Part 9 Undercover

62 11 0
                                    

Hari yang melelahkan namun tugas mereka belum selesai. Setelah membersihkan diri mereka kembali berkutat pada misi. Kun bertugas untuk mendengarkan segala suara yang dikeluarkan oleh laki-laki bertato harimau yang masuk ke dalam toilet. Sedangkan Ten ditugaskan untuk mendengar suara dari alat yang dipasangnya pada laki-laki yang mengaku sebagai manager bar.

Diyo dan Erwin bertugas menyelesaikan satu ruangan yang tidak bisa diaksesnya tadi. Lucas sedang berolahraga sedikit push up, pull up dan sit up. Hendery, Dejun dan Yangyang bertugas untuk memasak makan malam. Hanya 10 ramyeon instan untuk memenuhi 8 perut yang lapar. Sebenarnya hanya Dejun. Yangyang dan Hendery sibuk berdebat hal tidak penting.

Ten teriak memecah keheningan, seperti mendapat jackpot. "Narkoba dari Brazil dateng ke mereka lusa jam 16.00 waktu korea".

Tidak lama raut wajah Ten berubah. Awalnya dia kaget namun tiba-tiba dia menyeringai mengerikan.

"Ada lagi informasi penting?" tanya Diyo.

"Dia berencana untuk mencari Teni dan menghabisinya".

"Teni?" tanya Kun.

"Gue yang cantik banget tadi" ucap Ten bangga.

Keenam pasang mata disana sangat khawatir. Bukan pada Ten, melainkan kepada manager bar yang sudah ditandai oleh Ten.

"Mau taruhan ga? organ mana yang dibawa pulang?" bisik Lucas kepada Hendery, Yangyang dan Dejun yang kebetulan ada disebelahnya.

"Mata" jawab Hendery
"Jantung" jawab Yangyang
"Gue jari tengah deh" ucap Lucas
"Gila lo pada" jengah Dejun
"Yang kalah jentik jidat pake karet 10 kali ya" tambah Lucas yang diangguki Yangyang dan Hendrey sebagai persetujuan.

"Kun ada informasi?" Diyo bertanya pada Kun

"Suara teriakan cewek bang, gue gak bisa jelas translate, suaranya saling tumpang tindih" ujar Kun.

"Kasih ke gue" Ten menawarkan diri. Dia segera memasang earphone yang tadi dipakai Kun.

"Hening" heran Ten.

"Gue denger dia banting pintu tadi" ucap Kun.

"Bentar, dia lagi di taxi. 824-9 yeoksam-dong, gangnam-gu" Ten menuliskan sebuah alamat.

"Nice catch" puji Diyo. Ten tersenyum bangga.

"Bang bang kodenya kebuka. Ruangannya kebuka" pekik Erwin.

Seluruh anggota segera menghampiri Erwin.

Mereka dibuat menganga, pasalnya ada sebuah ruangan yang tidak manusiawi disana. Betapa teganya memperlakukan manusia seperti itu. Wanita-wanita itu dikurung dalam jeruji besi, keadaannya sangat kotor bahkan tidak sedikit diantara mereka memiliki luka di tubuhnya. Ada yang tidur meringkuk ketakutan, ada yang hanya menatap kosong kedepan, ada juga yang tengah memakan setengah rotinya. Total 25 wanita. Para wanita berusia 12 - 40 tahun. Jika harus menebak, 3 diantaranya berusia remaja.

"Bang harusnya ini udah cukup bukti untuk kasus penculikan dan perdagangan manusia" usul Ten.

"Kita belum bisa menyerahkan ke polisi, aku tidak tau ini kasus penculikan atau kesepakatan kedua belah pihak" Ide Diyo.

"Gak ada yang mau dijadiin kaya gitu bang, salah satu pihak pasti dirugikan" debat Dejun.

"Secara nyata memang iya, namun perjanjian di atas materai tidak bisa dielak. Bisa jadi mereka berhutang dan menjadikan anak, istri atau bahkan diri mereka sendiri sebagai jaminan. Polisi tidak bisa berbuat apa-apa jika surat perjanjian ada dan terpampang nyata. Kasus seperti ini di Korea sangat banyak terjadi" terang Diyo.

Secret Agent From SM (ed WayV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang