(EPISODE DELAPAN)

926 10 0
                                    

“Dengan ini—sidang saya tutup!” tutup Ketua Dewan Parlemen sembari mengetok palunya sebagai tanda sidang istimewa yang berlangsung selama hampir dua jam, selesai.

Presiden Xavier dan Ketua Dewan Parlemen langsung bergegas menuju meja legal—sebuah tempat yang berada di samping mimbar pimpinan dewan, memiliki dua kursi berhadap-hadapan yang dipakai untuk mengesahkan Undang-Undang maupun keputusan pemerintah lainnya setelah melakukan sidang parlemen—baik yang biasa maupun istimewa.

Presiden Xavier menandatangani segel pemerintah eksekutif Keputusan Presiden Nomer 78A, sedangkan Ketua Dewan Parlemen yang ada di hadapannya sedang menandatangani segel parlemen ­Keputusan Presiden Nomer 78A, lalu dicap dengan stempel instansi masing-masing.

Setelah keduabelahpihak menandatangani segel masing-masing, mereka langsung menukar segel mereka untuk ditandatangani dan distempel lagi, prosedur stempel sudah selesai, dan diakhiri dengan jabat tangan sebagai tanda Keputusan Presiden Nomer 78A berlaku hukum tetap.

Seluruh hadirin berdiri dan menyambutnya dengan tepuk tangan yang begitu riuh-rendah—berarti Rune-Midgard resmi memerangi Kekaisaran Galbadia dan negara-negara sekutunya, serta bergabung dalam negara-negara yang kontra dengan Galbadia—siapa lagi kalau bukan pihak Sekutu.

Semua stasiun televisi langsung mengganti topik beritanya—Sidang Istimewa Rune-Midgard—menjadi—Rune-Midgard Resmi Berperang, Darurat Militer untuk Rune-Midgard, atau berbagai macam judul yang topiknya tak jauh beda satu sama lain konteksnya.

“Lihat, semua orang-orang berjas yang mengatakan kalau diri mereka adalah wakil rakyat bertepuk tangan menyambut kehancuran umat manusia!” tunjuk seorang wartawan koran.

Rekannya, seorang kameramen stasiun televisi hanya bisa tersenyum sembari memfokuskan lensa kameranya ke arah ratusan anggota parlemen yang duduk mengelilingi tribun ketua dewan dan tribun Keppresidenan layaknya colosseum.

“Kadang kita harus membunuh orang lain untuk menyelamatkan hidup kita sendiri kawan, realistislah, memang itulah fakta yang ada.” Seloroh sang kameramen.

===  THE STRADS : EPISODE DELAPAN, DIMULAI ===

BLANC PALAIS

LOIRE

REPUBLIK PENDUDUKAN ESTHAR

Kaisar Vincent Deling dan didampingi Permainsuri Wihelmina, dan Jendral Manstein, sedang asyik bercengkrama dengan Gubernur Jendral Fillipe Troit—boneka kesayangan sang kaisar yang ditunjuk untuk memimpin pemerintahan pendudukan di Esthar—dalam kunjungan resminya.

Sang Gubernur Jendral beserta istri, begitu asyik berbincang mengenai acara penyambutan kunjungan resmi Kaisar Vincent Deling dan Permainsuri WilheMina ke Loire yang barusan begitu gemerlap dan penuh dengan gegap gempita.

Permainsuri Wihelmina tak menyangka sambutan dari rakyat Esthar begitu meriahnya.

Tak hanya defile dari prajurit Angkatan Bersenjata Republik Esthar dan Korps Esthar Angkatan Bersenjata Kekaisaran Galbadia yang menyambut kedatangan kaisar dan permainsuri mereka, tapi juga barisan anak-anak TK turut berbaris-baris menyambut penguasa mereka sembari melambai-lambaikan bendera Kekaisaran Galbadia dan Republik—Pendudukan—Esthar sembari berteriak—Panjang Umur Yang Mulia Kaisar, Panjang Umur Yang Mulia Permainsuri—dengan wajah polos mereka.

Gubernur Jendral Troit memang pintar melakukan pengkaderisasi dan penanaman ideologi cinta penjajah kepada rakyat Esthar semenjak mereka masih lugu dan menggemaskan lewat permainan cantik para kader-kader Galbadia miliknya.

“Apakah mereka tak capek harus berbaris sepanjang itu?.. Mereka kan masih kecil!” tanya Permainsuri khawatir.

“Demi idola mereka, Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Permainsuri—mereka rela berbaris sepanjang itu, bahkan dengan suka hati!” jawab Gubernur Jendral Troit mantap.

THE STRADS (BAHASA INDONESIA VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang