part 2 a

3.8K 40 4
                                    

  Pemeran utama : indra
Sahabat indra :gilang
Ibu kandung : santi
Guru killer : pa sapto
Adik kandung : herman

"setelah kejadian dimana indra bertransformasi menjadi indri walaupun hanya sekedar crossdresser, kini orang terdekat indra sekaliguss sahabatnya telah memunculkan sifat aslinyaa, yap, itu bisa terlihat saat gilang memperlakukan indra sebagai indri. namun perubahan sikap yang dialami sahabatnyaa, gilang masih tetaplah gilang sahabat karib indra yang mampu menemani suka maupun dukaaa dikala posisi indra sedang down mengingat faktor ekomi yang melanda indra tetapi gilang lah yang mampu berada disisi indraa.

" woi lu mau balik kaga,,,?? kata kata itulah yang selalu menghiasi persahabatan antara aku dan gilang, memang betul aku dan gilang itu adalah sahabat dari kecil yang selalu kemana mana berdua entah itu pergi kesekolah,maupun pulang sekolah , hingga main pun kami selalu berduaa. Lucu rasanyaaa bila aku mempunyai perasaan kepada gilang. Yang dimaksud aku adalah perasaaan sebagai sahabat karna dialah orang yang selalu ada disisiku disaat aku sedang membutuhkan pertolongan dia selalu hadirr" ujarku dalam hatii""

" yoo kitaaa balikkk... tapi gua gabisa balik kalau masih dalam pakean seperti ini "

" emang lu bawa pakean ganti??"

" astagaaa aaku lupaa tidak membawa pakaian ganti mungkin ini efek tegang yang membuatku lupa membawa pakaian ganti tepisku dalam hati"

" kaga sihhh lang tapiii nanti kita bisa mampirr dulu ke pasar buat beli pakaian yang bisa di pake "

" coba lu pikir lagi jarak dari sini ke pasar tuh jauh belum lagi tar ada orang yang kenal bisa mati berdiri. Udah mendingan lu kaya gini aja atau tutup tu muka lu pake masker"

" tapi langgg"

" halah lumah banyak tapinya udah ayooo keburu sore mana mendung lagi"

'' jika dipikir pikir sih memang ada benarnya juga perkataan si gilang ini, tapi yasudah lahhh

" setelah berdebat sekian lama dengan gilang akupun langsung tancap gass menunggangi motor si gilang hingga di perempatan jalan aku melihat si herman adik kandungku. Aku meminta kepada gilang untuk mempercepat laju motornya agar si herman tidak melihatku. Melihat aku yang di landa rasa takut gilangpun memintaku untuk berpegangan karna motor yang kita tunggangi akan menambah kecepatan."

" pegangan draa gua mau cepetin ni pake motornya"

" nih udahhh tuhhh"

" halah itumah megan pundakk sama aja boong"

" dih apaan sih udah gini aja pegang pundaklu juga sama ajaaa"

" saat gilang mengencangkan gasss nya tiba tibaa gilang mengerem mendadak ntah disengaja atau tidak itu membuatku panik minta ampunn."

" tuhkan gua bilang apaa "

" ah lumah sengaja kali di rem ngedadak gitu"

" gua ngetess ajaa bedanya pegang pundak ama megang perut tuh kekuatannya beda "

" ntah alibi apa yang ada dipikiran gilang namun kali ini aku haruss rela memeluk tubuh si fakboy. Kami pun berpapasan dengan si herman dari arah yang berlawanan untung sajaa adiku itu tidak melihatku apalagi dia melihat aku dengan keadaan seperti ini bisa bisaa aku di aduin ke ibu "

" rumah demi rumah kami lewati dan seketika hujan pun turun  akupun baru ngeeh aku masih saja memeluk tubuh gilang padahal kecepatan motor ini sudah standarr ku coba melepaskan tanganku di perutnya namun gilang menahanku oleh tangannyaaa dengan alasan dirinya kedinginan"

" aku meminta kepada gilang untuk meneduh di salah satu rumah dan gilang pun mengiyakannya dan kami memarkirkan motor disebuah rumah yang kosong dan tak teruruss. Sebenarnya aku yang meminta untuk meneduh namun jika di pikir pikir horor juga bila harus meneduh disini."

My Life My HAPPINIESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang