18 | marah |

563 59 6
                                    


"Oci, meja 4 minta tambahan gula" ucap Mika yang sedang mengambil kain lap untuk membersihkan salah satu meja. Oci mengangguk dan segera mengambil beberapa gula tambahan untuk diberikan, seminggu ini cafe tempatnya bekerja sedang ramai-ramainya sehingga hampir tiap hari Mika dan Oci diminta untuk datang meskipun bukan jadwal shiftnya. Untungnya belum memasuki masa ujian jadi Mika dan Oci bisa tetap fokus di kampus.

"Huaah akhirnya pulang juga tuh bucin" keluh Mika. Mereka harusnya bisa pulang dan berberes dari tadi kalo saja dua sejoli yang dimaksud Mika tidak berlama-lama, cafe sudah kosong bahkan sudah memberikan isyarat pengusiran secara halus dengan mematikan lampu dan mengangkat kursi tapi dua sejoli itu tetap mengobrol lama. Untungnya kepala barista berinisiatif mengambil gelas kosong dan menegur dua sejoli itu sehingga mereka bisa langsung menyapu dan pulang.

"Untung ada bang Oni, kalo gak kita bisa pulang jam 1" sambung Oci.

"duh keburu diusir gue dari kosan" panik Mika.

"Yaudah tinggal ke gue"

"Gak ah, gue gak mau boti lagi. mana gue yang ditengah" omel Mika, selama bekerja di cafe. Wilmar tidak pernah absen menjemput Oci, apalagi jika sudah diatas jam 12, ia akan nangkring di parkiran cafe Oci. Sedangkan Mika sangat bervariasi, kadang Julfi, kadang menebeng barista yang pasti tidak pernah pacarnya. Pernah satu kali mereka pulang telat, kebetulan Mika tidak ada tebengan hari itu dan kosannya sudah dipastikan dikunci akhirnya Oci menawarkan untuk menginap. Karena sudah sangat malam, Oci melarang Mika untuk memesan gujek, ia malah memberikan ide untuk boti dengan Wilmar tentunya sudah di setujui oleh Wilmar. Mika awalnya tidak masalah, ia jadi hemat ongkos tapi yang tidak ia sangka adalah keengganan Oci untuk duduk di tengah, karena sudah terdesak dan ia sadar diri bahwa ia yang menumpang akhirnya Mika mengalah untuk di tengah. Sejak saat itu ia selalu memastikan punya tebengan sebelum akan pulang.

"Ehehehe, hari ini sama siapa lo?" Oci cengengesan mengingat adegan boti.

"Gue udah ngetag bang Oni hehehehe"

"Hmmm gercep juga, pacar lo mana sih? Gak guna banget"

"Gak usah diharepin dia mah, si Wilmar udah diparkiran?"

"Tadi dia bilang ke gue kalo udah beres telpon aja, tapi dari tadi gue chat gak dibales. Gue gak enak, takutnya udah tidur" jelas Oci

"Oohh bisa jadi, terus kalo gak ada Wilmar lo gimana?

"Gue gujek aja kali ya? Masih jam 11 juga"

"Coba di telpon aja ci sekali kan dia yang minta"

"Gue tuh gak enak sama dia, lo tau kan dia kalo anter gue tuh harus muter dulu. Mana cuma pake kaos sama celana pendek, padahal cuma temen tapi kenapa segitunya gitu"

"Huff pacar gue aja ogah jemput gue, ini si Wilmar baik banget sukarela"

"Iya kan? Fix gue gujek aja deh, tu bang Oni dah beres" Mika segera mendekat ke motor bang Oni sedangkan Oci langsung memesan gujek.

"Hati-hati ci!" Teriak Mika yang sudah diatas motor serta bang Oni yang ikut pamit. Setelah motor bang Oni melaju, datanglah gujek pesanan Oci. Dalam perjalanan pulangnya, ia dikejutkan dengan balasan chat dari Wilmar.

Wilmar

Wilmar : sorry
Wilmar : lo masi di cafe?
Wilmar : gue kesana

Oci : eh gak usah wil
Oci : gue udah dijalan pulang

Wilmar : sama siapa?

Oci : gujek hehe

Wilmar : kenapa gak nelpon gue?

Oci : gue takut ganggu lo
Oci : udah gue aman, ni udah deket

Rosemary🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang