16

3.4K 176 1
                                    

"Dev sekarang kamu yang harus tanggung jawab atas kehasratan kamu sama kavin." Ujar om wildan.

"Nggak disuruh juga devan mau tanggung jawab." Ketus devan.

"Bagus jadi kapan nikahnya."

"E-eh."

"Jangan sekarang devan harus nyelesain masalah dulu." Ujar devan bikin gue ngeryitin alisnya bingung.

OWH

EVAN ITU KALI YA?

"mau papa bantuin dev."

"Nggak usah pa devan bisa sendiri."

"Nikahnya pas liburan akhir tahun aja kurang lebih satu bulan lagi kan?." Celetuk papa gue yang nanya.

"Boleh om."

"Nggak usah panggil om lagi sekarang ganti jadi manggil papa aja kayak zia." Ujar papa gue bikin terharu.

"Kavin juga manggil ke om sekarang papa aja kamu udah om anggap anak sendiri."

"Siap papa."

Gue senyum ke papanya devan langsung di cubit pipi gue ama devan.

"Jangan senyum ke papa sama aku aja." Gumamnya gue denger jadi nih anak cemburu?

"Iya iya masa cemburu sama ayah sendiri."

"Terus kalian mau nikah dimana?belanda atau jerman atau dimana?." Tanya papa devan.

"Pa aku mau nikah disini."

"Tapi indonesia masih tabu sama hubungan sesama jenis zi."

"Aku mau papa liat aku nikah hikss."
Gue mau nangis kayaknya bawaan hamil kali ya?

"Cup cup gini aja papa panggilin wali belanda suruh kesini gimana?." Papa ngusap air mata gue sambil ngelus rambut gue lembut.

"Boleh pa."

"Gimana dev, dan?."

"Gue ngikut aja."

"Seterah aja pa yang penting zia bahagia." Devan yang ngomong bikin gue senyum ke dia.

"Makasih dev."

Devan ngangguk terus ngebales senyum ke gue manis banget bikin mleyot nih hati.

"Dev temenin zia istirahat tapi jangan di ajak itu lagi ya." Ujar papa gue bikin ambigu.

"Iya pa."

"Papa mau kemana lagi emang?."

"Papa mau kerja lagi ntar papa pulang kok."

"Hati-hati ya pa."

"Yaudah dev, vin papa juga mau balik ke kantor ya." Papa devan yang ngomong.

"Hati-hati pa."

"Eh dev bentar sini."

Papa sama devan ngejauhan jaraknya dari gue bikin penasaran aja pada bisikin apa ya?

"Makasih pa."

Papa sama papa devan pun pergi keluar mau balik ke kantor lagi karna masih ada kerjaan.

Gue ama devan naik ke atas kamar gue tapi was was juga takut devan khilaf ygy.

Gue rasanya capek kayak mau tidur gitu jadi gue langsung tidurin badan gue dikasur.

"Sayang mau makan apa hmm."

"Apa ya."

"Hmm makan kamu deh dev." Gue ngomong bercanda.

 DEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang