2 Bulan kemudian
"Eomma, ayo gerakan tanganmu." Ujar Jisung.
Jisung sedang melatih Eommanya sekarang.
"Ini sudah Eomma gerakan, Jisung!"
"Gerakan apanya? Eomma hanya punya semangat saja!" Balas sang Anak.
"Lalu Jisung ingin Eomma sekuat apa?"
"Sekuat Dino Pink." Jawab Jisung asal.
Sang Ibu menghembuskan nafas, Ia lalu menarik tangannya yang di genggam Jisung.
"Mwo? Kenapa Eomma tarik? Ayo kita latihan lagi!"
"Tidak mau, Eomma lelah. Besok saja lagi ya?"
"Hm, ya sudah. Istirahatlah."
Jisung lalu menarik selimut Eomma, agar menutupi seluruh tubuhnya.
"Selamat Malam, Eomma."
Setelah merasa jika sang Ibu sudsh benar-benar tertidur, Ia keluar dari kamar itu, ia menutup pintu sepelan mungkin agar tak menimbulkan suara.
Eomma Jisung sudah lebih dari dua bulan lalu, Ia sudah bisa berjalan, berbicara walau terkadang melantur. Untungnya yang di alami Eomma Jisung hanyakah Struk ringan dan bisa sembuh.
Selama Dua bulan juga Jisung mengantar Ibunya terapi. Jisung tak pernah mengeluh ataupun marah kepada sang Ibu, Ia terus merawatnya dengan sabar.
_______
Pagi pun tiba. Jisung dan Nyonya Park sedang berada di Ruang Tengah, Nyonya Park duduk di Bangku sedangkan Jisung sedang menyiapkan buah di Dapur yang kebetulan berada di Ruang Tengah."Jisung-ah, apakah sayurannya sudah siap?" Tanya Nyonya Park.
Jisung sedikit bingung. Sayuran? Seingatnya Ia tak memasak Sayuran. Ahh mungkin maksudnya Adalah Buah?
"Maksud Eomma Buah? Sebentar lagi selesai, Jisung akan membawanya kepada Eomma."
—3 menit kemudian, Jisung datang membawa nampan berisi 2 potong Pir, 5 Pisang, dan Anggur Hijau untuknya sendiri.
"Eoh? Tak ada Apel? Padahal Eomma ingin Apel."
"Eomma tak boleh memakan Apel." Jawab Jisung santai, Ia pun meletakkan Nampan di atas Meja dan memberikan sepotong Pir keoada Eomma.
Jisung memakan Anggur Hijaunya satu persatu, sesekali Ia harus mendengarkan Ibunya yang mengoceh karena tak ada Apel.
"Eomma tak boleh makan Apel, Buah itu terlalu manis untuk Eomma. Mulai sekarang Eomma harus mengatur Pola Makan Eomma, Tak boleh makan sembarangan, tak boleh marah-marah, tak boleh terlalu lelah." Jelasnya.
"Hm, ya sudah."
________
Sudah dua bulan sejak kepergian Jeno. Sudah dua bulan juga Jaemin menjadi pendiam, ia tak secerewet dulu, ia hanya berbicara untuk membahas pelajaran saja.Seorang Pemuda tengah duduk di kursi dengan kepala menyender di meja.
Ia Frustasi, lelah, kecewa. Tapi Ia tak bisa menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain pun tak bisa. Ini semua terjadi karena takdir, dan juga kecerobohannya. Ia menyesal, ingin rasanya memperbaiki masa lalu, tapi apakah itu bisa?
Huh!
Pemuda itu menghembuskan nafas lelah. Dulu ia tak terlalu memperdulikan tentang Juara, Reputasi, ataupun pendapat Orang lain tentangnya. Dan itu dulu, sekarang berbeda. Ia selalu menyibukkan diri, menghindari interaksi, dan selalu belajar tiap detik, menit. Pemuda itu lelah, tapi lebih lelah lagi jika Ia tak melakukan itu semua.
"Sekarang aku harus bagaimana? Aku hancur tanpamu, kapan kau akan kembali?"
Pemuda itu lalu mengingat ketika mengetahui fakta jika Ia gagal dalam Olimpiade dan tak mendapat Juara.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMAR MU KAMAR KU || 00L NCT DREAM ✔
FanfictionSalah satu Kamar di Asrama Neo. Terdapat Empat Orang yakni Jeno, Jaemin, Haechan, Renjun. Sedikit Kisah tentang Mereka yang tinggal di Asrama tersebut. -Kamarmu, Kamarku.