia tidak bisa menghubungi teman-teman nya karena dia tidak memiliki handphone ataupun laptop.

Dia juga tidak dibolehkan bertemu dengan teman-teman nya terlebih dahulu karena kondisi nya itu. Padahal itu tidak menular sama sekali.

Hari-hari Haikal dijalani sangat biasa saja, sangat datar dan membosankan. Hari-hari nya hanya dihabiskan dengan belajar daring, dan aktivitas keseharian lainnya.

Haikal ingin bermain handphone tetapi tidak memungkinkan untuk meminta kepada kakak-kakak nya.

Naren menyadari itu sepertinya, bahwa Haikal bosan di rumah sendirian.

Pada suatu hari, Naren pulang ke rumah lebih awal dari sebelumnya, karena guru-guru di sekolah nya ada rapat. Naren disambut oleh Haikal yang kebosanan di rumah sendirian.

"Kakak, Naren pulang. "
"Selamat datang Naren, bersihkan dirimu dahulu. Apa yang kamu bawa di tangan kiri mu? "
"Nanti kita buka bersama kak. "

Setelah Naren membersihkan badan nya, dia menuju ke kamar dengan membawa barang yang dia beli sepulang sekolah.

Haikal diminta menutup mata nya sampai Naren berhasil membuka pembungkus dari barang yang dia bawa.

Ternyata Naren membawa sebuah handphone, Haikal kaget dan sangat senang.
"Ini sungguhan Naren? "
"Ya masa bohongan kak. "
"Kamu membeli nya dengan apa? Bukankah ini mahal? "
"Naren membeli nya dengan uang tabungan Naren, kakak suka? "
"Kamu tidak usah repot-repot, kakak benar-benar berterima kasih. "
"Santai saja kak, dengan senang hati. "
Lalu Naren mengajari Haikal menggunakan handphone, karena Haikal belum pernah menggunakan handphone sama sekali.

Maaf ya baru update aku lagi fokus pts.
Jangan lupa votenya
See uu next bab

Messy Home ft Nct Dream [NO UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang