"Setelah siuman dari pingsan, aku terbangun oleh perbincangan kerass antara 2 orang atau lebih, aku mendengar seseorang yang sangat jelas, berkata anjing pa ni anak lobang boolnya warna pink, warnanya sama kaya memek gua haruss duluan perawanin ni anak. Namun setelah itu aku terbangun, aku melihat si si cepak yang tadi sedang beradu argumen dengan salah seorang pria yang agak tuaaa yang tak lain dan tak bukan adalah pa sapto"
" aku dapat memahami bahwa perbincangan yang mereka debatkan tentang perselangkangan. Itu terbukti setelah mereka berdebat ingin memperawani, aku yang tak paham mencoba mengingatkan kembali hal terakir yang aku lakukan sebelum aku jatuh dan tak sadarkan diri"
'' shit terakhir memang aku meminum air lalu di bekap dan dilemparkan. astaga seketika akupun panik "
" jangan jangan "
" dan benar setelah full siuman aku merasakan pergelangan tanganku diikat oleh tali pipet berwarna putih, beserta kakiku, dan serta mulutka tersumpal kain. Namun yang masih beruntung adalah mataku masih bisa melihat tanpa terhalang sedikit pun. Telingaku masih bisa mendengar dengan jelasss. "
" hrggggffffff... yang keluar dari mulutku berupaya untuk memberikan kode agar mereka tau apa yang sedang terjadi padaku. "
" namun suara yang aku keluarkan memecahkan pertikaian mereka. Pa sapto dan si cepak saling berpandangan menandakan kalau aku sudah siuman"
" dan setelah beberapa detik dari itu mereka berlari ke arahku. Aku yang tak berdaya dalam posisi yang tak memungkinkan hanya bisa mengeluarkan suara dengan mulut yang tersumpal oleh kain.. "
" pa sapto : oi bangsattt firts milikuuuu...mm"
" cepak : kau itu sudah tua kasih saja urusan ini ke yang lebih muda. Dengan satu tangan memegang tangan pa sapto yang ingin menyentuh tubuhku.."
" dengan posisi seperti ini aku menyadari aku dalam keadaan yang sedang tidak baik baik saja, karna memang setelah aku melihat tubuhku aku baru menyadari, bahwa tidak ada sehelai benang yang menghalangi badanku. Ya lebih tepatnya aku bertelanjang bulat, dengan keadaan tangan dan kaki terikat dan mulut tersumpal oleh kain."
" ingin rasanyabaku memberontak namun apalah daya.. aku hanya bisa mengeluarkan suara suara yang tak jelassss..... kemudian air liruku menetes akibat sumpalan mulutku yang tertahan oleh kain"
" namun yang terjadi aku masih melihat pa sapto sama si cepak sedang beradu argumenn,, hingga brukkkk pa sapto di pukul oleh si cepak dan mengenai matanya..,, aku bisa merasakan pasti matanya pa sapto berkunang kunang, dan benar saja pa sapto kehilangan penglihatannya hingga tak tau darimana si cepak sudah memegang balok kayu yang ntah darimana langsung memukulkan kayu itu hingga mendarat di leher bagian belakang"..
" arggggghhh.... pa sapto mengeluarkan suara yang menandakan dirinya kesakitan.. dan tak lama dari itu kemudian pa sapto pun tak sadarkan diri"
" matakau melotot hingga sicepak berkata"
" cepak : kau miliku maniss"
" sontak saja aku meneteskan air mata, menandakan aku ketakukan, antara shock , takut , gemetar semua menjadi satu, hingga si cepak membuka kain yang menyumpal mulutku "
Argggg rasanya lega setelah kain itu terbuka dari mulutku, namun sesaat itu si cepak mengancamku jikalau aku memberikan perlawan atau berteriak maka dia ga segan segan untuk melakukan hal sama kepadaku..."
" cepak : ahahahahahah sudah liatkan bagaimana kejamnya diriku,??? Sekarang kau milikuuu "
" seketika saja si cepak mulai membuka ikatan pipet itu menggunakan jarum agar tidak merusak pipet. Lalu pipet itu dipasangkan kembali kepada pa sapto guna ketika siuman nanti pa sapto tidak memberikan perlawanan,, pintar juga bajingan satu ini dengusku dalam hati"