"Lo ikut gue."
"H-Hah."
Tangan gue di tarik paksa ama seseorang nggak tau namanya yang jelas nyelamatin tamparan dari bianchabe.
Dia narik tangan gue entah kemana sampe di depan pintu ruangan yang gue nggak tau apa di dalam ruangan itu. Mungkin ruang ganti baju?
Abis itu dia lepas tangan gue terus masuk ke dalam nggak lama dia keluar lagi sambil bawa baju kaos entah punya siapa mungkin punya dia?
"Pake."
"H-hah?." Gue kaget.
"Pake baju ini baju lo basah." Ujarnya.
"Tapi, ntar lo pake baju apa?." Tanya gue yang nggak enak hati soalnya nih orang udah keringetan banget.
"Makasih B-bang eh, mas."
"Devan."
"Eh, H-hah apa." Gue kaget lagi.
"Devan avelino, lo panggil gue devan aja." Ujar dia senyum tipis.
Tampan juga.
"Makasih mas, eh devan." Dia cuman ngangguk.
"Ganti bajunya dimana?." Gue nanya ke devan.
"Lu masuk aja di dalem." Gue cuman ngangguk.
Terus gue masuk ke dalam ternyata banyak barang mungkin punya karyawannya?
Nggak lama gue lepas seragam gue terus gue ganti baju kaos punya devan.
Gue ngaca di depan kaca ternyata gede banget baju devan anjir tenggelem gue.
Gue keluar dari ruangan ini ternyata masih ada devan mungkin dia nungguin gue?
"Baju lo kegedean di gue." Dia cuman ngeluarin senyum aja.
"Manis."
"H-hah." Gue blank nggak salah dengerkah? dia manggil gue manis?
"Nama lu siapa?."
"Kavin."
"Lengkap?."
"Kevin achazia amatjaya."
"Gue panggil lu zia."
"Lah kok?."
"Kenapa?."
"Kavin aja." Bantah gue cepet.
"Zia aja."
"Kavin aja titik nggak pake koma." Ujar gue yang kesel.
Terus devan bales ngebuka mulutnya kata zia.
anjirlah.
Bikin badmood kesel ya udah gue langsung pergi aja nggak mau darah tinggi.
"Zia."

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVAN
Romance"Makasih B-bang eh, mas." "Devan." "Eh, H-hah apa." "Devan avelino, lo panggil gue devan aja."