EPILOG

841 106 2
                                    

Chenle kembali mengajak Jisung pergi ke Rooftop, kali ini mereka tak membolos. Waktu istirahat.

"Jisung-ah." Panggilnya.

"Sebentar lagi aku lulus."

"Ah iya, selamat."

"Selamat katamu? Tidak! Aku tak mau berpisah denganmu! Bukankah pertemuan kita terlalu singkat?"

"Tidak, Chenle Hyung. Aku menikmati semua hal yang kau lakukan untukku."

Chenle terdiam sebentar.

"Jisung-ah." Panggilnya lagi.

Jisung berdehem.

"Ayo tinggal di Asrama Neo bersamaku." Ajaknya.

Jisung tersenyum. "Ya, Ayo."

"Tapi, bagaimana dengan Ibumu? Bukankah Ia sedang sakit?"

"Ibuku sudah sembuh beberapa bulan lalu, Struk ringan. Itu adalah sebuah keajaiban, sembuh di waktu yang bisa di bilang cepat, tapi tidak untukku."

"Ibumu sudah sembuh? Ah syukurlah."

Hening.

..

"Jisung-ah." Panggilnya lagi dan lagi.

Jisung menoleh.

Terdapat Chenle dengan Kunci bertuliskan angka “452” di tangannya.

Jisung yang melihat itu membelalakkan mata.

"Chenle Hyung, darimana kau mendapatkan itu? Bukankah itu adalah kunci Kamar Asrama milik Renjun Hyung dan yang lainnya?"

"Ini adalah kunci cadangan, mereka memberikannya kepadaku. Katanya, aku dan kau bisa menempati kamar itu ketika mereka sudah lulus nanti. Jadi, ayo kita tinggal di Asrama bersama, Jisung."

Jisung lalu memeluk Chenle erat.

Chenle membalas pelukannya.

Mereka berpelukan dengan senyum terukir di wajah mereka.

"Terima kasih, Chenle Hyung."










Beberapa bulan kemudian. Jeno, Jaemin, Haechan, Renjun sudah lulus.

"Akhirnya kita lulus!!" Pekik Haechan senang di angguki oleh yang lainnya.

"Ya, kita akan menempuh jalan masing-masing." Balas Jeno.

"Ku harap Kita bisa bertemu seperti ini lagi di masa depan nanti." Ucap Jaemin.

"Tentu saja. Bedanya, kita tak hanya membawa diri sendiri kesini. Dan mungkin dengan Anak atau Istri kita." Jawab Renjun.

"Keluarga kecil ya? Pasti bahagia! Aku akan menjamin itu, walaupun aku berasal dari keluarga yang Hancur."

Membicarakan tentang keluarga Haechan. Setelah kejadi dimana Jeno tertabrak Truk. Ibu dan Ayah Haechan bercerai, sementara Haechan memilih untuk tidak ikut dengan siapapun, Asrama Neo lebih baik daripada rumahnya.

"Hey, bukankah sekarang ChenJi juga akan memasuki Asrama Neo dan menempati kamar kita dulu?" Tanya Haechan memastikan.

"Ya, kamar 452. Kamar itu akan menjadi kenangan. Lukisanku, dapur, ranjang yang Haechan ributkan, meja belajar yang selalu di singgahi Jeno." Jawab Renjun.








Ceklek

Chenle dan Jisung baru saja memasuki Kamar 452. Ia lalu melihat sekeliling, terdapat lukisan Renjun dulu.

"Wahh, besar juga ya?" Kagum Jisung.

Chenle hanya diam saja. Ia sedang membayangkan bagaimana Jaemin, Jeno, Haechan, Renjun berada di sana, bagaimana bayangan mereka ada di sana. Jujur saja, Chenle merasa sedih. Bukankah ketika Hyungnya sudah lulus mereka akan jarang berinteraksi? Chenle jadi merindukan masa dimana Ia menjahili Haechan, Jaemin, Renjun dan juga Eyes Smile Jeno yang masih teringat jelas di kepalanya.

"Jisung-ah, kita akan membuat kenangan di kamar ini, lagi."

"Tentu saja, membuat kenangan yang indah."

Lalu pintu dengan gantungan Kunci yang masih sama “NoRenMinHyuck” pun di tutup.

Terkadang, Hidup memang sebercanda itu. Bahkan sebagian orang pernah berpikir, apakah ini mimpi? Karena mereka tak percaya dengan apa yang menimpanya. Tapi di balik itu semua, pasti juga terselip kebahagiaan yang tak terduga.

Cobalah untuk tak membandingkan dirimu dengan yang lain, menganggap jika orang lain itu sama, jika tak tau apa-apa sebaiknya diam, tak terlibat dalam masalah apapun, satu yang paling penting adalah Berjuang. Tetaplah berjuang bagaimanapun hasilnya nanti, itulah Kunci kehidupan yang sebenarnya.

-Kamarmu, kamarku.

220316
21.32

KAMAR MU KAMAR KU || 00L NCT DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang